Kamis, 06 Agustus 2020
Yogyakarta 5 Agustus 2020, Kepala Balai KSDA Yogyakarta, M. Wahyudi didampingi Plt. Kepala Seksi Konservasi Wilayah II, Kepala Resort SM Paliyan dan Manager Lapangan PT Rimba Partikel Indonesia (RPI) melakukan peninjauan ke lokasi Program Social Forestry masyarakat daerah penyangga SM Paliyan di Gunungkidul, Selasa (4/8/20).
Kegiatan Social Forestry masyarakat daerah penyangga SM Paliyan ini merupakan pengembangan dari pelaksanaan program kerjasama yang dilakukan Mitsui Sumitomo Insurance Group (MSIG) melalui PT RPI. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya mendorong pembangunan hutan milik masyarakat di sekitar kawasan SM Paliyan yang diarahkan untuk menambah tutupan lahan sekitar kawasan SM Paliyan dan sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat melalui penanaman kayu industri.
Program ini telah dilaksanakan secara kontinyu sejak tahun 2016, dimana setiap tahunnya di awal musim penghujan MSIG bekerjasama dengan Balai KSDA Yogyakarta menyediakan bibit secara gratis kepada masyarakat sebanyak 40.000 – 50.000 bibit yang terdiri atas jenis-jenis seperti Sengon, Gmelina, Eucalyptus dan Akasia. Sejak tahun 2019, penyediaan bibit dilakukan oleh kelompok tani hutan (KTH) Ngudi Rejeki. Di tahun 2020 ini, KTH Ngudi Rejeki membuat 20.000 bibit Sengon.
Untuk dapat menghasilkan bibit yang berkualitas baik, MSIG dan Balai KSDA Yogyakarta terus melakukan pendampingan kelompok termasuk upaya pembinaan dan pelatihan terhadap kelompok. Dengan demikian diharapkan anggota kelompok tani dapat memiliki kemampuan dalam hal pembibitan maupun penguasaan teknologi persemaian yang tentunya berdampak terhadap tambahan penghasilan anggota kelompok tani. Bibit yang dihasilkan KTH Ngudi Rejeki tersebut nantinya akan dibeli MSIG dan selanjutnya dibagikan gratis kepada masyarakat sekitar SM Paliyan yang membutuhkan bibit saat musim hujan tiba.
Dalam kunjungannya M. Wahyudi menyampaikan pesan kepada anggota KTH Ngudi Rejeki agar terus peduli terhadap kelestarian kawasan SM Paliyan. “Apa yang dilakukan KTH Ngudi Rejeki ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat sekitar SM Paliyan. Meskipun kawasan SM Paliyan ini dikenal sebagai kawasan batu bertanah karena lebih banyak batu dibanding tanahnya, namun dengan kesungguhan tekad, mewujudkan Paliyan yang hijau bukanlah sesuatu yang mustahil. Yang diperlukan saat ini adalah kerjasama seluruh elemen masyarakat. Bibit yang ada nantinya dapat ditanam dan terus dipelihara agar dapat tumbuh dengan baik. Jika kawasan Paliyan ini menghijau, masyarakat sendiri yang akan memetik manfaatnya” kata M. Wahyudi.
Sumber : Balai KSDA Yogyakarta
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0