Pengalaman Magang di Taman Nasional Sebangau

Selasa, 14 November 2017

Brefing tim di sela-sela kegiatan monitoring orangutan

 

Palangkaraya (14/11/17). Baru beberapa hari ini kami meninggalkan Kota Cantik Palangka Raya, setelah 3 bulan (Agustus sd November) menjadi homebase untuk menjalani magang di Taman Nasional Sebangau Kalimantan Tengah. Selama tiga bulan kami yang tergabung dalam kelompok 7 yaitu Iin Indawati, Ericho Mautin, Yulia Oisina Rita L, dan Haryanto K. Irwan Bani menyelesaiakan salah satu tugas akhir pada Fakultas Kehutanan Instiper Yogykarta yaitu melaksanakan magang.

Hari pertama magang, waktu itu 28 Agustus 2017, kami melapor kepada Bapak Kepala TN Sebangau (Ir. Anggodo,MM) dan Kasubbag Tu Bapak Doni Maja, serta berkenalan dengan para pegawai yang berada di kantor balai, dan mulai hari itu Kantor Balai Taman Nasional Sebangau menjadi rumah kami. Ternyata, selain kami ada mahasiswa lain yang sedang PKL di Taman Nasional Sebangau, mereka adalah kawan-kawan dari  ITB (Rekayasa Kehutanan) yaitu Teh Diani dan Kang Oriz. Setelah berkenalan, kami saling berbagi cerita mengenai kegiatan yang telah mereka laksanakan selama 1 bulan. Hanya butuh waktu sebentar untuk kami saling mengakrabkan diri, sayangnya hanya ± 1 minggu kami bertemu sebelum mereka kembali ke Bandung karena kegiatan PKL telah usai. Mereka membantu kita dalam bedah dokumen serta belajar tentang pengelolaan Taman Nasional Sebangau.

Di minggu kedua, kami mengikuti kegiatan Montoring Plot Permanen dan Monitoring Anggrek di SPTN Wilayah I tepatnya dan Habaring Hurung. Untuk pertama kalinya kami naik perahu kecil (klotok) mengarungi Sungai Sebangau menuju ke daerah hulu atau biasa para pegawai menyebutnya Sungai Koran. Kami bersama pegawai TN Sebangau dan masyarakat menginap di pos yang berada ditengah hutan persis di samping Sungai Koran. Di hari pertama kami masuk kawasan, tidak disangka kami bertemu dengan orangutan jantan dewasa.

Setelah kembali dari lapangan, sekitar dua minggu sedang rehat kegiatan dan kami mengikuti kegiatan penyusunan dokumen perencanaan seperti Konsultasi Publik RPJP, Lokakarya MEET, penyusunan RPE serta Review Desain Tapak. Terus terang, kami banyak belajar tentang pengelolaan kawasan taman nasional khususnya TN Sebangau yang memiliki kareakteristik unik karena ekosistem gambut trpoikanya. Pada rapat itu kami menjadi notulen untuk pertama kalinya. Tidak lupa kami juga diikut sertakan untuk mengikuti Inhouse Training Pembuatan Sumur bor dari teori sampai dengan praktek lapangan.

Setelah cukup pemanasan, kata Pak Dedi (KSPTN Wilayah II) kami diikutsertakan melakukan Monitoring DAM di SPTN Wilayah II yaitu Resort Mangkok (SSI) bersama WWF dan TN Sebangau. Kegiatan berlangsung selama 1 Minggu, dihari kedua yaitu 17 Agustus yang merupakan hari kemerdekaan RI kami melakukan upacara kecil untuk memperingatinya sebagai simbol nasionalime kita. Monitoring DAM dilakukan dengan aplikasi MDC (Mobile Data Collection) untuk menginput data yang diperlukan seperti tipe DAM, beda tinggi air, sampai rekomendasi untuk dilakukan perbaikan. Setelah sepulang dari lapangan beberapa hari kemudian kami disambut dengan idul adha. Sungguh, momen pemotongan daging kurban di kantor balai kemudian dilanjutkan makan bersama menambah akrab suasana di kantor ini.

 

Kegiatan menarik lainnya adalah ketika kami ditawarin oleh Mas Yoko (begitu kami memanggilnya) untuk mencari pengalaman mengikuti perilaku orangutan bersama Masyarakat Desa Karuing dan WWF Kalteng serta teman-teman dari Universitas Palangka Raya (UPR) yang sedang penelitian tentang Nepenthes. Monitoring Perilaku Orangutan di SPTN Wilayah III tepatnya di Punggualas dilaksanakan selama 6 hari. Ada kekecewaan karena pada hari pertama dan kedua kami karena tidak bertemu dangan orangutan. Namun pada hari ketiga dan selanjutnya kami mengikuti orangutan jantan, dan betina bersama anaknya.

Tiga  minggu sebelum kepulangan kami, dua dosen kami visitasi ke TN Sebangau, kami berbincang dan mengajak mereka untuk melihat anggrek, DAM, GWL (Ground Water Level) serta menara di Resort Mangkok, SPTN Wilayah II. Namun kegiatan tersebut belum berakhir setelah kami mengetahui bahwa akan dilakukan kegiatan monitoring orangutan. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan paling menantang di Sebangau (kata salah satu staf yang tidak mau disebutkan namanya).

Monitoring Orangutan di Resort Mangkok (SSI) dilakukan selama 6 hari, kami membuat camp di tengah hutan. Dan inilah kegiatan yang paling seru selama magang menurut saya, karena membutuhkan mental dan fisik yang tangguh untuk menjelajah hutan rimba di Borneo. Didalam hutan kita dilatih kerjasama tim, dan sangat menghargai air karena sulitnya akses air bersih di dalam hutan bahkan harus berbagi air dengan satwa di kubangan yang cukup asik. Setelah monitoring orangutan tiba saatnya kami mempresentasikan hasil magang di depan Bapak Kepala Balai dan para pegawai.

Pengalaman dan ilmu yang kami dapat di TN Sebangau yang tidak kami dapat di perkuliahan sangat memotivasi kami untuk terus mengaja dan melestarikan hutan di Indonesia, dan menumbuhkan jiwa Rimbawan dalam diri kami. Sungguh ini pengalaman yang tak terlupakan.

Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Kepala Balai Taman Nasional Sebangau dan jajarannya (Pejabat struktural, PEH, POLHUT, dan semua staf) atas semua fasilitasi, bimbingan, motivasi, pengalaman dan bantuan yang telah diberikan kepada kami selama pelaksanaan magang serta WWF Indonesia Kalimantan Tengah atas fasilitasi kegiatan monitoring perilaku orangutan dan monitoring dam.

Sumber berita : Iin Indawati, dkk Mahasiswa Fakultas Kehutanan Instiper Yogyakarta.

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini