Jumat, 22 Februari 2019
Kuningan, 22 Februari 2019. Pasti tidak asing dengan “amphibi” kan?. Hewan yang menjadi indikator lingkungan ini mempunyai rupa dan bentuknya terkesan buruk. Tubuhnya dipenuhi tonjolan, warnanya kurang menarik, dan tubuh berlendir. Bahkan jenis tertentu punya bau yang menyengat. Belum lagi mitos air seninya yang dapat menyebabkan kebutaan. Oleh karenanya, satwa ini kurang menarik bagi kebanyakan orang. Apalagi kaum hawa, baru mendengar namanya saja sudah menjerit atau lari karena merasa geli atau jijik.
Masyarakat awam masih menganggap sama antara Kodok “toads” dan katak “frog”. Mereka memang satu bangsa “Anura”, tapi kedua hewan ini berbeda loh sobat. Lalu bagaimana kita membedakan keduanya?.
Kodok bertubuh lebar dan besar, kulit kering, tebal dan kasar dan kaki relatif pendek. Saat melompat kodok tidak terlalu jauh. Biasanya berasal dari keluarga “Bufonidae” dan mudah dijumpai dimana saja. Mulai dari pemukiman warga, perkotaan, sungai dengan kondisi air yang jernih sampai dengan sangat kotor sekalipun. Bahkan dapat ditemukan hingga ketinggian tertentu. Bisa dikatakan hewan ini mudah beradaptasi dan tahan terhadap “disturbansi” sekitarnya. Jenis kodok yang sering kita jumpai yakni Kodok buduk “Bufo melanostictus” dan Kodok puru-besar “Bufo asper”.
Berbeda dengan kodok, katak bertubuh langsing dengan kulit basah atau lembab, berlendir, tipis dan halus. Katak juga mempunyai kaki lebih panjang, sehingga dapat melompat lebih jauh. Selain itu, kaki belakangnya berselaput jelas sehingga beberapa jenis adalah perenang ulung.
Katak memiliki banyak jenis yang mendiami habitat tertentu. Misalnya Katak sawah “Fejervarya cancrivora” mendiami habitat sawah berlumpur. Ataupun Katak pohon “Polypedates leucomystax” yang mendiami batang-batang pohon tinggi. Kerapkali juga bersembunyi dibalik kulit pohon ataupun dedaunan. Ada pula Bangkong tuli “Limnonectes kuhlii”, kita hanya menjumpai di sela-sela bebatuan pada sungai yang bersih dan tidak tercemar di pegunungan. Dan satu lagi Katak serasah “Leptobrachium hasseltii” yang habitatnya di lantai hutan. Biasanya bersembunyi di lubang-lubang kayu yang lapuk dan serasah kering.
Sudah tahu kan perbedaan antara kodok dan katak. Selain penampakan, ternyata ada pula amphibi yang hidup di habitat tertentu yang tidak tercemar. Berhubung hari ini adalah Hari Peduli Sampah Nasional, yuk kita jaga lingkungan kita dari sampah terutama sampah plastik. So mari kenali dan jaga satwa beserta habitatnya dengan baik dan benar.
Teks & Foto: © Azis Abdul Kholik
Sumber : Balai Taman Nasional Gunung Ciremai
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 4.2