Kolaborasi Kelola Ekosistem Batang Toru Menjadi Role Model

Senin, 28 April 2025 BBKSDA Sumatera Utara

Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara bertindak sebagai narasumber

Medan, 28 April 2025. Upaya mendorong Konservasi Spesies dan Penguatan Potensi Penelitian di Kawasan Ekosistem Batang Toru, Yayasan Ekosistem Lestari dan Balai Besar KSDA Sumatera Utara bekerjasama dengan Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara, menyelenggarakan Konservasi Spesies dan Potensi Pengembangan Penelitian di Kawasan Ekosistem Batang Toru, serta Bedah Buku "100+ Flora Karismatik Kawasan Ekosistem Batang Toru" dan “Panduan Identifikasi Anggrek Kawasan Ekosistem Batang Toru”, pada Jumat (25/4) bertempat di Aula Prof. Dr. Soehadji Hadibroto Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, Kampus USU, Jln. Dr. Mansyur No.9 Padang Bulan Medan.

Kegiatan dihadiri ratusan orang baik secara luring maupun daring, berasal dari berbagai kalangan, seperti: Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, KPH Wilayah X Padangsidimpuan, KPH Wilayah XI Pandan, KPH Wilayah XII Tarutung, kalangan akademisi.

Ketua Yayasan Ekosistem Lestari Kusnadi, S.ST., M.M., dalam sambutannya menyampaikan bahwa Batang Toru bukan sekedar lanskap tapi cermin tanggungjawab kolektif sebagai bangsa untuk menjaga warisan alam yang tak tergantikan. 

Dalam workshop Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara Novita Kusuma Wardani, S.Hut., M.AP., M.Env. sebagai narasumber membawakan materi “Potensi dan Perlindungan Ekosistem Batang Toru”, memaparkan bahwa Balai Besar KSDA Sumatera Utara memiliki kepentingan terhadap Ekosistem Batang Toru mengingat 3 kawasan konservasi, yaitu Cagar Alam Dolok Sibual-buali, Cagar Alam Dolok Sipirok dan Suaka Alam Lubuk Raya berada di ekosistem Batang Toru tersebut. Ketiga kawasan konservasi sangat kaya akan keanekaragaman hayati dan menjadi rumah bagi beberapa satwa endemik, seperti : Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) dan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae). Keduanya juga termasuk dalam satwa kunci.

Khusus Orangutan Tapanuli, keberadaannya sampai saat ini bisa berkembang dengan baik di ekosistem Batang Toru dan perlu terus dijaga serta dipertahankan baik populasi maupun habitatnya. Balai Besar KSDA Sumatera Utara sangat serius dalam perlindungan dan pengawetan spesies kunci Orangutan Tapanuli melalui berbagai strategi dan langkah-langkah nyata, seperti : patroli pengamanan kawasan yang dilakukan secara bersama dengan masyarakat dan lembaga mitra kerjasama, kegiatan edukasi kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan dari tingkat SD sampai SMA, serta sosialisasi melalui media sosial  Balai Besar KSDA Sumatera Utara, sesuai dengan era digital saat ini, untuk mencapai audiens yang lebih luas dan lebih banyak lagi.

 

Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara foto bersam dengan 2 penulis utama Dewi Kurnia Arianda dan Nursaniah Nasution

Novita Kusuma Wardani menyampaikan apresiasi kepada lembaga-lembaga mitra kerjasama yang telah menginisiasi dan mendukung kegiatan-kegiatan konservasi khususnya  di kawasan Ekosistem Batang Toru, seperti yang dilakukan oleh Yayasan Ekosistem Lestari (YEL), memfasilitasi kegiatan-kegiatan riset (penelitian) sampai terbitnya hasil penelitian dalam bentuk karya tulis, yang hari itu juga dilakukan bedah buku.  

“Kami berharap adanya sinergitas dan kolaborasi dari berbagai pihak untuk mengawal Ekosistem Batang Toru agar benar-benar terjaga dan memberi manfaat baik bagi kelestarian ekosistem kawasan maupun bagi masyarakat, sehingga dikemudian hari pengelolaan Ekosistem Batang Toru ini bisa menjadi role model,” ujar Novita Kusuma Wardani mengakhiri paparannya.

Semoga dengan terbitnya buku "100+ Flora Karismatik Kawasan Ekosistem Batang Toru" dan “Panduan Identifikasi Anggrek Kawasan Ekosistem Batang Toru”, buah karya dari penulis utama Dewi Kurnia Arianda dan Nursaniah Nasution, memberi manfaat dalam upaya konservasi spesies dan penguatan potensi penelitian di Kawasan Ekosistem Batang Toru. 

Sumber : Evansus Renandi Manalu (Analis Tata Usaha) – Balai Besar KSDA Sumatera Utara


Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Belum terdapat komentar pada berita ini