Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Halmahera Tengah menyelenggarakan Pelatihan Pemandu Wisata Geopark.

Senin, 10 Agustus 2020

Senin, 10 Agustus 2020 - Kepala Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata T. Heri Wibowo hadir sebagai pemateri dihari kedua Pelatihan Pemandu Wisata Geopark tahun 2020 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Halmahera Tengah. Weda, (08/08/2020).

Pengelolaan Wisata Taman Nasional Aketajawe Lolobata "Peluangnya sebagai Geopark" adalah judul materi yang disampaikan oleh T. Heri Wibowo pada pelatihan tersebut. Dalam materinya, Heri menyampaikan potensi Keaneragaman hayati, potensi ekowisata dan budaya kehidupan suku Tobelo dalam yang berada di dalam kawasan TNAL.

"Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata siap berkolaborasi dan bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah untuk mendorong serta mewujudkan Gua Bokimaruru menjadi Geopark". Ujar lelaki yang pernah bertugas di Papua ini.

Heri juga menambahkan, "tidak menutup kemungkinan TN Aketajawe Lolobata khususnya kelompok hutan Aketajawe yang berada di kabupaten Halmahera Tengah juga akan ikut diusulkan menjadi Taman Bumi (Geopark). Mengingat, kawasan tersebut juga memiliki potensi Geodeversity seperti bentangan alam Karst, Sungai bawah tanah, kehidupan masyarakat suku Tobelo dalam dan masih banyak potensi wisata lainnya yang layak untuk dusulkan sebagai Geopark. Kata Heri.

Peserta yang hadir dalam pelatihan Pemanduan wisata geopark berjumlah 40 orang, yang terdiri dari perwakilan komunitas dan pelaku pariwisata yang berada di Kabupaten Halmahera Tengah. Selain kepala Balai, hadir juga Jumrin Said, selaku Kepala Seksi Pengelolaan TN. Aketajawe Lolobata wilayah I Weda yang juga ikut memberikan materi tentang Interpretasi Wisata Alam di TN. Aketajawe Lolobata.

Kegiatan pelatihan dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dispbudpar)0 Kabupaten Halmahera Tengah, Husain Ali. Dalam sambutannya, beliau berharap, kegiatan ini dapat menghasilkan pemadu-pemadu wisata yang profesional khususnya wisata minat khusus di Kabupaten Halmahera Tengah.

"Hentikan diskusi dan perdebatan yang tak berfaedah. Apa lagi sampai menimbulkan polemik dan perbuatan yang merugikan banyak orang. Sudah saatnya komunitas yang berada di Kabupaten Halmahera Tengah untuk bersatu dan berkolaborasi bersama pemerintah untuk membangun Halmahera Tengah lebih maju kedepan". Harap Husain.

Kegiatan pelatihan berlangsung selama tiga hari. Materi Khusus tentang Pemandu wisata minat khusus (Geopark) dibawakan oleh M. Sofyan Ansar, ketua umum Generasi Pesona Indonesia Maluku Utara. Materi yang disampaikan Opan adalah dasar-dasar tentang pemanduan. Mulai dari peran dan tanggung jawab sampai dengan kode etik seorang pemandu wisata serta teknik interpretasi saat tour edukasi di destinasi geowisata.

"Dalam menjalankan tugas, seorang Pemandu wisata harus mampu menguasai diri, senang, segar, rapi, bersih serta berpenampilan yang simpatik. Seorang Pemandu wisata, harus mampu menjelaskan dan memberikan informasi yang lengkap tentang objek wisata yang sedang dikunjungi oleh wisatawan dan juga melindungi serta memberi jaminan keselamatan dan kenyamanan pada wisatawan". jelas Opan dalam materinaya.

Ketua Pengda Ikatan Ahli Geologi Indonesia Maluku Utara. Deddy Arief, hadir sebagai pemateri dalam pelatihan Pemandu wisata geopark. "Potensi Wisata Karst Bokimaruru menuju Geopark" adalah materi terahir yang dinanti-nantikan oleh para peserta pelatihan. Isi dari materi ini merupakan penjelasan teknis dan ilmiah tentang potensi Geowisata yang berada di gua Bokimaruru.

Dalam penjelasannya, Deddy menjelaskan tentang proses terbentunknya batuan karst di Bokimaruru sampai dengan sebaran batuan karst di Kabupaten Halmahera Tengah. "Selain di Bokimaruru, sebaran batuan karst terbesar di Kabupaten Halmahera Tengah juga terdapat di wilayah Taman Nasional Aketajawe Lolobata. Ini dibuktikan dengan adanya temuan-temuan gua terbanyak di Maluku Utara adalah di TNAL. Terang Deddy.

 

Deddy juga menyampaikan, tentang pentingnya seorang guide Geowisata untuk menguasai lingkungan sekitar destinasi yang berada di wilayahnya. "Pemandu Geowisata, wajib mengupdate tentang ilmu geologi dan bisa menjelaskan secara utuh kepada wisatan tentang jenis batuan, struktur dan proses terjadinya bentangan alam karst dan unsur-unsur pembentuknya serta manfaatnya kepada masyarakat sekitar". Kata Dosen Geologi ini.

Deddy juga menyinggung tentang potensi keaneragaman hayati yang terdapat di dalam kawasan TN. Aketajawe Lolobata, yang kalau di delenasaikan menjadi satu kawasan yang utuh dengan geosite Bokimaruru. Maka, ini adalah suatu hal yang sangat luar biasa apabila diusulkan menjadi kawasan Geopark di kabupaten Halmahera Tengah.

Di hari ketiga sekaligus hari terahir pelatihan. Kegiatan dilanjutkan dengan praktek lapangan. Oleh panitia, Semua peserta diajak mengunjungi beberapa Geosite yang berada di Kabupaten Halmahera Tengah. Dalam praktek lapangan, peserta dibagi mejadi 4 kelompok yang ditugaskan menjadi pemandu geowisata dan bisa menjelaskan semua informasi yang berada disetiap titik Geosite yang akan dikunjungi sesuai dengan materi yang telah disampaikan oleh para pemateri.

Geosite Gua Bokimoruru yang terletak di Desa Sagea, menjadi titik terahir kunjungan. Di Gua Bokimaruru, semua peserta terlihat santai dan sangat menikmati keindahan alam yang sangat memanjakan mata itu. Banyak hal bisa dilakukan di destinasi ini. Mulai dari, mandi di air sungai yang begitu jernih, bermain tubing, berkano, susur gua dan berkemah.

Selain peserta pelatihan, terdapat juga wisatawan lain yang sedang berwisata di Geosite ini. Nampak ramai dengan berbagai aktifitas di destinasi yang saat sedang diusulkan menjadi satu-satunya Taman Bumi (Geopark) di Pulau Halmahera, Maluku Utara.

"Bokimaruru akan menghipnotis kalian yang berkunjung kesini. Semua beban yang ada dipikiran pasti hilang seketika setelah melihat keindahan bentangan alam yang sangat menakjubkan. Kata salah satu pengunjung yang berasal dari Ternate.

 

Kegiatan pelatihan diahiri dengan dideklarasikan Himpunan Paramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Halmahera Tengah oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Halmahera Tengah dan disaksikan oleh Ketua umum Pengurus Daerah HPI Provinsi Maluku Utara, Kepala Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata beserta panitia pelaksana.

 

Sumber: Balai TN Aketajawe Lolobata

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Belum terdapat komentar pada berita ini