Selasa, 24 Desember 2024 BTN Gunung Ciremai
Kuningan, 24 Desember 2024. Kabar gembira datang dari dunia satwa liar khususnya mamalia kucing besar di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Balai TNGC melalui kegiatan monitoring dari bulan Juni sampai dengan Desember 2024 ini berhasil memantau keberadaan individu native Macan Tutul Jawa yang merupakan satwa asli kawasan Gunung Ciremai melalui kamera jebak (camera trap).
Individu unik yang terpantau sebanyak 3 ekor berjenis kelamin jantan, yaitu dua ekor memiliki corak tutul hitam (kumbang) dan satu ekor bercorak tutul terang. Individu Macan Tutul Jawa di kawasan TNGC dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu satwa asli dan individu hasil introduksi. Macan tutul jawa hasil introduksi di kawasan TNGC merupakan hasil pelepasliaran yaitu pada tahun 2019 bernama Slamet Ramadhan (kumbang jantan), dan tahun 2022 bernama Rasi (tutul betina). Macan Slamet Ramadhan terakhir terpantau kamera jebak pada bulan April 2023, sedangkan Macan Rasi berhasil terpantau pada Juli 2024 ini. Sehingga jumlah individu Macan tutul jawa di kawasan TNGC yang berhasil terpantau keberadaannya selama kurun tahun 2024 sebanyak 4 ekor, yaitu 3 ekor satwa asli dan 1 ekor satwa introduksi (Rasi).
Keberhasilan pemantauan keberadaan Macan tutul jawa baik satwa asli dan satwa introduksi tidak lepas dari peran dan komitmen para pihak yaitu Tim Monitoring Macan tutul jawa Balai TNGC, masyarakat mitra TNGC yang selalu mendampingi selama kegiatan pemantauan serta berperan sebagai sumber informasi keberadaan Macan tutul jawa di kawasan TNGC, serta dibantu oleh Yayasan SINTAS Indonesia dalam teknis pelaksanaan kegiatan mulai dari desain survey monitoring, penerapan metode/SOP secara langsung, support peralatan kamera jebak, sampai dengan pengolahan dan analisis data.
Selain pemantauan yang dilakukan rutin oleh tim monitoring Balai TNGC, saat ini juga sedang berlangsung monitoring lanjutan untuk pendugaan struktur populasi Macan tutul se-Jawa (Javan Wild Leopard Survey/JWLS) yang merupakan program dari Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Sumberdaya Genetik (KKHSG), Direktorat Jenderal KSDAE yang disupport oleh Yayasan SINTAS Indonesia.
Diharapkan hasil survei yang akan dapatkan tahun 2025 nanti bisa memberikan informasi yang lebih komprehensif terkait jumlah individu Macan tutul jawa khususnya di kawasan TNGC.
Yuk sama-sama kita jaga dan lestarikan keberadaan Macan tutul jawa “Raja Rimba Taman Nasional Gunung Ciremai”.
Sumber: Silvia Lucyanti, S.Hut., M.Si. - PEH Ahli Muda Balai Taman Nasional Gunung Ciremai
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0