Senin, 04 September 2017
Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Senin, 4 September 2017. Perkiraan Curah Hujan Bulan September 2017 di Indonesia berdasarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, masih pada tingkat rendah hingga menengah terutama di provinsi-provinsi rawan kebakaran hutan dan lahan. Kondisi ini tentunya tetap menuntut kesiapsiagaan semua pihak terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Manggala Agni sebagai ujung tombak pengendalian kebakaran hutan dan lahan di lapangan tentunya juga tidak pernah berhenti melakukan upaya-upaya pencegahan agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan di wilayah kerja mereka.
Cuaca bulan September masih cukup panas. Jika dilihat dari Laporan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, masih banyak hotspot (titik panas) yang terpantau di awal bulan September ini sehingga Manggala Agni tetap siaga. Pemantauan hotspot melalui websiteSipongi dilakukan setiap hari, groundcheck hotspot yang terpantau dan lakukan pemadaman dini jika memang terjadi kebakaran di sana. Pemadaman dini harus segera dilakukan untuk mencegah kebakaran meluas. “Pantau hotspot, cek ke lokasi, dan lakukan pemadaman dini.”, tegas Raffles B. Panjaitan, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Direktorat Jenderal Pengendalian perubahan Iklim.
Hasil pemantauan Posko Pengendalian kebakaran hutan dan lahan, tanggal 3 September 2017 pukul 20.00 WIB pada Satelit NOAA19, terpantau 46 hotspot, yang tersebar di Provinsi Jawa Timur (1 titik), Banten (1 titik), Jawa Tengah (1 titik), Kalimantan Barat (16 titik), Bangka Belitung (23 titik), Jambi (3 titik), dan Sumatera Selatan ( 11 titik).
Berdasarkan Satelit TERRA AQUA (NASA) confidence level ≥80% , jumlah hotspot di Indonesia ada 8 titik dengan rincian Provinsi Papua (1 titik), Nusa Tenggara Timur ( 4 titik), Nusa Tenggara Barat ( 1 titik), dan Kalimantan Timur ( 2 titik).
Sedangkan informasi hotspot berdasarkan Satelit TERRA AQUA (LAPAN) confidence level ≥80% , jumlah hotspot di Indonesia ada 7 titik yaitu di Nusa Tenggara Timur ( 3 titik), Nusa Tenggara Barat (1 titik), dan Kalimantan Timur ( 3 titik).
Manggala Agni yang tergabung dalam Tim Patroli Terpadu Posko Desa Rantau Sialang, Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin, pada hari Minggu 3 September 2017 melakukan groundcheck hotspot yang terpantau berdasarkan satelit TERRA AQUA (LAPAN). Dengan dibantu oleh TNI, BPBD, dan Masyarakat Peduli Api (MPA), Manggala Agni bergerak menuju lokasi hotspot yang berada di Desa Kerta Jaya Kecamatan Sungai Keruh Kabupaten Muba. Pada lokasi hotspot ditemukan lahan bekas kebakaran pada titik koordinat S. 03.06221 E. 103.69817. Luas bekas terbakar sekitar 2 Ha berupa pohon bekas tebang. Kondisi pada saat groundcheck api sudah padam. Manggala Agni akan terus melakukan sosialisasi di wilayah ini dengan pendekatan kepada masyarakat agar kebakaran hutan dan lahan tidak terulang lagi.
Selain itu, groundcheck juga dilakukan oleh Manggala Agni Daops Lahat pada titik koordinat S.02.78080248833 E.102.821281433, Desa Batu Gajah, Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara dan juga pada koordinat S -3.001469 E 103.040581, Desa Mekar Sari, Kecamatan Megang Sakti, Kabupaten Musi Rawas.
Tak hanya groundcheck, pemadaman dini juga dilakukan oleh Manggala Agni Daops Lahat di Desa Kayuara Batu, Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Muara Enim, luas lahan terbakar sekitar 10 Ha. Di Kalimantan Tengah, pemadaman dini dilakukan juga oleh Manggala Agni Daops Palangkaraya di Jl. Mahir Mahar Km 08 Kelurahan Bukit Tunggal Kecamatan Jekan Raya Kota Palangkaraya, dengan luas yang terbakar sekitar 10 ha. Kebakaran yang diinformasikan oleh Tim Patroli Terpadu ini segera dipadamkan oleh Manggala Agni selama kurang lebih 4 jam dan api berhasil dipadamkan.(*)
SIARAN PERS
Nomor : SP.232/HUMAS/PP/HMS.3/08/2017
Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Djati Witjaksono Hadi – 081375633330
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0