Manfaat Ekonomi Wisata Pendakian Bagi Masyarakat Lokal dan Kelestarian Taman Nasional Gunung Merbabu

Rabu, 10 April 2019

Wisata pendakian Gunung Merbabu sangat menarik bagi para calon pendaki (penunjung) yang berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa, antara lain: Klaten, Solo, Semarang, Yogyakarta, Boyolali, Bandung, Jakarta, Bekasi, Ciamis, Banten dan sekitarnya, bahkan wisatawan mancanegara seperti Australia, Singapura, Malaysia, dan Eropa. Salah satu pintu masuk pendakian yang resmi di TN Gunung Merbabu (TNGMb) adalah jalur pendakian Selo via dusun Genting desa Tarubatang Kecamatan Selo Boyolali dengan gerbang masuk berada di lokasi kantor Resort Selo.

Secara umum kegiatan wisata di Jalur pendakian Selo telah memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat lokal (sekitar kawasan TNGMb) yaitu Dusun Genting Desa Tarubatang. Dampak ekonomi ini terjadi karena adanya perputaran uang antara pengunjung, unit usaha yang tersedia, dan tenaga kerja. Semakin banyak kunjungan pendakian akan memberikan dampak berupa pendapatan yang lebih banyak kepada unit usaha yang tersedia. Unit usaha masyarakat yang berkembang dan memberikan aliran ekonomi sebagai berikut :

  • Penyediaan makanan dan minuman (warung makan)
  • Penyediaan/persewaan peralatan pendakian (outdoor)
  • Jasa guide dan porter (10 orang)
  • Souvenir / cinderamata di setiap basecamp
  • Jasa transportasi (travel) seperti angkutan umum dan ojek
  • Pengelolaan basecamp (17 rumah) dan parkir kendaraan

 

Gambar 1. Kondisi Kampoeng Basecamp dusun Genting Desa Tarubatang

 

Obyek dan daya tarik utama yang menjadi minat wisata pendakian Jalur Pendakian Selo antara lain tujuh pos pendakian sebagai lokasi berkemah, sarana jalur setapak, tanjakan sabana 1 dan 2, ekosistem eidelweiss, perbukitan batu tulis, pengamatan satwa liar (primata), pengamatan burung (avitourism), melihat sunrise/sunset, dan lain-lain.

No

Rute Pendakian

Jarak

Waktu

mdpl

1.     

Pos Tiket – Pos I: Dok Malang

1,7 km

40 menit

1836

2.     

Dok Malang – Pos II: Pandean

1 km

35 menit

2185

3.     

Pandean – Pos III: Watu Tulis

0,6 km

20 menit

2412

4.     

Watu Tulis – Pos IV: Savana 1

0,6 km

60 menit

2577

5.     

Savana 1 – Pos V: Savana 2

0,4 km

40 menit

2765

6.     

Savana 2 – Puncak Triangulasi

0,9 km

80 menit

2844

7.     

Tiangulasi – Puncak Kenteng Songo

100 m

5 menit

3145

 

Jumlah

5,3 km

4 jam 40 menit

     Tabel 1. Jarak Tempuh Jalur Pendakian Selo, TN Gunung Merbabu.

 

Pendaki wajib lapor dan membeli tiket PNBP (tiket resmi pemerintah berdasarkan PP No. 12 Tahun 2014) di Pos Tiket/Registrasi yang berada di sebelah barat kantor Resort Selo. Tiket yang dibeli (katagori wisatawan nusantara/lokal) terdiri dari 3 macam, yaitu: Tiket masuk kawasan (Rp. 5.000,-/orang), Tiket kegiatan mendaki/hiking (Rp. 5.000,-/orang) dan Asuransi jiwa (Rp. 1.000,-/orang), sedangkan tiket untuk pengunjung mancanegara berbeda pada kegiatan mendaki/hiking Rp. 150.000,-/orang. Hasil tiket ini disetorkan langsung ke Kementerian Keuangan RI melalui bendahara PNBP Balai TNGMb.

  

Gambar 2. Pos Tiket/Retribusi Resmi Jalur Pendakian Selo

 

 

No.

Bulan

2018

2017

2016

2015

2014

1.     

Januari

56.000.000

27.000.000

30.000.000

30.650.000

1.500.000

2.     

Pebruari

-

18.600.000

30.000.000

18.750.000

2.550.000

3.     

Maret

55.605.000

17.900.000

36.000.000

24.000.000

-

4.     

