Menjamin Stock Alam Populasi Rusa Timor Melalui Pola Breeding In-situ di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai

Rabu, 05 September 2018

Konawe Selatan, 5 September 2018. Upaya peningkatan polulasi Rusa Timor (Cervus Timorensis) untuk stok alam, Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) memindahkan lima ekor rusa timor (Cervus timorensis) dengan sex ratio dua jantan dan tiga betina menuju Breeding In-situ Rusa Hutan Pendidikan Tatangge TNRAW, yang berasal dari Demplot penangkaran rusa di belakang kantor Balai TNRAW.

Sebelum dipindahkan ke lokasi breeding in-situ, rusa – rusa itu di cek kondisi kesehatannya dan diberikan eartag oleh Tim Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai bersama Tim Dokter Hewan dari Dinas Peternakan Kab. Konawe Selatan.

Pemindahan rusa timor ini dikarenakan Demplot penangkaran rusa yang telah ada tidak mampu lagi untuk menampung anakan dan indukan. Berdasarkan data pengamatan selama 2 tahun terakhir jika jumlah satwa rusa di dalam demplot pengembangbiakan mencapai 20 ekor maka akan terjadi seleksi alam, perebutan lahan, masalah sanitasi yang berdampak pada kematian satwa rusa timor.

Berkaca dari hal tersebut, untuk meningkatkan menjamin populasi rusa timor dan menjamin sifat liar Rusa Timor tetap terjaga, Kepala Balai bersama PEH TNRAW melakukan upaya pengembangan Demplot Rusa melalui Pola Breeding In – situ.

Dalam rangka pengembangannya, Balai TNRAW berencana akan melibatkan masyarakat sekitar kawasan. Hal ini dimaksudkan supaya areal breeding dapat dikelola secara intensif sehingga keamanan  rusa  lebih  terjamin dan pada gilirannya dapat memberikan  dampak positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat sekitar. Sebagai kawasan konservasi, Balai TNRAW berkewajiban untuk menjamin keberadaan satwa Rusa Timor yang memiliki ikatan historis tak terpisahkan dengan sejarah penunjukan kawasan.

Breeding In-situ Rusa Timor ini di bangun pada bulan agustus 2018 dengan ukuran 40 x 90 m. Lokasi Demplot pengembangan penangkaran rusa timor ini telah dipagari setinggi ± 2,0 m menggunakan Kawat besi dengan menggunakan sistem mini ranch atau semi terkurung dimana rusa dibiarkan merumput di dalam areal penangkaran dengan sumber pakan alami. Penangkaran rusa dengan sistem mini ranch diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidup seperti di habitat alamnya.

Kegiatan penangkaran rusa timor selain memiliki nilai strategis untuk pengembangbiakkan populasi, juga memiliki nilai pariwisata dan nilai pendidikan yang semuanya berdampak positif untuk membangun kesadaran masyarakat luas, baik akademisi, peneliti, masyarakat lokal maupun wisatawan terhadap upaya perlindungan habitat dan populasi rusa timor di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai.

Terdapat areal lebih dari 30.000 ha berupa ekosistem savana merupakan habitat alami bagi rusa timor (Cervus timorensis). Namun sejak tahun 2000 populasi rusa timor mengalami degradasi akibat perburuan liar. Trend penurunan populasi in sangat mengkhawatirkan, karena bukan saja berakibat terhadap ancaman kepunahan/hilangnya salah satu  populasi species yang sekaligus menjadi pesona kawasan. Kegiatan inventarisasi terakhir mencatat populasi rusa timor berkisar pada angka kurang dari 100 ekor.

Sumber : Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini