Secercah Harapan dari Blok Lebak Ciherang (LBC) - Resort Tapos

Selasa, 21 Maret 2017

Tapos, 21 Maret 2017. Kawasan hutan di Blok Lebak Ciherang (LBC) – Resort Tapos, berdasarkan keterangan dari Kepala Resort Tapos Bapak Edi Subandi, “Alhamduillah penggarap di Blok LBC sudah ke luar semua dari kawasan mulai dari tahun 2015 sebanyak 22 orang melalui proses yang cukup panjang sejak pengalihan pengelolaan kawasan dari Perum Perhutani ke Balai Besar TNGGP tahun 2003. Namun, lebih sulit lagi kami selaku pengelola lapangan tingkat resort untuk dapat mempertahankan keberhasilan ini. Bagaimana agar eks penggarap tidak lagi kembali ke dalam kawasan sedangkan kondisi pendapatan mereka jauh lebih sedikit dibandingkan saat masih menggarap di dalam kawasan bahkan ada yang belum mendapatkan pekerjaan tetap”.

Pada tahun 2015 pengelola TNGGP melakukan program proses pengeluaran penggarap di Blok LBC – Resort Tapos dengan kompensasi pemberian Kambing (1 orang penggarap yang ke luar mendapat 1 ekor Kambing) untuk dapat diternakan/ digulirkan. Sampai saat ini Kambing yang diberikan sebagian besar masih bertahan namun hasilnya dalam rentang waktu 2 tahun ini belum banyak dirasakan (baru menghasilkan anakan 2 – 3 ekor dan ada juga yang indukannya sudah mati). Sedangkan masyarakat eks penggarap perlu mempertahankan hidupnya. Pada kenyataannya hasil yang didapat dari kompensasi (pemberian bibit Kambing) jauh lebih rendah dari penghasilannya sebagai penggarap dalam kawasan. Eks para penggarap terus mendapat bimbingan dan pendampingan dari pengelola TNGGP.  Pada tahun 2016 dibentuk Kelompok Tani Hutan LBC Lestari.  Duduk sebagai ketua kelompok Bapak Madjid.  Pak Madjid atau lebih dikenal dengan nama “Kajew”  sebagai ketua kelompok yang eks penggarap di Blok LBC menuturkan harapan-harapannya, “Abdi mah sangat satuju lamun di LBC ieu mau dikembangkan menjadi tempat wisata tapi jangan lupa melibatkan para eks penggarap. Kami siap untuk dilibatkan dalam pengelolaan wisata LBC. Yang dirasakan eks penggarap saat ini terkait pendapatan jauh lebih sedikit dibandingkan saat masih menggarap dalam kawasan. Kalau ada kegiatan lain seperti wisata alam LBC dengan melibatkan eks penggarap akan membantu perekonomian kami sebagai eks penggarap”. 

Banyak potensi yang masih tersimpan untuk pengembangan wisata alam dari Blok LBC seperti Air Terjun Cikamar dan “Sang Elang Hitam” yang meliuk-liuk naik turun di sela-sela pohon Pinus. Pohon-pohon Pinus tersebut tumbuh sampai pinggiran Sungai Ciherang sebagai penanda batas kawasan TNGGP. Selain potensi sumber daya alam yang bisa dikembangkan untuk kegiatan wisata alam, potensi pengunjung pun sudah tampak terlihat. Setiap hari libur mulai banyak pengunjung yang datang ke lokasi Blok LBC untuk sekedar ber-selfie, menikmati suasana udara segar dan panorama, serta “botram” (makan bersama keluarga atau teman). Manfaat dari adanya kegiatan kunjungan ke Blok LBC ini sudah dapat dirasakan masyarakat sekitar terutama eks penggarap. Namun sayangnya pengunjung masih kurang memperhatikan kebersihan, masih banyak sampah berserakan terutama di titik-titik pinggiran jalan yang ada tembok sebagai pembatas jalan. Pengunjung banyak duduk di pinggiran jalan tersebut sambil membawa makanan.

Melihat Blok LBC dari kronologis pengelolaan Perum Perhutani ke TNGGP, proses keluarnya penggarap dari dalam kawasan, berlokasi pada zona pemanfaatan, potensi SDA yang dimiliki, dan potensi pengunjung yang sudah ada dapat dijadikan sebagai potensi untuk pengembangan wisata alam dengan melibatkan masyarakat eks penggarap. Upaya ini sebagai salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan manfaat ekonomi masyarakat sekitar (terutama eks penggarap) agar tidak kembali lagi ke dalam kawasan. Sehingga pengelola kawasan perlu persiapan menuju pengembangan wisata alam LBC dengan melakukan penataan ruang melalui penyusunan desain tapak yang selama ini belum dilaksanakan.

Sumber Info : Poppy Oktadiyani & Ade Bagja Hidayat - BBTN Gunung Gede Pangrango
Dok: Eko Sutejo

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini