Menjaga Mata Air, Merawat Akar, Kolaborasi Konservasi di Lereng Totokan

Rabu, 09 Juli 2025 BBKSDA Jawa Timur

Ponorogo, 9 Juli 2025. Di balik gemuruh Air Terjun Totokan yang deras membelah hutan kecil Desa Munggu, denyut semangat konservasi mengalir bersama akar-akar pohon muda yang ditanam oleh tangan-tangan generasi baru. Akhir pekan lalu, 5–6 Juli 2025, Resort Konservasi Wilayah (RKW) 06 Ponorogo – Balai Besar KSDA Jawa Timur (BBKSDA Jatim) menghadiri undangan Kelompok Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA PASCA) UIN Ponorogo. Dalam rangka kegiatan Seminar Konservasi dan Aksi Penanaman Pohon, sebuah kolaborasi lintas generasi demi masa depan sumber daya alam Ponorogo.

 

Bertempat di Graha Watoe Dhakon UIN Ponorogo, seminar bertajuk “Konservasi Sumber Mata Air dan Isu Lingkungan di Ponorogo” menjadi ruang perjumpaan gagasan antara pemerintah daerah, akademisi, dan para pegiat lingkungan. Dalam Sesi Pertama, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo menyoroti kondisi terkini sumber mata air yang kian terdesak aktivitas manusia. Sesi Kedua diperkaya paparan dari Yayasan Menabung Air Ponorogo yang memperkenalkan teknologi sederhana namun berdampak jangka panjang, biopori, sebagai solusi resapan air berbasis masyarakat.

 

Lebih dari 60 peserta hadir, terdiri atas perwakilan dari DLH Ponorogo, BBKSDA Jatim, Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Pacitan, serta Mapala dan Komunitas Pecinta Alam se-Kabupaten Ponorogo. Diskusi berlangsung hidup, menandai bahwa isu konservasi bukan sekadar wacana pinggiran, melainkan kebutuhan mendesak yang menuntut keterlibatan banyak pihak.

 

Puncak kegiatan dilaksanakan keesokan harinya, 6 Juli 2025, dengan aksi nyata berupa penanaman 200 batang pohon di kawasan sekitar Air Terjun Totokan, Desa Munggu, Kecamatan Bungkal. Jenis yang ditanam antara lain Beringin, Mangga, Sukun, dan Alpukat—pilihan yang tak hanya mempertimbangkan nilai ekologis, tetapi juga potensi ekonomi dan kearifan lokal.

 

Apresiasi setinggi tingginya disampaikan atas sinergi ini. Kegiatan ini menjadi contoh baik bagaimana konservasi bukan tugas tunggal pemerintah. Generasi muda dan komunitas lokal punya peran vital dalam menjaga bentang alam, sumber air, dan keanekaragaman hayati yang menjadi penyangga hidup kita bersama.

 

Air Terjun Totokan hari itu tak hanya menjadi saksi derai tawa dan semangat menanam, tapi juga simbol harapan bahwa dari akar-akar pohon kecil itu, akan tumbuh tegakan harapan baru bagi Ponorogo yang lestari. (dna)

 

Sumber: Bidang KSDA Wilayah 1 Madiun -  Balai Besar KSDA Jawa Timur

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini