Minggu, 23 Juli 2017
SIARAN PERS
Nomor : SP. 142/HUMAS/PP/HMS.3/07/2017
Satgas Karhutla Kerja Keras, Titik Api Turun
Jakarta, Biro Humas Kementerian LHK, Minggu, 23 Juli 2017. Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgas Karhutla) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), berhasil melakukan operasi terpadu pemadaman kebakaran lahan di kawasan rawan Karhutla. Satgas Karhutla yang terdiri dari Manggala Agni (KLHK) bersama TNI, Polri, Masyarakat Peduli Api (MPA) dan tim terpadu lainnya berjibaku mengantisipasi meluasnya areal karhutla. Selain pemadaman, Satgas Karhutla juga terus melakukan pemantauan terhadap munculnya titik api (groundcheck hotspot) yang dapat berpotensi menimbulkan kebakaran hutan dan lahan.
Dari laporan titik api berdasarkan satelit NOAA dan TERRA AQUA (NASA), berbagai upaya pemadaman baik di darat dan udara, Satgas Karhutla berhasil menurunkan jumlah titik api secara signifikan. Bahkan pada beberapa Provinsi dilaporkan pemadaman berhasil dilakukan dan tidak ada titik api. Berdasarkan laporan per tanggal 22 Juli 2017 pukul 20.00 WIB, satelit NOAA memantau terdapat 24 titik api di seluruh Indonesia. Seluruh titik api langsung dilakukan groundcheck hotspot ke lapangan oleh tim Manggala Agni dan Masyarakat Peduli Api.
Adapun total titik api berdasarkan satelit NOAA per 1 Januari - 21 Juli 2017 dilaporkan sebanyak 783 titik. Jumlah ini mengalami penurunan signifikan jika dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya, dimana terpantau jumlah titik api sebanyak 1.086 titik di tahun 2016. Berarti terdapat penurunan jumlah titik api sebanyak 303 titik atau 27,90 persen. Sementara informasi titik api dari satelit TERRA AQUA (NASA), per jam 20.00 WIB, dilaporkan seluruh kawasan di Indonesia bebas titik api. Dengan total titik api per 1 Januari - 22 Juli 2017 sebanyak 157 titik. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, jumlah titik api terpantau sebanyak 2.078 titik di tahun 2016.
"Artinya terdapat penurunan jumlah titik api sebanyak 1.921 titik atau 92,44 persen," ungkap Kepala Biro Humas KLHK, Djati Witjaksono Hadi, Sabtu (22/7/2017).
Berdasarkan laporan Kepala Daerah Operasional (Daops) Karhutla KLHK di lapangan, luas areal kebakaran hutan dan lahan yang ditangani oleh tim Manggala Agni sampai dengan tanggal 22 Juli 2017, adalah seluas 2.062,02 hektar. Untuk pemadaman Karhutla tidak hanya dilakukan di darat dengan melibatkan tim terpadu, namun juga dengan dukungan helikopter milik KLHK dan Satgas Provinsi untuk melakukan water bombing dan hujan buatan. Dengan menggunakan helikopter milik KLHK, water bombing dilaksanakan di Provinsi Riau pada tanggal 14 - 24 Februari 2017 dengan rincian 5 sorti dan 48.000 liter air yang dijatuhkan di Kabupaten Rohil dan Pelalawan.
Sementara dengan menggunakan helikopter BPBD, kegiatan water bombing dilaksanakan sejak tanggal 4 Juni - 16 Juli 2017. Sebanyak 2.596 sorti dan 10.232.200 liter air di Kabupaten Rokan Hilir, Rokan Hulu, Indragiri Hilir, Bengkalis, Kuansing, Meranti, Pelalawan dan Kampar.Sedangkan di Provinsi Kalimantan Barat, dengan menggunakan helikopter KLHK telah dilakukan kegiatan water bombing pada tanggal 2 - 24 Juni 2017, berupa 35 sorti serta 42.000 liter air di Kabupaten Kubu Raya. Sementara di Kabupaten Sumatera Selatan menggunakan helikopter BPBD, telah dilakukan kegiatan water bombing pada tanggal 8 Juni - 22 Juli 2017. Rincian 157 sorti dengan total air yang dijatuhkan sebayak 792.300 liter di Kabupaten OKI, Ogan Ilir, Banyuasin, Pali, Muara Enim dan OKU.
Untuk kegiatan hujan buatan atau TMC, telah dilakukan di Provinsi Riau, dari tanggal 5 - 12 Juli 2017 sebanyak 10 penerbangan dan telah disemai garam sebanyak 15,2 ton di wilayah Kabupaten Siak, Kampar, Bengkalis, Pelalawan, Inhul dan Rohil. Sedangkan di Provinsi Sumatera Selatan, dari tanggal 8 Juni - 22 Juli 2017 telah dilakukan 36 penerbangan dan telah disemai garam sebanyak 36,6 ton di wilayah Kabupaten Banyuasin, OKI, Ogan Ilir, PALI, Muara Enim, OKU Timur dan Kota Palembang.
"Satgas Karhutla juga terus melakukan patroli terpadu dan sosialisasi kepada masyarakat di lokasi rawan Karhutla," kata Djati.
Adapun jumlah desa sasaran patroli terpadu meliputi Provinsi Sumatera Utara 15 desa, Riau 65 desa, Jambi 20 desa, Sumatera Selatan 50 desa, Kalimantan Barat 60 desa, Kalimantan Tengah 55 desa, Kalimantan Selatan 20 desa dan Kalimantan Timur 15 desa. Hingga saat ini tambah Djati, berkat penanganan intensif seluruh Tim Terpadu baik darat dan udara, dilaporkan tidak ada indikasi asap lintas batas. Data asap lintas negara dan informasi partikulat (PM10) untuk beberapa provinsi rawan karhutla tergolong normal, yang ditunjukkan dengan tidak adanya indikasi asap dan nilai PM10 sama dengan 0 (baik).
Kualitas udara di berbagai daerah rawan Karhutla, terutama di pulau Sumatera dan Kalimantan, juga dilaporkan dalam kondisi baik. Beberapa Provinsi rawan Karhutla juga sudah menetapkan status siaga darurat hingga akhir tahun 2017, seiring dengan mulai masuknya musim kering. (*)
Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Djati Witjaksono Hadi - 081375633330
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0