April

82.695.000

77.635.000

45.000.000

31.000.000

5.100.000

5.     

Mei

111.360.000

50.140.000

90.000.000

18.000.000

1.650.000

6.     

Juni

84.625.000

7.755.000

29.500.000

27.000.000

5.700.000

7.     

Juli

101.450.000

56.000.000

35.250.000

13.000.000

600.000

8.     

Agustus

135.517.500

64.935.000

35.000.000

51.850.000

21.467.000

9.     

September

106.225.000

52.562.500

32.000.000

-

16.650.000

10.  

Oktober

36.450.000

35.332.500

21.570.000

-

21.800.000

11.  

Nopember

46.600.000

26.345.000

12.000.000

-

16.850.000

12.  

Desember

70.635.000

44.290.000

48.300.000

20.000.000

16.650.000

             

 

Jumlah

887.162.500

483.260.000

444.620.000

234.250.000

110.517.000

Tabel 2. Total pemasukan dari tiket PNBP terhadap negara untuk kegiatan wisata Jalur pendakian Selo selama 5 tahun terakhir. 

 

Tabel diatas menunjukkan betapa besarnya pemasukan negara (melalui PNBP) selama 5 tahun terakhir. Kemudian “nilai pendapatan” tersebut kembali ke kawasan TNGMb melalui anggaran DIPA pada tahun berikutnya dan diterjemahkan kedalam program-kegiatan teknis dan fisik di seluruh TNGMb, seperti pemberdayaan masyarakat, bantuan ekonomi wisata (sarpras, pelatihan dll), pengembangan obyek wisata, pemeliharaan sarana wisata, dan peningkatan SDM pengelola wisata di setiap obyek wisata yang mendukung kelestarian hutan TNGMb.

 

Gambar 3. Grafik Alasan Berwisata Pendakian di Jalur pendakian Selo

 

Faktor-faktor yang berpengaruh (positif) keberhasilan pengelolaan pendakian di TNGMb terdiri dari: SDM kelompok; dukungan dan partisipasi warga sekitar; promosi wisata oleh para pendaki dan tour travel; kegiatan Balai TNGMb melibatkan kelompok; potensi hutan dan lanskap TNGMb terjaga dengan baik; sarpras wisata pendakian memadai; jalur pendakian berada di zona pemanfaatan TNGMb; dukungan dari Balai TNGMb dan Pemerintah Desa.

   

 Gambar 4. Pemandangan Gunung Merapi dan Kemeriahan Upacara HUT RI

 

Kegiatan wisata pendakian yang dikelola masyarakat lokal (Dusun Genting Desa Tarubatang) memiliki dampak langsung terhadap ekonomi lokal berupa peningkatan taraf hidup masyarakat sekitar hutan melalui aliran barang dan jasa. Serta bagi kelestarian hutan TNGMb melalui kegiatan teknis dan fisik kawasan dari aliran dana PNBP (feedback), yang telah memberikan income negara sebesar  Rp. 887.162.500,- pada tahun 2018.

 

Sumber: Jarot Wahyudi, S.Hut - Balai TN Merbabu

Referensi,

Balai TNGMb (2014). Zonasi Taman Nasional Gunung Merbabu (Dokumen Revisi Zonasi 2014). Boyolali: Balai TNGMb.

Balai TNGMb (2017). Laporan Daya Dukung Jalur pendakian Selo Program PKL Mahasiswa Kehutanan UGM. Yogyakarta.

Balai TNGMb (2018). Statistik Balai Taman Nasional Gunung Merbabu 2018. Boyolali

Fandeli, Chafid. dan Muhammad Nurdin. (2005). Pengembangan Ekowisata Berbasis Konservasi di Taman Nasional. Fakultas Kehutanan-PUSPAR UGM. Yogyakarta.

Soekadijo, R.G., (1996). Anatomi Pariwisata, Memahami Pariwisata sebagai Sistem Linkage. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Wahyudi, Jarot (2018). Perkembangan Pengelolaan Wisata Alam Oleh Masyarakat Lokal di Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Krogowanan Taman Nasional Gunung Merbabu Kabupaten Magelang. Fakultas Teknik-UGM. Yogyakarta.

Wijaya, R. (1993). Dampak Fisik Kegiatan Pariwisata, Kasus Pengamatan Bali. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota ITB, IV (7), 40-49. Bandung.

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan KSA dan KPA

Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Tarif PNBP di Kementerian KLHK

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 3

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini