Selasa, 12 November 2019
Boyolali, 12 November 2019. Balai Taman Nasional Gunung Merbabu bersama LIPI melakukan pelepasliaran 30 ekor landak jawa (Hystrix javanica) yang dilindungi Undang Undang (UU). Lokasi pelepasan sudah dikaji dan dipilih oleh peneliti dari LIPI dengan tipologi habitat yang sesuai dengan kriteria tempat tumbuh landak. Areal pelepasan adalah kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu yang beberapa saat lalu terbakar hebat. Akibat kebakaran tersebut selain beragam tumbuhan yang terbakar, banyak juga satwa yg mati. Dengan program pelepasliaran landak ini diharapkan dapat merestorasi kembali anasir-anasir ekosistem Gunung Merbabu yang sempat terganggu karena kebakaran hutan kemarin.
Lokasi pelepasan landak dipilih di areal jurang yang sangat jauh dari ladang atau pemukiman penduduk. Lokasi pelepasan ada 3 tempat yaitu atas daerah Ampel Boyolali di 2 lokasi yaitu Dusun Candilaras (12 ekor) dan Dusun Mongkrong (8 ekor) serta 1 lokasi diatas pakis Magelang (10 ekor).
Ketiga puluh landak tersebut merupakan landak hasil penangkaran dan sekaligus riset dari LIPI yang indukannya bersumber dari Gunung Merbabu dan Gunung Lawu. Umur landak yang dilepasliarkan sekitar 2 tahun. Landak sudah diberi semacam chips/GPS sehingga nanti secara reguler LIPI akan memonitor keberadaan landak tersebut.
Acara pelepas liaran dibuka oleh Kepala Puslit Biologi LIPI, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) Ditjen KSDAE Kementerian LHK dan Kepala Balai TN Gunung Merbabu. Ir. Junita Parjanti, MT., Kepala Balai TN Gunung Merbabu mengatakan diharapkan pelepasliaran landak dapat memulihkan ekosistem Merbabu dan dapat melestarikan keberadaan jenis landak ini (di Indonesia ada 4 jenis) dari kepunahan di alam. Lebih lanjut drh. Indra Eksploitasia, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Ditjen KSDAE menjelaskan populasi landak akan dapat berkembang dengan baik di habitat alam TN Gunung Merbabu, serta kedepan tidak ada lagi perburuan liar. Masyarakat diharapkan dapat mengembangkan kegiatan penangkaran yang dapat menjadi alternatif mata pencaharian masyarakat yang dulunya berburu dapat menangkarkan dan memanfaatkan landak secara berkelanjutan.
Sumber : Balai Taman Nasional Gunung Merbabu
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 3