Kamis, 14 Mei 2020
Bogor, 12 Mei 2020. Direktorat Pemanfataan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi (PJLHK) menggelar Webinar Series 1 dengan tema Sharing Session “Tanggap COVID-19 Dengan Eco-Action Untuk Wisata Alam Berkelanjutan : Pengalaman Taman Nasional Kepulauan Seribu”.
Webinar dibuka Dr. Nandang Prihadi, S.Hut, M.Sc, Direktur PJLHK selaku moderator, dengan penyampaian keynote speech dari Direktur Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Ir. Wiratno, M.Sc. dilanjutkan narasumber Badi’ah, S.Si, M.Si, Kepala Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu serta diikuti perwakilan dari UPT Ditjen KSDAE, Inspektorat Jenderal KLHK, Pusdiklat SDM LHK, Dinas Kehutanan, Mahasiswa, Dosen, maupun LSM.
Wiratno menyampaikan bahwa taman nasional laut di Indonesia mempunyai keunikan masing-masing dan perlu adanya kegiatan yang fokus riset untuk ekowisata. “Di masa COVID-19 ini, membangun organisasi pembelajar yang belajar dari alam, menikmati alam juga mempelajari, memahami serta melestarikan alam” ungkap Wiratno.
“Eco-Action yang dilakukan berupa pemulihan ekosistem karang sebagai bentuk bantuan masyarakat terdampak yang menciptakan multiplier effect antara lain mengganti penghasilan yang hilang karena PSBB dan penutupan kawasan, membangun collective awareness, memperbaiki daya tarik wisata, dan dalam jangka panjang memperbaiki produksi perikanan” papar Badi’ah, Kepala Balai TN Kepulauan Seribu.
Badiah juga mengatakan bahwa dengan adanya penutupan kawasan untuk kunjungan wisata, terjadi peningkatan jumlah penyu yang naik dan bertelur (dari hanya 5.000 telur menjadi 7.000) dan lokasi bertelurnya penyu, termasuk di area yang biasa untuk berwisata. "Saat ini adalah saat yang digunakan oleh alam untuk memulihkan diri, Natural recovery menuju kondisi keseimbangan alam yang lebih optimal" tambah Badi'ah.
Hal-hal yang perlu menjadi perhatian antara lain meredesign atau peninjauan kembali desain tapak pemanfatan ruang untuk kegiatan wisata sebagai persiapan masa “new normal” pasca COVID-19, penyusunan SOP atau pedoman kunjungan wisata alam pasca COVID-19 dimana akan berbeda dengan kondisi sebelumnya, serta diversifikasi produk wisata agar tidak monoton dan terbatas pada penyedia wisata namun juga bisa melibatkan kegiatan keseharian masyarakat.
Taman Nasional Kepulauan Seribu yang terletak di wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dengan jumlah penduduk ± 15.260 jiwa dengan sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian di bidang usaha wisata dan hasil perikanan.
Tidak seperti taman nasional lainnya, Taman Nasional Kepulauan Seribu terletak pada episentrum penyebaran COVID-19 dengan hampir 40% berada di Provinsi DKI Jakarta, sehingga berdampak tempat wisata TN Kepulauan Seribu ditutup sementara untuk kunjungan wisata. Langkah-langkah kebijakan tersebut tentu saja sangat berpengaruh terhadap semua aktifitas masyarakat di Kepulauan Seribu Utara, tak terkecuali yang paling dominan adalah perikanan dan pariwisata alam.
Sebagaimana instruksi Presiden RI, bahwa hampir semua Kementerian dan Lembaga (K/L) diminta untuk secara sungguh-sungguh melakukan refocusing anggaran untuk membantu penanggulangan penyebaran COVID-19, terutama membantu masyarakat yang terdampak. Bentuk bantuan kepada masyarakat terdampak haruslah mendukung fungsi utama taman nasional dan memberikan insentif untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Sumber : Gita Riani Wulandari - PEH Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi (PJLHK)
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0