Selasa, 12 November 2019
Yogyakarta,9 November 2019, Kepala Balai KSDA Yogyakarta, M. Wahyudi dampingi Grup Manajer Sumitomo Forestry Co. Ltd Japan, Mr. Sato Hirotaka dan Field Manager Proyek Kerjasama Paliyan, Gunawan Setiaji melakukan audiensi dengan Dirjen KSDAE, Ir. Wiratno, M.Sc di Jakarta, Hari Jum’at (08/11/19).
Dalam kesempatan ini, Mr. Sato menjelaskan tentang kegiatan Sumitomo Forestry di Indonesia seperti JAGAFOPPTA di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Taman Nasional Manupeu Tana Daru, Taman Nasional Gunung Ciremai, serta Proyek Paliyan yang didanai oleh Mitsui Sumitomo Insurance. Mr. Sato selanjutnya menyampaikan mengenai kendala yang dihadapi Sumitomo Forestry selama melaksanakan kegiatan Proyek Paliyan dan mengutarakan rencana perpanjangan proyek Paliyan Tahap IV dari tahun 2021 – 2025. Sumitomo Forestry akan memberikan dukungannya kepada Balai KSDA Yogyakarta terkait upaya penyelesaian konflik dan permasalahan yang masih terjadi di SM Paliyan.
Sementara itu, M. Wahyudi menyampaikan mengenai progres penyelesaian permasalahan di tingkat tapak antara masyarakat, BKSDA Yogyakarta dan Sumitomo Forestry. Masyarakat seringkali masih menebangi tanaman yang telah ditanam oleh Mitsui Sumitomo Insurance di petak 141 dan 137. “Saya telah bertemu dengan tokoh masyarakat Paliyan melalui Forum SM Paliyan, momentum itu saya gunakan untuk menggali informasi permasalahan yang ada di SM Paliyan dari para tokoh masyarakat yang hadir. Kemudian kami bersama Kepala Desa, Kepala Dusun dan Tokoh masyarakat lainnya mengecek langsung di lapangan dan memang masih dijumpai permasalahan kelestarian hutan di petak 137 dan 141 yang berbatasan dengan Dusun Manggul dan Dusun Karangasem A dimana tanaman yang telah ditanam Sumitomo Forestry masih sering ditebangi. Setelah kita telusuri dan analisa permasalahan lebih lanjut ternyata ada miskomunikasi antara masyarakat dengan BKSDA Yogyakarta terkait pembuatan jalan tembus antara Dusun Manggul dengan Dusun Namberan yang melewati tepi SM Paliyan serta rencana revitalisasi telaga yang mati/kering di Blok 141 berbatasan dengan dusun Manggul yang tidak disetujui BKSDA Yogyakarta. Miskomunikasi inilah yang kadang menimbulkan konflik antara masyarakat dengan BKSDA Yogyakarta selaku pemangku kawasan. papar M. Wahyudi.
Lebih lanjut M. Wahyudi menjelaskan langkah yang diambil dalam penyelesaian permasalahan yang ada di SM Paliyan. “Terkait permasalahan tersebut, BKSDA Yogyakarta akan segera mengajukan revisi penataan blok SM Paliyan. Penataan blok ini dipandang sebagai salah satu solusi untuk penyelesaian permasalahan yang ada di kawasan, disamping juga untuk melihat kembali lokasi-lokasi yang belum masuk ke dalam blok khusus seperti jalan aspal di depan kantor resort SM Paliyan dan jalan aspal yang melintasi Depo Pendidikan Latihan Tempur (Dodiklatpur) Paliyan. Untuk rencana revisi penataan blok pengelolaan SM Paliyan ini telah disetujui Bapak Dirjen.” Jelasnya.
Merespon apa yang disampaikan Grup Manager Sumitomo Forestry dan Kepala Balai KSDA Yogyakarta tersebut, Ir. Wiratno menyampaikan beberapa arahan antara lain:
Revitalisasi embung selain mendukung kehidupan masyarakat sekitar kawasan, juga dapat bermanfaat sebagai tempat minum satwa, ketersediaan air untuk penyiraman tanaman dalam rangka rehabilitasi SM Paliyan maupun air yang diperlukaan sebagai antisipasi kebakaran hutan.
Dalam audiensi tersebut, Ir. Wiratno selanjutnya menyerahkan Buku Ten (New Ways) Pengelolaan Kawasan Konservasi di Indonesia kepada Mr. Sato, dan foto Paliyan ada di dalam buku tersebut. Ir. Wiratno juga menegaskan bahwa implementasi 10 cara baru kelola kawasan konservasi perlu dilakukan hingga ke tingkat tapak. Dengan demikian permasalahan di lapangan dapat segera diselesaikan.
Sumber : Balai KSDA Yogyakarta
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0