Bangkitkan Jiwa Konservasi Pelajar melalui Program Kemah Konservasi (Kemkon)

Jumat, 04 Agustus 2017

Cianjur, 04 Agustus 2017. Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) kembali melakukan pengembangan model pendidikan konservasi lingkungan hidup bagi masyarakat di sekitarnya, kali ini melalui kegiatan kemah konservasi (kemkon) tingkat SLTA se-Kabupaten Cianjur yang dilaksanakan selama 2 hari 1 malam, yaitu pada tanggal 25 sampai dengan 26 Juli 2017.

Kemah konservasi adalah salah satu metoda pendidikan konservasi lingkungan yang mengajak peserta untuk mengeksplorasi potensi kawasan TNGGP melalui kegiatan lapangan yang dikemas secara rekreatif edukatif.  Materi disampaikan dalam bentuk permainan sehingga kegiatan lebih menyenangkan.

Dengan metode penyampaikan yang rekreatif edukatif, diharapkan akan lebih menyentuh ranah afektif dan kognitif peserta. Materi yang disampaikan adalah pengenalan kawasan konservasi, pengenalan keanekaragaman potensi hutan, dan pengenalan ekosistem.  Penyajiannya dikemas dalam bentuk analisa vegetasi, panduan senja, menyongsong fajar, eksplorasi sungai, taman nasional mini, serta adanya sistem evaluasi pre test dan post test bagi seluruh peserta. Untuk lancarnya kegiatan, difasilitasi 6 mentor (tiga orang mentor utama dan tiga orang asisten mentor). 

Kegiatan kemah konservasi kali ini dilaksanakan oleh Bidang PTN Wilayah I Cianjur di Resort Wisata Mandalawangi, dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang pelajar SLTA, terdiri dari 15 orang peserta putra dan 15 orang peserta putri. Peserta merupakan peserta hasil seleksi sekolahnya masing-masing, dimana setiap sekolah mengirimkan peserta 6 orang, 3 putra dan 3 putri.  Sekolah yang berpartisipasi mengirim peserta adalah SMKN 1 Cipanas, SMKN 2 Pacet, MAN 2 Cianjur, SMK Putera Pertiwi Indonesia, dan SMAN 1 Warungkondang.

Menurut ketua panitia pelaksanaan kemah konservasi, Zainuddin “karena kegiatan ini memberikan pengalaman yang menyenangkan, banyak peserta yang merasa waktu kegiatan perlu diperpanjang”. Hal ini menunjukkan adanya motivasi atau minat peserta untuk mencintai alam lingkungannya, minimal peserta memiliki pengetahuan tentang arti pentingnya keberadaan kawasan TNGGP.

Balai Besar TNGGP setiap tahun rutin melaksanakan kemah konservasi, hal ini tidak cukup untuk dapat membangkitkan jiwa konservasi pada kalangan pelajar sekitar kawasan TNGGP. Sehingga perlu partisipasi aktif para pihak untuk membantu meningkatkan kelancaran pelaksanaan pendidikan konservasi lingkungan. Dengan demikian upaya penyadarpedulian terhadap konservasi sumber daya alam bisa berjalan lebih baik.

Kegiatan ini secara tidak langsung juga membantu meminimalkan gangguan hutan. Semakin tingginya jumlah penduduk dan semakin majunya  teknologi, menyebabkan laju kerusakan lingkungan hidup semakin cepat, termasuk di dalamnya kerusakan sumber daya hutan.  Bentuk kegiatan seperti penyuluhan, pemanduan, interpretasi dinilai harus terus dibantu dengan kegiatan lain yang lebih menarik, sehingga sejak tahun 1995 TNGGP mulai mencoba kegiatan pendidikan konservasi lingkungan seperti kemah konservasi, school visit, visit to school, goes to campus, goes to pesantren yang ditujukan bagi para pelajar/ generasi muda, sehingga diharapkan ketika generasi mudanya sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan maka akan terjadi perubahan perilaku, sikap yang lebih mencintai alam lingkungannya. 

Oleh: Andie Martien Kurnia, SP. – PEH Pertama Balai Besar TNGGP

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini