Sabtu, 18 Agustus 2018
Selo, 18 Agustus 2018. Kecamatan Selo mengadakan karnaval sebagai rangkaian kegiatan memperingati hari kemerdekaan RI ke-73. Setiap dukuh dan desa di Kecamatan Selo mengirimkan perwakilan yang mengusung sebuah tema menarik seperti kemerdekaan, pahlawan, dll guna mengikuti iring-iringan karnaval. Dari sekian banyak perwakilan yang mengikuti karnaval terdapat 2 dukuh yang cukup mencolok karena mengusung tema yang unik. Perwakilan dari Dukuh Plalangan, Desa Lencoh mengusung tema “dampak penebangan liar” dan dari Desa Tarubatang mengusung tema “raksasa perusak alam”.
Iring-iringan pohon yang berukuran super besar langsung menarik perhatian setiap pengunjung karnaval, dikelilingi para pencuri dan penebang pohon lengkap dengan chainsaw dan kapak menggambarkan adanya penebangan liar dan pencuriankayu. Selanjutnya terdapat iring-iringan masyarakat yang menderita akibat dampak dari penebangan. Diakhir rombongan terdapat berbagai elemen masyarakat yang bersatu-padu guna memberantas penebangan liar dan mengembalikan kelestarian hutan. Yang cukup menarik adalah ikut berpartisipasinya“mantan pelaku penebang liar” yang saat ini justru menjad iaktivis yang memberikan penyuluhan untuk tidak menebang dan mencuri kayu.
Model berupa raksasa yang berukuran super besar dan seorang pangeran yang diperankan seorang anak kecil yang lucu membuat penonton karnaval antusias. Ditambah anak kecil tersebut diarak menaiki kuda buatan yang dibuat dengan baik. Inilah wujud partisipasi sekaligus ajakan dari warga Tarubatang pada semua warga Kecamatan Selo untuk bersama menjaga dan melestarikan alam.
Tidak hanya menarik, kreatif dan jenaka tetapi juga mendidik. Itulah yang dirasakan pengunjung karnaval, melihat iring-iringan perwakilan dari kedua desa tersebut. Mengisi kemerdekaan diwujudkan dengan mengajak semua orang menjaga hutan dan lingkungan dengan cara yang unik dan kreatif.
Bapak Ahmadi selaku perwakilan dari Balai Taman Nasional Gunung Merapi yang menghadiri karnaval menyempatan diri untuk berbincang danberfoto bersama perwakilan kedua desa tersebut. Bapak Ahmadi berpendapat “Hal ini perlu diapresiasi dan disebarluaskan guna menularkan semangat mereka kepada pihak-pihak lain”. Salut untuk kedua desa tersebut tutup Ahmadi.
Sumber : Wahid Adi Wibowo - Balai Taman Nasional Gunung Merapi
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0