Selasa, 18 Februari 2025 BBKSDA Jawa Timur
Gresik, 18 Februari 2025. Di tengah lanskap perkotaan yang terus berkembang di Gresik, interaksi negatif antara manusia dan satwa liar menjadi tantangan yang kian sering terjadi. Sejak awal tahun 2025, Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Gresik telah menerima berbagai laporan mengenai kemunculan satwa liar di pemukiman warga. Dalam upaya mitigasi konflik ini, sinergi antara pemadam kebakaran dan BBKSDA Jatim menjadi kunci utama dalam penyelamatan satwa yang terdampak.
Tim Matawali Seksi KSDA Wilayah III Surabaya melakukan evakuasi satwa liar dari Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Gresik, 17 Februari 2025. Sebanyak 20 individu satwa liar berhasil dievakuasi dan diserahkan kepada Seksi KSDA Wilayah III Surabaya.
Mayoritas satwa tersebut adalah ular Sanca Kembang (Malayopython reticulatus), sebanyak 17 ekor, diikuti oleh 3 ekor Biawak Air (Varanus salvator), dimana satwa tersebut diselamatkan pada periode 8 Januari hingga 17 Februari 2025. Satwa-satwa ini ditemukan di berbagai lokasi, mulai dari area perumahan hingga fasilitas umum, di mana keberadaannya memicu kekhawatiran masyarakat.
Proses evakuasi ini merupakan bagian dari implementasi Program Matawali (Penyelamatan Satwa Liar), sebuah inisiatif yang bertujuan untuk membangun sinergitas antara BBKSDA Jawa Timur dan tim penyelamat lokal dalam menangani interaksi negatif antara manusia dan satwa liar. Setelah dievakuasi, satwa-satwa tersebut ditranslokasi ke Kandang Transit Wildlife Rescue Unit (WRU) - BBKSDA Jatim untuk menjalani rehabilitasi sebelum dilepasliarkan ke habitat yang lebih sesuai.
Memperkuat Kapasitas dan Pencegahan
Keberhasilan program ini tak hanya terletak pada penyelamatan satwa, tetapi juga pada upaya membangun pemahaman masyarakat mengenai pentingnya keberadaan satwa liar dalam ekosistem. Penguatan komunikasi antara Tim penyelamat dan BBKSDA Jatim sangat penting dilakukan dalam rangka meningkatkan efektifitas penanganan interaksi negatif antara manusia dan satwa liar.
Disamping itu, peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan formal dan informal bagi petugas serta komunitas lokal juga diperlukan guna optimalisasi respon terhadap laporan keberadaan satwa liar yang berinteraksi negatif dengan manusia. Dan yang tidak kalah penting adalah penyusunan strategi mitigasi jangka panjang, termasuk penentuan area rawan konflik dan penguatan perlindungan habitat alami satwa liar melalui kompilasi data penanganan satwa yang selama ini dilakukan.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan keseimbangan antara aktivitas manusia dan kelangsungan hidup satwa liar. Sinergi antara tim pemadam kebakaran dan tim Matawali bukan sekadar aksi reaktif, tetapi juga bagian dari strategi besar dalam melestarikan keanekaragaman hayati di Jawa Timur.
Di balik setiap penyelamatan, ada harapan baru bagi satwa liar untuk kembali ke habitat alaminya dan bagi manusia untuk hidup berdampingan dengan alam dalam harmoni.
Sumber : Fajar Dwi Nur Aji, Pengendali Ekosistem Hutan Muda Balai Besar KSDA Jawa Timur
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 5