Senin, 16 Juni 2025 BBKSDA Jawa Timur
Gresik, 13 Juni 2025. Sebanyak 25 ekor ular sanca berhasil dievakuasi dari wilayah permukiman warga di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, dalam operasi penyelamatan yang dilakukan oleh Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Gresik dan tim Penyelamatan Satwa Liar (Matawali) Bidang KSDA Wilayah II Gresik, Balai Besar KSDA Jawa Timur (BBKSDA Jatim). Satwa liar tersebut terdiri dari 23 ekor Ular Sanca Kembang (Malayopython reticulatus) dan 2 ekor Sanca Bodo (Python bivittatus) yang semuanya ditemukan dalam kondisi hidup dan aktif.
Evakuasi ini merupakan bagian dari respons cepat terhadap laporan warga terkait kemunculan ular berukuran besar di sekitar lingkungan mereka. Satwa tersebut merupakan hasil rescue pihak Damkarla Gresik usai menerima pengaduan masyarakat di berbagai titik permukiman.
Seluruh individu satwa kemudian ditranslokasi ke Kandang Transit Wildlife Rescue Unit (WRU)/Unit MataWali BBKSDA Jatim untuk mendapatkan perawatan awal dan observasi medis guna memastikan kelayakan kesehatan sebelum dilakukan tindakan lebih lanjut.
Yang mengejutkan, temuan ini bukanlah yang pertama dalam beberapa pekan terakhir. Dalam rentang waktu hanya dua bulan Mei hingga Juni 2025, jumlah total ular sanca yang di evakuasi dari wilayah Gresik telah mencapai 45 ekor, terdiri atas 40 ekor Ular Sanca Kembang dan 5 ekor Sanca Bodo. Lonjakan signifikan ini menimbulkan pertanyaan serius tentang dinamika populasi liar dan potensi gangguan habitat di kawasan tersebut.
Dugaan sementara, meningkatnya perjumpaan antara ular dan manusia di Gresik bukan sekadar fenomena kebetulan. Ini bisa menjadi pertanda adanya perubahan lingkungan, baik karena menurunnya ketersediaan pakan di habitat aslinya atau semakin sempitnya ruang hidup mereka di alam.
Dalam waktu dekat, BBKSDA Jatim berencana melakukan survei lapangan terkait potensi populasi dan habitat ular sanca di Kabupaten Gresik. Survei ini bertujuan untuk memahami penyebab munculnya satwa liar tersebut secara intensif di pemukiman dan untuk merumuskan strategi mitigasi yang tepat.
Sanca Kembang dan Sanca Bodo merupakan jenis ular besar yang memiliki peran penting sebagai pengendali populasi hewan pengerat dalam ekosistem alaminya. Namun, ketika mereka keluar dari habitat dan masuk ke wilayah manusia, keberadaan mereka dapat menimbulkan kepanikan dan berisiko menimbulkan konflik.
Peran aktif masyarakat, instansi pemadam kebakaran, dan lembaga konservasi sangat krusial dalam memastikan keselamatan satwa dan manusia. Evakuasi yang berulang ini menjadi momentum penting untuk memperkuat edukasi konservasi kepada publik, serta penataan ruang yang berpihak pada keseimbangan ekologis.(dna)
Sumber: Bidang KSDA Wilayah 2 Gresik - Balai Besar KSDA Jawa Timur
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0