Rabu, 16 Agustus 2017
Keberadaan hutan sebagai tempat penyimpan cadangan air sudah tidak dapat dinafikan lagi. Hutan yang berisikan berbagai jenis pepohonan, menjalankan fungsinya seperti “spons raksasa” yang akan menyerap air hujan selama musim penghujan dan secara perlahan-lahan akan melepaskannya selama musim kemarau. Namun, kekhawatiran muncul ketika luas hutan semakin lama semakin berkurang, tergerus oleh semakin meningkatnya ruang yang dibutuhkan untuk berbagai aktivitas manusia. Ketika hutan berangsur-angsur semakin terdegradasi, lantas bagaimana dengan keberadaan air sebagai sumber kehidupan? Tentunya, air juga akan menjadi barang langka, utamanya pada saat musim kemarau.
Kekhawatiran itulah yang mendorong Forum Pelatihan Pangan (Peduli Lahan Kritis dan Ketahanan Pangan) bersama Balai Pengelolaan DAS-HL Cimanuk Citanduy beserta Paguyuban Warga Hujungtiwu menyelenggarakan kegiatan Deklarasi Penyelamatan Sumber Daya Air berlokasi di Desa Hujungtiwu, Kec. Panjalu, Kec. Ciamis pada tanggal 15 Agustus 2017. Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Konservasi Nasional dan juga menyambut Hari Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia ke-72.
Acara yang turut dihadiri oleh perwakilan BBKSDA Jawa Barat beserta perwakilan dari instansi lain seperti Direktorat Jenderal PPI, Direktorat Jenderal PSKL, BP DAS-HL Cimanuk Citanduy, Perhutani, Dinas Pekerjaan Umum Ciamis, Dinas Pertanian Ciamis, Camat Panjalu, Kepala Desa Hujungtiwu, Forum Pelatihan Pangan, dan masyarakat Desa Hujungtiwu, diawali dengan kegiatan penanaman di sekitar lokasi embung Hunjungtiwu. Adapun jenis tanaman yg ditanam antara lain jenis mahoni, manglid, dan jenis buah buahan.
Puncak acara pada kegiatan tersebut diisi dengan pembacaan Deklarasi Penyelamatan Sumber Daya Air sekaligus penandatanganan pada prasasti yang menyatakan bahwa peserta yang hadir sepakat untuk mendukung penyelamatan sumber daya air di Desa Hujungtiwu yang merupakan binaan BP DAS Cimanuk Citanduy.
Secara khusus, Suaka Margasatwa (SM) Gunung Sawal dan Cagar Alam (CA) Nusa Gede Panjalu, dua kawasan konservasi di bawah pengelolaan BBKSDA Jawa Barat, merupakan bagian dari DAS Citanduy. Dengan demikian, pengelolaan SM Gunung Sawal dan CA Nusa Gede Panjalu dapat menjadi bagian yang memperkuat fungsi DAS Citanduy. Sebagai contoh, dalam konteks penguatan DAS Citanduy/penyelamatan sumber daya air, BBKSDA Jawa Barat pada tahun 2017 ini telah melaksanakan kegiatan pemulihan ekosistem di SM Gunung Sawal dan akan berlanjut pada tahun-tahun berikutnya. Lebih lanjut, pada tahun 2018 BBKSDA Jawa Barat akan melaksanakan inventarisasi mata air yang terdapat di SM Gunung Sawal. Terakhir, masih di SM Gunung Sawal pada tahun 2017 ini kegiatan pemanfaatan sumber daya air untuk masyarakat di daerah penyangga kawasan konservasi melalui sebuah skema teknologi tepat guna (mini hydro power plant) akan dilaksanakan oleh BBKSDA Jawa Barat.
Deklarasi penyelamatan sumber daya air ini merupakan sebuah bentuk kepedulian seluruh elemen masyarakat untuk mempertahankan keberadaan hutan sebagai penghasil sumber daya air. Diharapkan, deklarasi ini tidak hanya menjadi aksi seremonial belaka, melainkan menjadi langkah awal dari sebuah komitmen untuk bersama-sama menjaga kelestarian hutan sehingga air sebagai sumber kehidupan masih dapat dinikmati oleh masyarakat.
Sumber: BBKSDA Jawa Barat
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0