Sei Lepan, 15 Mei 2023 - Belum selesai penanganan konflik dengan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Tangkahan, Desa Namo Sialang, Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, petugas Balai Besar KSDA Sumatera Utara melalui Seksi Konservasi Wilayah II Stabat, kembali menerima laporan dari Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (PTN) VI Besitang dan Manajeman Yayasan Orangutan Sumatera Lestari – Orangutan Information Center (YOSL-OIC) pada Kamis (11/5) tentang terjadinya konflik warga dengan Harimau Sumatera di hutan restorasi Mutiara YOSL-OIC, di Dusun Pancasila, Desa Mekar Makmur, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat.
Laporan ini kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan upaya penanganan bersama antara petugas Balai Besar KSDA Sumatera Utara dengan Balai Besar TN. Gunung Leuser serta dari YOSL-OIC. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari warga bahwa konflik terjadi sehari sebelumnya dimana satu ekor ternak lembu milik warga, Suwito, Kepala Dusun Sumber Waras, diserang oleh satwa liar harimau yang mengakibatkan paha bagian belakang terluka parah. Lembu lari dan masuk ke dalam lubang sehingga harimau tidak bisa memangsa, namun lembu mati di dalam lubang.
Pada Jumat (12/5) dilakukan pemasangan camera trap di sekitar lokasi kejadian. Hasil pengecekkan keesokan harinya, Sabtu (13/5) tidak ditemukan tanda-tanda atau jejak keberadaan harimau di sekitar lokasi. Bangkai lembu pun dalam keadaan utuh dan berdasarkan informasi dari petugas pengelola hutan restorasi YOSL-OIC bahwa sebelumnya ada mendengar suara auman harimau di sekitar lokasi hutan restorasi yang berdekatan dengan hutan TN. Gunung Leuser, sehingga diduga kuat harimau telah kembali ke kawasan hutan TN. Gunung Leuser. Jarak lokasi konflik dengan hutan TN. Gunung Leuser sekitar 148 m. Namun kegiatan pemantauan dan monitoring terus dilakukan oleh Tim gabungan untuk memastikan bahwa si raja hutan benar-benar telah kembali ke kawasan.
Sumber : Herbert BP. Aritonang, S.Sos., MH. (Kepala SKW II Stabat) – Balai Besar KSDA Sumatera Utara