Senin, 31 Oktober 2022
Labuan Bajo, 28 Oktober 2022. Balai Taman Nasional Komodo kembali melaksanakan pemulihan ekosistem melalui transplantasi terumbu karang di lima lokasi dalam kawasan Taman Nasional Komodo pada tanggal 12 – 15 Oktober 2022. Adapun kelima lokasi yang menjadi fokus pengamatan tim monitoring transplantasi terumbu karang antara lain: Pulau Pempe, Loh Kubu, Pantai Merah, Pulau Mangiatan, dan Pulau Gili Lawa Darat.
Balai Taman Nasional Komodo telah aktif melaksanakan pemulihan ekosistem melalui transplantasi terumbu karang sejak tahun 2020 di beberapa titik lokasi wilayah ekosistem perairan Taman Nasional Komodo yang dulunya kerap mengalami kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh oknum tidak bertanggungjawab. Untuk memantau upaya transplantasi terumbu karang yang telah dilaksanakan sebelumnya, tim Balai Taman Nasional Komodo perlu aktif melakukan monitoring perkembangan pertumbuhan bibit karang pada setiap lokasi transplantasi terumbu karang di dalam kawasan. Kali ini, tim berupaya memperoleh data pertumbuhan bibit karang yang kedua (T1) sekaligus melakukan penyulaman bibit-bibit karang yang mati.
Tim monitoring transplantasi terumbu karang memulai kegiatan dengan mengambil data T1 pada kelima lokasi transplantasi. Berdasarkan hasil observasi, tim melihat perkembangan pertumbuhan bibit karang di Pulau Pempe dalam kondisi baik dengan persentase pertumbuhan mencapai 79%. Meskipun demikian, tim tetap menemukan beberapa media tanam yang rusak diduga akibat dari penurunan jangkar kapal sehingga mengakibatkan kerusakan. Berbeda dengan lokasi transplantasi di Loh Kubu, tim menemukan banyak bibit karang yang mati pada media tanam. Menariknya, media tanam tersebut justru menjadi media tumbuh karang lunak yang baik. Tim melihat pertumbuhan karang lunak hampir menutupi seluruh media tanam di Loh Kubu. Fenomena menarik ini membuat tim monitoring karang tidak dapat mengumpulkan data T1 di situs pengamatan Loh Kubu.
Persentase tumbuh bibit karang di Pulau Mangiatan mencapai 74%. Sebanyak 98 media tanam diturunkan pada wilayah perairan Pulau Mangiatan sebelumnya. Setidaknya sebanyak 24 media tanam tertimbun oleh pasir dan sebanyak 22 bibit karang ditemukan mati. Sementara pada situs pengamatan di Pantai Merah, pertumbuhan bibit karang secara umum diamati dalam kondisi baik ditandai dengan bibit karang yang tumbuh menutupi media tanam dan mampu memanfaatkannya. Hal yang menjadi catatan bagi tim monitoring adalah bibit karang di lokasi monitoring Pulau Mangiatan dan Pantai Merah mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan sehingga tidak bisa dilakukan pengambilan data T1. Kendala ini mungkin disebabkan oleh terlambatnya pelaksanaan kegiatan monitoring transplantasi terumbu karang sehingga tidak melewati batas waktu pengambilan data T1 yang akurat.
Lokasi pengamatan yang kelima adalah perairan di sekitar Pulau Gili Lawa Darat. Sebelumnya tim telah mengumpulkan data T0 di lokasi ini pada tanggal 22 Mei 2022 dan dilanjutkan pengumpulan data T1 pada tanggal 15 Oktober 2022. Berdasarkan data pengamatan, rata-rata laju pertumbuhan bibit karang di lokasi ini mencapai 0.2 cm setiap bulannya. Kondisi bibit karang dan media tanam di lokasi transplantasi Gili Lawa Darat dalam kondisi baik secara keseluruhan dengan ditemukan beberapa bibit karang mati pada saat pengumpulan data T1 dilakukan.
Kegiatan monitoring transplantasi terumbu karang ini juga melakukan penyulaman bibit karang yang mati. Bibit yang mati langsung digantikan oleh bibit yang baru dengan jenis yang sama untuk menyesuaikan dengan kesesuaian tumbuh jenis pada lokasi transplantasi terumbu karang di Taman Nasional Komodo. Kegiatan penyulaman bibit karang merupakan salah satu tahapan pemeliharaan yang sangat penting karena dapat menjadi salah satu acuan pengumpulan data T0 maupun T1 kedepannya.
Untuk itu, petugas Balai Taman Nasional Komodo yang dikoordinir Gatot Kuncoro Edi (Kepala SPTN Wilayah II) dan berbagai pejabat fungsional serta PPNPN lingkup Balai perlu melakukan pemeriksaan rutin kondisi karang dan segera melaporkannya jika ditemukan bibit karang yang mati atau mengalami gangguan akibat dinamika ekosistem ataupun kerusakan akibat oknum yang tidak bertanggungjawab. Dengan pemulihan ekosistem yang berkelanjutan, harapannya ekosistem terumbu karang dan perairan di Taman Nasional Komodo tetap lestari kedepannya.
Sumber : Balai Taman Nasional Komodo
Penanggungjawab Berita: Kepala Balai Taman Nasional Komodo - Lukita Awang Nistyantara, S.Hut., M.Si. (+6285215959862)
Penulis Berita: Penyuluh Kehutanan Ahli Pertama - Fahri Ikhlas, S.Hut. (+6285263770138)
Penyunting Berita: Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Pertama - Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.Sc. (+6281310300678)
Informasi Lebih Lanjut: Call Center Balai Taman Nasional Komodo (+6281138290000)
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0