Tana Bentarum Gelar Seminar Rencana Pengembangan Sanctuary Ikan Arwana Super Red Di Taman Nasional Danau Sentarum

Jumat, 21 Desember 2018

Putussibau, 21 Desember 2018. Salah satu langkah awal dalam mengembangkan Sanctuary Ikan Arwana Super Red Taman Nasional Danau Sentarum adalah dengan mengadakan kegiatan FGD “Rencana Pengembangan Sanctuary Ikan Arwana Super Red di Taman Nasional Danau Sentarum”. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Balai Besar Tana Bentarum bekerjasama dengan Pusat Penelitian Limnologi LIPI. Kegiatan ini dilaksanakan selama 1 (satu) hari pada tanggal 21 Desember 2018 di Aula Balai Besar Tana Bentarum Putussibau.

Adapun peserta seminar berjumlah 30 orang yang berasal dari Pejabat Struktural, Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan dan Polisi Kehutanan lingkup Balai Besar Tana Bentarum. Untuk mendukung hasil lebih maksimal, diundang para pemateri atau narasumber dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yaitu Prof. Dr. Gadis Sri Haryani dan Siti Aisyah, S. Si. dan dari Balai Besar Tana Bentarum yaitu Yudha E. Prasetya sedangkan moderator dipandu oleh Ardi Andono.

Seminar ini dibuka oleh Kepala Balai Besar Tana Bentarum yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Lanjak, Gunawan Budi H, S.Hut., M.Si. Dalam sambutannya, menyatakan bahwa FGD ini sangat penting dalam rangka upaya konservasi Ikan Arwana Super Red (Scleropages formosus), konsep yang dibangun dalam pengembangan sanctuary ini adalah bagaimana mengembangkan ikan arwana super red di habitat alaminya secara terkontrol untuk meningkatkan populasi dan kualitas ikan secara genetis (Fresh blood) serta mengantasipasi dari ancaman kepunahan.

"Danau Sentarum merupakan daerah kawasan konservasi yang merupakan habitat alami dari Ikan Arwana (Scleropages formosus). Ikan Arwana Super Red termasuk jenis ikan langka yang dilindungi dan masuk dalam Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES). Nilai jual Ikan Arwana (Scleropages formosus) yang sangat tinggi memacu perburuan arwana di alam bebas. Keberadaan Ikan Arwana yang semakin sulit ditemui di alam liar menjadi perhatian dari beberapa pihak terutama pemerintah dan dunia. Pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa Presiden Republik Indonesia menetapkan jenis Ikan Arwana (Scleropages formosus) sebagai salah satu jenis satwa yang dilindungi. Oleh sebab itu kami menginisiasi membuat Sanctuary Ikan Arwana Super Red (Scleropages formosus)", pungkasnya.

Rencana pembuatan Sanctuary Ikan Arwana Super Red (Scleropages formosus) di Danau Merebung kawasan TNDS menggunakan konsep keramba jaring tancap karena mempunyai kelebihan secara ekologis. Sedangkan Profesor Gadis mengakui bahwa ide pengembangan Sanctuary Arwana Super Red (Scleropages formosus) merupakan ide brilian yang belum pernah diimplementasikan di Indonesia sebelumnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan menurut Profesor dibidang Limnologi ini antara lain; tinggi rendahnya keramba jaring tancap harus disesuikan pas air pasang dan surut, dan besarnya diameter waringnya supaya ikan dapat makan tanaman setempat selain itu perlu penjagaan yang ketat dari berbagai predator.

Selanjutnya Balai Besar Tana Bentarum berencana akan menjalin kerjasama dengan Puslit Limnologi, untuk pengelolaan Taman Nasional Danau Sentarum lebih baik dan professional. Dukungan para ahli limnologi sangat dibutuhkan dalam mewujudkan pengelolaan yang lebih komprehensif terkait danau dan potensi yang ada di dalamnya. Kerjasama yang akan dibangun dalam rangka filling the gap terkait pengetahuan, pengalaman dan sumberdaya yang terbatas dari Balai Besar Tana Bentarum dalam pengelolaan potensi perairan darat.

 

Sumber : Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

reza firdaus
apakah saya bisa masuk menjadi anggota dari ksdae