Pengabdian seorang Polhut mengajar di SDN SMPN SATAP Totabuan

Jumat, 08 November 2019

Bolaang Mongondow, 8 November 2019. Dunia pendidikaan merupakan tulang punggung pembentukan SDM Maju dan unggul untuk mampu berkompetisi memajukan negara ini di tengah persaingan global yang luar biasa hebat. Di tengah hiruk pikuk dunia pendidikan yang bersaingan untuk menyiapkan SDM yang handal dan mumpuni masih ada sekolahan dengan kondisi yang miris, kurang terawat dan bisa dikatakan sangat tertinggal. SDN SMPN SATAP Totabuan merupakan salah satu dari sebagian kecil sekolahan dengan kondisi yang memprihatinkan.

Desa Totabuan terletak di Kabupaten Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara. Jarak dengan pusat pemerintahan yang berada di Lolak sekitar 20 km kurang lebih 30 menit dengan menggunakan transportasi darat.
SDN SMPN SATAP Totabuan didirikan pada tahun 1971  dan pada tahun 2015 mendapatkan bantuan hibah dari UNDP program pengentasan buta huruf. Sejak mulai berdiri sampai sekarang sekolahan ini tidak banyak berubah dengan kondisi bangunan dan sarana prasarana yang tentunya sudah banyak mengalami kerusakan ujar Hasman, S.Pd selaku kepala sekolah SDN SMPN SATAP Totabuan.

Guru yang mengajar di SDN SMPN SATAP Totabuan hanya 2 orang PNS dengan di tambah lagi  guru bantu sebanyak 8 orang. Jumlah murid sekitar 300 an orang yang terdiri dari SD dan SMP. Hal inilah yang mendorong keprihatinan dari Ramli Iroth seorang polhut yang bertugas di Resort Pinogaluman untuk membantu mengajar di SDN SMP SATAP Totabuan. Program mengajar ini di pilih menjadi pionering atau program unggulan Resort  dengan melihat kondisi masyarakat desa sekitar kawasan.

Tidak banyak yang tau bahkan mungkin hanya sebagian kecil dari masyarakat bolaang Mongondow di Provinsi Sulawesi Utara ini ada seorang polhut mengajar di sela - sela kesibukan bertugas dalam menjaga konservasi lingkungan. Panggilan jiwa melihat keadaan untuk merubah paradigma masyarakat untuk peduli dan menumbuhkan kesadaran terhadap lingkungan sekitar itulah yang menjadi dasar pria kelahiran minahasa 42 tahun yang lalu.

Memang tidak mudah pada awalnya ketika melakukan pendekatan ke masyarakat khususnya masyarakat sekitar kawasan karena sudah terdoktrin bahwa polhut mempunyai tugas menangkap masyarakat yang yang melakukan tindak tipihut hal itulah yang di rasakannya pada waktu awal - awal melakukan kegiatan. Proses berjalan dari waktu ke waktu dengan tidak menyerah akhirnya masyarakat Desa Totabuan mengerti dengan sendirinya melihat niat baik dengan hati yang ikhlas membantu masyarakat melalui program mengajar.

SDN SMPN SATAP totabuan merasa sangat terbantu dengan keberadaan pak ramli iroth mengajar. Banyak dampak positif yang di rasakan dengan hal ini dimana kesadaran masyarakat terhadap lingkungan meningkat karena perasaan malu karena anaknya sudah mengingatkan ke orang tuanya untuk tidak merusak hutan lagi.

Sumber: Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini