FGD Siapkan Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Taman Nasional Bunaken Yang Lestari, Terpadu dan Berkelanjutan

Selasa, 24 Juli 2018

Manado, 24 Juli 2018. Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di ruang sidang Fakulatas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi Manado adalah tindaklanjut dari penelitian Efektivitas Kawasan Konservasi Pulau Kecil Taman Nasional Bunaken Menuju Pengelolaan Yang Lestari, Terpadu, Dan Berkelanjutan Berbasis Status Lingkungan Perairan Dan Kesehatan Ekosistem Pesisir. Suatu penelitian terpadu dari COREMAP-CTI, LIPI dan Universitas Sam Ratulangi.

Tujuan penelitian untuk untuk mengetahui efektivitas kawasan konservasi pulau kecil Taman Nasional Bunaken melalui status kondisi perairan dan kesehatan ekosistem pesisir pulau-pulau kecil yakni terumbu karang, lamun, dan mangrove. Adapun sasarannya menciptakan strategi pengelolaan ekosistem pesisir pulau-pulau kecil yang dapat mengurangi degradasi ekosistem pesisir, terjaganya keseimbangan alam, dan pemanfaatan yang bersifat lestari dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan terpadu dibidang kelautan dan perikanan. Hal ini diharapkan akan mampu meningkatkan kapasitas lingkungan pesisir dan kapasitas masyarakat yang tinggal dipulau kecil, yakni kawasan Taman Nasional Bunaken.

Dr. Jhosias N.W Schadow selaku ketua tim peneliti menyampaikan, Taman Nasional Bunaken adalah kawasan konservasi laut pertama di Sulawesi Utara, terlahir sejak tahun 1991 yang terkenal dengan biodiversitas terumbu karang dan ikan yang tinggi, dan TN Bunaken juga merupakan ikon pariwisata di Provinsi Sulawesi Utara. Pulau-pulau kecil dalam kawasan ini, memiliki nilai strategis seperti Pulau Mantehage Pulau terdepan  dan pulau terluas ekosistem mangrove; Pulau Bunaken dan Siladen sebagai pulau tujuan wisata; dan Pulau Nain sebagai sentra rumput laut; serta Pulau Manado Tua eks pulau Vulkanik dengan potensi wisata yang besar.

Kegiatan antropogenik dan climate change adalah ancaman terbesar kelestarian fungsi Taman Nasional Bunaken, saat ini telah terindikasi adanya penurunan kualitas lingkungan perairan dan ekosistem pesisir, terdapat 3 dimensi utama yang menjadi fokus penelitian kami yakni Ekologi, Sosial dan Ekonomi serta Kelembagaan.

Kajian efektifitas kawasan konservasi pulau kecil berbasis kondisi kesehatan ekosistem pesisir dapat meminimalkan degradasi ekosistem, total sebanyak 20 stasiun pengamatan terumbu karang, lamun dan kualitas air serta 12 stasiun pengamatan mangrove pada 11 di pulau-pulau kawasan Taman Nasional Bunaken sebagai sampel dilapangan.

Analisis Drive – Pressure – State – Impact Response (DPISR) menunjukan bahwa dorongan pada kebutuhan rumah tangga, peningkatan populasi penduduk dan wisatawan menekan pada peningkatan kerentanan, pencemaran dan degardasi ekosistem (karang, lamun dan mangrove), sehingga dapat menyebabkan penurunan persentase tutupan karang mangrove dan lamun serta polusi, implikasinya adalah menurunnya daya lenting, daya dukung dan fungsi ekologis, untuk itu diperlukan kajian dan monitoring sumber daya tersebut secara kontinyu, paska peneltian dan pengambilan data lapangan, kami mengumpulkan pihak-pihak yang kami identifikasi sebagai penerima manfaat untuk dapat terlibat dalam FGD, tambah Niko sapaan akrabnya.

Kepala Balai TN Bunaken Dr. Farianna Prabandari dalam sambutannya menyampaikan, hasil-hasil penelitian yang seperti disampaikan oleh tim, memberikan arti penting dalam pengambilan kebijakan pengelolaan Taman Nasional Bunaken. Kami memahami peran penting Universitas sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat. Oleh karenanya output hasil penelitian memberikan gambaran pengambilan kebijakan pengelolaan.

Kegiatan FGD dibuka langsung oleh Dekan FPIK – Universitas Sam Ratulangi, Prof. Dr. Ir. Grevo S. Gerung, M.Sc, dengan dihadiri oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Daerah Sulawesi Utara, Dinas Pariwisata Daerah Sulawesi Utara, LSM Yapeka, LSM Pelang dan mahasiswa dan tim penelitian.

 

Sumber  : Eko Wahyu Handoyo - PEH Balai Taman Nasional Bunaken

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 3.4

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini