Taman Buru Ko’mara Menjadi Model Pembelajaran Pelatihan Kepemimpinan PHPPTSL Angkatan 2023

Senin, 26 Juni 2023 Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan

Makassar, 23 Juni 2023 - Wildlife Conservation Society - Indonesia Program (WCS - IP) dan Pusdiklat SDM KLHK  menyelenggarakan Pelatihan Kepemimpinan Perlindungan Habitat dan Pengendalian Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa Liar (PHPPTSL) Angkatan 2023, dimana salah satu lokasi praktek lapangannya di wilayah kerja Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan yakni Taman Buru Ko’mara pada tanggal 23 Juni 2023.

Menilik sejarahnya, perburuan Jonga (rusa) di kawasan hutan Ko’mara telah ada sejak jaman Kerajaan Polong Bangkeng yang merupakan bagian Kerajaan Gowa - Tallo. Perburuan dilakukan dengan cara menunggang kuda sambil memegang Patado kemudian mengejar rusa di areal luas yang telah dibatasi. Kentongan dibunyikan untuk menghalau pergerakan rusa dan memeriahkan acara hiburan. Pada tahun 1997, pemerintah telah menetapkan kawasan hutan Ko’mara menjadi Taman Buru Ko’mara melalui Keputusan Menteri Kehutanan No.237/KPTS-II/1997 seluas 4.152,5 hektar.

Taman Buru Ko’mara dipilih sebagai model pembelajaran karena pengelolaannya selangkah lebih maju dibandingkan 10 taman buru lainnya sehingga dijadikan role model untuk pengembangan taman buru di Indonesia. Dalam pengembangannya, telah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana ekowisata dan perburuan, penangkaran rusa rakyat yang didukung oleh PT. Pertamina melalui CSR, pemberdayaan masyarakat serta pemulihan ekosistem. Penangkaran rusa rakyat oleh Kelompok Hutan Tani (KTH) Mametang di Desa Cakura dipilih untuk dikembangkan oleh Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan sebagai strategi dalam memenuhi stok satwa buru. Selain pembangunan sarpras wisata berupa : patung rusa dan patung para raja lokal, landmark perburuan, pintu masuk, toilet dan gasebo, juga telah disiapkan kandang habituasi rusa di dalam kawasan. Namun demikian, aksebilitas masuk ke dalam kawasan masih berupa jalan bebatuan yang tentunya dapat meningkatkan  adrenalin pengunjung.

Selama praktek lapangan, para peserta sebanyak 25 orang yang didampingi 5 orang mentor dan 4 orang petugas dari WCS-IP mengunjungi penangkaran rusa rakyat dan sarpras wisata serta kandang habituasi taman buru untuk melihat kondisi existing. Turut hadir sebagai narasumber di lapangan Kepala Desa Cakura, Ketua Kelompok Penangkaran Rusa Desa Cakura, Ketua Kelompok Pemberdayaan Masyarakat Desa Cakura, Kepala Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan, Kepala Bidang KSDA Wilayah II Parepare, Kepala Bidang Teknis, Kepala SKW IV Gowa, Kepala Resort dan sejumlah masyarakat anggota kelompok hadir langsung menyaksikan. 

Para peserta sangat antusias dalam proses diskusi di lapangan untuk menggali best practice pengembangan taman buru. Pertanyaan-pertanyaan peserta yang diajukan antara lain terkait dengan cara membangun pola kerjasama antara pemerintah dengan stakeholder, bentuk dukungan pemerintah desa terhadap pengembangan taman buru, bentuk pemberdayaan yang telah diterima kelompok masyarakat serta kegiatan kelompok pemberdayaan dalam mendukung pengembangan taman buru.

Kepala Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan, Ir. Jusman menjelaskan bahwa pengembangan Taman Buru Ko’mara dilakukan dengan pelibatan aktif masyarakat di sekitar kawasan. Sampai dengan saat ini terbukti rusa-rusa yang ditangkarkan oleh kelompok masyarakat berhasil berkembangbiak.

Di akhir kunjungan praktek lapangan, dilakukan pelepasliaran 10 ekor Perkici Dora (Trichoglossus ornatus) yang merupakan hasil sitaan bersama unsur Kejaksaan Tinggi dan Polda Sulawesi Selatan, Balai Gakkum KLHK wilayah Sulawesi dan Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan.


Sumber : Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini