Ranger Goes To School 2023: Pentingnya Memahami Konsep Mindfulness Bagi Pelajar di Labuan Bajo

Minggu, 30 Juli 2023 BTN Komodo

Labuan Bajo, 19 Juni 2023 - Balai Taman Nasional Komodo menyelenggarakan dua kelas terakhir dari rangkaian program Ranger Goes to School (RGTS) 2023 bagi siswa Prodi Usaha Layanan Pariwisata (ULP) SMKN 1 Labuan Bajo pada Hari Senin (12/03/2023) bertempatkan di Gedung Komodo Visitor Center di Labuan Bajo. Kelas ke-12 dan ke-13 ini dipimpin langsung oleh Koordinator Program RGTS 2023, Muhammad Ikbal Putera (PEH Ahli Muda), untuk sesi kurang lebih 4 jam pelajaran yang mencakup dua materi ajar yaitu Psikologi Lingkungan dan Kepercayaan Lokal, serta Peran Stakeholder Dalam Pengelolaan Taman Nasional Komodo.

Sebanyak 85 siswa ULP dari tiga kelas ULP di SMKN 1 Labuan Bajo hadir dan mengikuti kelas tersebut sampai dengan selesai. Kedua materi ini dibawakan dengan sangat interaktif dan informatif serta dipraktikan baik di dalam maupun luar ruangan. Materi Psikologi Lingkungan dan Percayaan Lokal menekankan pentingnya bagi siswa untuk mengetahui adanya hubungan antara manusia dengan satwa liar dimana interaksi tersebut dengan membentuk sebuah keterikatan emosional (batin) secara positif diantara keduanya. Sebagai contoh, masyarakat Desa Komodo di Pulau Komodo menganggap bahwa biawak komodo (Varanus komodoensis) merupakan saudara kembarnya sehingga masyarakat Desa Komodo berkenan untuk hidup berdampingan dengan biawak komodo sejak 100 tahun lalu, jauh sebelum penetapan Suaka Margasatwa Pulau Komodo pada masa lampau. Keterikatan ini membuat masyarakat Desa Komodo menghargai keberadaan biawak komodo di alam hidupnya sampai dengan saat ini dan menjaganya, sehingga secara tidak langsung, stabilitas populasi biawak komodo di Pulau Komodo terjaga. Siswa diajak untuk mempelajari hubungan antara manusia dengan satwa liar di lokasi lain dan diminta untuk mengidentifikasi praktik konservasi yang terbentuk karenanya.

Materi lainnya yang diajarkan adalah Peran Stakeholder Dalam Pengelolaan Taman Nasional Komodo. Materi ini dikembangkan oleh Muhammad Ikbal Putera dan baru diajarkan tahun ini kepada seluruh siswa RGTS 2023. Materi ini menekankan pentingnya peran pelajar sebagai salah satu aktor kunci dalam pengelolaan Taman Nasional Komodo. Para pelajar harus memahami perannya dengan sangat baik dan mampu berpartisipasi dalam dinamika sosialnya sesuai dengan kapasitasnya sebagai pelajar di Labuan Bajo. Para pelajar diharapkan dapat menumbuhkembangkan sikap pelajar baik, diantaranya: menjunjung tinggi persatuan dan perbedaan; berpikiran terbuka dan berwawasan luhur; berakhlak mulia dan saling menghormati; berpikiran kritis dan konstruktif; kreatif; mampu mendengar aktif; dan mampu berempati dan bersimpati.

Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk membantu menumbuhkan sikap tersebut adalah mindfulness (kebersadaran) atau secara konsep berarti kapasitas menghadirikan diri secara penuh dan otentik (Be Present) dan kapasitas diri untuk mengobservasi pikiran, emosi, dan pengalaman tanpa penghakiman atau memberikan reaksi/menunda reaksi (State of Awareness). Konsep mindfulness yang dipelajari menggunakan praktik 5 sensory exercises dan mindful eating. Siswa diminta untuk mencicipi roti yang diberikan di dalam kelas dan diminta untuk merasakan tidak hanya rasa roti tersebut, namun juga diajak merasakan tekstur roti, memikirkan proses pembuatannya, dan siapa yang membuatnya, hingga roti ini bisa disajikan di toko dan tiba ditangan para penikmatnya. Dalam satu kali percobaan, siswa mampu menggambarkan berbagai rasa yang dirasakan ketika memegang dan mengunyah roti tersebut dan mampu berempati memikirkan jerih payah para petani gandum, pabrik roti, penjaga warung, dan bahkan distributor roti yang mereka konsumsi. Para siswa merasa bersyukur dapat mengonsumsi roti tersebut dan berupaya menghabiskannya sebagai bentuk apresiasi bagi para pelaku usaha yang membantu proses pembuatan roti tersebut dibelakangnya yang seringkali terlupakan.


Praktik lainnya adalah 5 sensory exercises yang dilakukan secara outdoor. Masing-masing siswa diajak untuk beraktivitas di luar ruangan untuk mempertajam 5 indera manusia. Para siswa diminta untuk melihat 5 benda di sekitarnya, menyentuh 4 benda, mendengar 3 benda, mencium 2 benda, dan merasakan 1 benda secara fokus tanpa berbincang dengan kawannya dan dalam keheningan. Setelah dilakukan dengan waktu yang cukup, para siswa diminta untuk kembali masuk ke dalam ruangan untuk merefleksikan hasil praktik 5 sensory exercises dihadapan rekan-rekan yang lain. Ikbal meminta 3 orang siswa secara sukarela untuk berani mengutarakan hasil refleksinya, sementara siswa yang lain diminta untuk mengontrol emosinya untuk tidak mengomentari (menertawakan/mempertanyakan) saat rekannya bercerita di depan kelas. Praktik ini berhasil dilakukan, namun memerlukan pengulangan karena sebagiansiswa laki-laki masih berusaha memahami konsep dan praktik ini dengan pengkhayatan. Sementara sebagian besar siswa perempuan, mampu memusatkan dan menghadirkan diri secara utuh dan berhasil mengikuti seluruh arahan yang diberikan dan mempelajari pesan yang disampaikan di kelas.

Melalui konsep mindfulness dalam rangka mempelajari peran stakeholder dalam pengelolaan Taman Nasional Komodo, para siswa diharapkan saat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau saat terlibat aktif dalam dunia kerja, harus mampu memahami berbagai perspektif dan peranan masingmasing para pemangku kepentingan, utamanya dalam lingkup pengelolaan Taman Nasional Komodo. Setiap stakeholder memiliki perannya masing-masing, mempunyai suaranya masing-masing, dan sebijaknya seluruh para pemangku kepentingan agar bekerjasama satu dengan yang lain untuk mencapai satu tujuan yang sama, lestarinya alam Taman Nasional Komodo.


Sumber : Balai TN Komodo

Penulis dan penyunting Berita : Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S. (Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Muda)

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Belum terdapat komentar pada berita ini