Menelisik Sisi Lain Artis Penyayang Satwa Manohara Mengantarkan Kasuari ke Hutan Nimbokrang Papua

Senin, 20 Agustus 2018

Jayapura, 20 Agustus 2018. Manohara turut menorehkan sejarah kepulangan delapan anakan kasuari gelambir ganda (Casuarius casuarius) ke habitat asalnya di Papua. Delapan anakan kasuari tersebut merupakan barang bukti percobaan perdagangan satwa ilegal, yang berhasil digagalkan tim Polisi Kehutanan BBKSDA Jatim pada Nopember 2017. Rencananya satwa endemik Papua yang dilindungi itu akan dikirim ke Pangkal Pinang, Kepulauan Riau. Namun tertangkap di Bandara Juanda, Surabaya.

Pukul 15.00 WIT di hari Kemerdekaan RI ke-73, Jumat (17/8) Manohara bersama rombongan BBKSDA Jatim dan JAAN (Jakarta Animal Aid Network) mendarat di Bandara Sentani, Jayapura. Mereka menggunakan maskapai Sriwijaya Air. Manohara tampak bersuka cita saat tiba di ujung timur Indonesia, dan disambut oleh Kepala BBKSDA Papua, Ir. Timbul Batubara, M.Si. bersama para staf.

Pada acara seremonial penyambutan delapan anakan kasuari di kantor Polisi Kehutanan Bandara Sentani, Jayapura, Manohara menyampaikan sambutan penuh santun dan bersahaja. Di hadapan para pejabat pemerintah daerah Kabupaten Jayapura dan UPT lingkup KLHK Papua, Manohara menjelaskan, “Saya bukan sebagai sponsor, tapi relawan. Saya peduli terhadap satwa, dan itu sudah muncul dalam diri saya sejak kecil.”

Usai penandatanganan berita acara penyerahan delapan anakan kasuari dari BBKSDA Jatim kepada BBKSDA Papua, delapan anakan kasuari tersebut langsung diantarkan ke kandang habitusi. Pukul 17.30 WIT rombongan bergerak dari Kantor Polisi Kehutanan Bandara Sentani menuju Kampung Rhepang Muaif, Distrik Nimbokrang, Kabupaten Jayapura. Manohara tetap dengan senyumnya yang lembut tidak tampak lelah berada dalam semua prosesi itu.

Perjalanan dari Bandara Sentani ke Rhepang Muaif memerlukan waktu sekitar dua jam. Hari sudah gelap saat Manohara harus memasuki hutan adat milik keluarga Alex Waisimon, seorang tokoh lingkungan yang meraih penghargaan kalpataru tahun 2017. Ia bersama tim BBKSDA Jatim dan Papua, juga Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura, melangkah tanpa ragu di jalan setapak menuju kandang habituasi.

Seperti telah menyatu dengan alam, Manohara duduk di lantai hutan beralas rumput dan daun-daun kering tepat di depan kandang. Ia dan Femke den Haas dari JAAN lalu sibuk memotong pisang, tomat, dan jambu biji untuk makan malam delapan anakan kasuari.

Setelah kandang dinyatakan siap, kasuari satu per satu dikeluarkan dari kotak-kotak kayu raksasa, dilepaskan di dalam ruang terbuka berdinding kayu berukuran sekitar 100 meter persegi. Manohara menunggu sampai kasuari benar-benar aman dan nyaman, barulah ia meninggalkan kandang. Bersama semua rombongan, Manohara menuju aula, tempat Alex Waisimon biasa melakukan berbagai kegiatan lingkungan.

Manohara membaur bersama semua yang hadir, baik dari kalangan UPT KLHK maupun masyarakat adat. Ia menikmati menu makan malam khas Papua, papeda dengan sayur kangkung-bunga papaya, sayur lilin, dan ikan kuah kuning. Malam itu Manohara menginap di kediaman Alex Waisimon, lalu paginya masih menyempatkan diri meninjau kasuari di kandang habituasi bersama Kepala Balai Besar KSDA Papua. []

 

Sumber : Balai Besar KSDA Papua

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini