WORKSHOP METT: Evaluasi Pengelolaan Kawasan Konservasi

Senin, 25 November 2019

Banjarbaru, 20 November 2019. Penilaian efektivitas pengelolaan kawasan konservasi dengan perangkat Manajemen Effectiveness Tracking Tool (METT) atau yang biasa disingkat METT adalah kegiatan untuk mengevaluasi sejauh mana upaya pengelolaan suatu kawasan konservasi dilakukan telah dilaksanakan, apakah sudah efektif atau masih harus ditingkatkan. Upaya pemantauan terhadap kondisi pengelolaan kawasan konservasi telah dikembangkan oleh beberapa lembaga di dunia. METT sendiri merupakan salah satu dari sekian perangkat evaluasi yang telah digunakan secara luas. METT dihasilkan oleh Bank Dunia dan WWF sejak tahun 2007.

Bertempat di Fave Hotel Banjarbaru, Balai KSDA Kalimantan Selatan menyelenggarakan workshop penilaian efektivitas pengelolaan kawasan konservasi lingkup Balai KSDA Kalimantan Selatan tahun 2019. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 18-19 November 2019. Acara dibuka oleh Kepala Balai KSDA Kalimantan Selatan, Dr. Ir. Mahrus Aryadi, M.Sc. Dalam kesempatan tersebut Kepala Balai menyampaikan bahwa workshop METT ini merupakan salah satu upaya self assesment terhadap upaya pengelolaan yang KSA-KPA (Kawasan Suaka Alam-Kawasan Pelestarian Alam, red) yang telah dilakukan oleh kita, khususnya BKSDA Kalsel. Hasil evaluasi atau penialian dari kegiatan ini menurut akan menjadi masukan atau rekomendasi bagi peningkatan upaya pengelolaan ke depan. Ibarat hasil diagnosa dokter, kita dapat melihat kekurangan/kelemahan dari manajemen pengelolaan kawasan yang sedang berlangsung. Selanjutnya dapat dilakukan perbaikan untuk menjadi lebih baik ke depannya. “Saya minta kepada semua peserta workshop dapat mengikuti dan menjalani proses penilaian dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan hasil maksimal”, pungkas Mahrus.

Workshop METT dipandu oleh fasilitator dari Direktorat Kawasan Konservasi, Andhika Chandra Ariyanto, S.Hut, M.Sc. Selama penilaian berlangsung, fasilitator memandu step by step langkah penilaian yang dilakukan oleh peserta. Peserta Workshop sendiri terdiri dari unsur internal dan eksternal Balai KSDA Kalsel. Unsur internal terdiri dari petugas resort/lapangan, pejabat fungsional PEH, Polhut dan Penyuluh serta unsur perencanaan dan didukung oleh Kepala Seksi Konservasi Wilayah.  Sedangkan unsur eksternal berasal dari wakil masyarakat binaan/ mitra Balai KSDA Kalsel. Peserta lainnya yang terlibat dalam penilaian METT adalah UPT Tahura Sultan Adam.

Penilaian efektivitas pengelolaan kawasan konservasi dengan perangkat METT sendiri merupakan salah satu indikator kinerja kegiatan (IKK) Direktorat Jenderal KSDAE, memiliki skor/nilai METT ≤70%. Penilaian dilakukan terhadap elemen-elemen utama penting dalam siklus pengelolaan kawasan konservasi. Aspek-aspek penilaian dikelompokkan dalam 6 aspek utama yaitu:

  1. Pemahaman akan konteks dari kawasan konservasi, berupa nilai-nilai penting yang dimiliki oleh kawasan, ancaman-ancaman yang dihadapi, peluang-peluang yang tersedia, dan parapihak yang terlibat;
  2. Perencanaan terhadap pengelolaan kawasan, meliputi desain (bentuk, luas dan lokasi), perumusan visi, tujuan, dan target untuk pelestarian nilai-nilai penting dan mengurangi tekanan;
  3. Alokasi sumber daya (input), yang meliputi personil/staf, alokasi anggaran yang tersedia dan peralatan pendukung pengelolaan;
  4. Kegiatan-kegiatan pengelolaan yang dilakukan sesuai dengan standar yang bisa diterima (proses);
  5. Produk dan jasa (output) yang dicapai, dalam hal ini disesuaikan yang direncanakan; dan
  6. Dampak atau outcome yang dicapai, dalam hal ini disesuaikan dengan tujuan pengelolaan.

Kawasan konservasi yang dinilai, pada kesempatan ini ada 10 kawasan konservasi yang terdiri dari 9 KSA/KPA yang dikelola Balai KSDA Kalimantan Selatan dan Tahura Sultan Adam yang dikelola oleh UPT Tahura Sultan Adam Dishutprov Kalsel.

Hasil penilaian efektivitas pengelolaan kawasan konservasi sebagaimana tabel berikut. Skor tersebut merupakan hasil penilaian efektivitas pengelolaan selama periode waktu Nopember 2018 s.d Oktober 2019.

No. Kawasan Skor METT (%)
1. CA Gunung Kentawan 72
2. CA Teluk Kelumpang, Selat Laut, Selat Sebuku 61
3. CA Teluk Pamukan 61
4. CA Sungai Lulan Sungai Bulan 53
5. SM Pulau Kaget 71
6. SM Kuala Lupak 69
7. TWA Pulau Kembang 63
8. TWA Pulau Bakut 69
9. TWA Pelaihari Tanah Laut 61
10. Tahura Sultan Adam 74

Kepala Balai KSDA Kalsel menyikapi hasil di atas mengatakan bahwa kedepan harus kerja keras dan cerdas agar bisa mencapai nilai 70 atau lebih. Selain itu, sudah saatnya kita mengevaluasi bukan hanya output, tetapi juga outcome atau manfaat yang dirasakan langsung oleh para pihak terkait, khususnya masyarakat sekitar kawasan. (ryn)

Sumber : Mila Rabiati, S.Hut., M.Si - PEH Balai KSDA Kalimantan Selatan

2

3

 

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini