Selasa, 28 Agustus 2018
Kuningan, 28 Agustus 2018. Keberadaan sumber mata air menjadi salah satu parameter rusak tidaknya hutan. Potensi sumber mata air yang melimpah di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) menjadikan kawasan Gunung Ciremai menyandang predikat menara air besar untuk kawasan Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning).
Batu Luhur yang merupakan kawasan berbatu di ujung utara Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I Kuningan, TNGC merupakan kawasan unik bebatuan hanya ditumbuhi semak berakar pendek. Sedikit pohon Sonokeling menunjukan kawasan ini teramat gersang, panas dan rawan kebakaran.
Tetapi dengan semangat dan tekad luar biasa dari masyarakat mitra pengelola wisata yang tergabung dalam kelompok Bujangga Manik Batu Luhur pada saat ini telah berhasil menyalurkan air melalui kegiatan pipanisasi sepanjang 4000 meter dari sumber mata air blok Pari Bukit Seribu Bintang.
"Alhamdulillah" demikian terucap Ketua Kelompok Pujangga Manik Batu Luhur, Usman, melihat pertama kalinya air mengalir deras sampai di batu luhur. "Allah Maha Besar" tambahnya.
Pemanfaatan air melalui kegiatan swadaya itu akan dimanfaatkan untuk pengisian embung yang lebih dulu dibangun sebagai cadangan pengendalian kebakaran hutan dan sebagai sarana penunjang wisata alam juga sebagai penunjang pelayanan kepada pengunjung wisata alam Batu Luhur
Betapa luar biasa perjuangan kelompok Bujangga Manik Batu Luhur ini, setelah hampir sembilan bulan mereka berswadaya mengumpulkan dana dan tenaga untuk menyalurkan air, hari ini sudah terlaksana.
Bantuan yang mereka terima sebelumnya berupa kincir air sebagai alat pompa air memerlukan biaya perawatan yg cukup tinggi. Dengan demikian petugas dan mitra akan mengalirkan air dengan biaya yang relatif terjangkau untuk mengisi embung dan sarana wisata alam di Batu Luhur dan sekitarnya.
Dengan mengalirnya air ke Batu Luhur akan memberi manfaat lain bagi satwa dan tumbuhan untuk minum dan pertumbuhannya. Sepanjang pipa yg mengalirkan air, telah dibangun embung kecil setiap 100 meter. Sehingga total embung kecil yg dibangun berjumlah 40 embung. Ini berfungsi pula sebagai sarana pemeliharaan dan pemulihan ekosistem yg sedang digalakan di TNGC.
Melalui kegiatan swadaya tersebut, pihak TNGC memberikan apresiasi tinggi bagi kelompok pengelola wisata alam Bujangga Manik Batu Luhur, semoga kepedulian mereka kepada kawasan dapat menjadi contoh bagi kelompok lainnya. [teks & foto ©? Sirod Somantri-BTNGC | 082018]
Sumber : Balai Taman Nasional Gunung Ciremai
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0