Minggu, 22 Juli 2018
Surabaya, 22 Juli 2018. Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB) melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas SDM masyarakat pengelola sampah anorganik di Kecamatan Jambangan, Kota Surabaya pada tanggal 20-22 Juli 2018. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka mendukung implementasi Role Model pengendalian sampah anorganik di Taman Nasional Bali Barat. Peserta kegiatan merupakan perwakilan masyarakat di daerah penyangga TNBB yang terdiri atas perbekel (kepala desa), bendesa (kepala desa adat), pengelola pura, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Kelompok Masyarakat Penyedia Jasa Wisata (Pokmasta), kelompok pemandu wisata, kepala lingkungan, pengelola bank sampah dan petugas kebersihan lingkungan di Kawasan TNBB.
Agenda hari pertama, sambil menuju ke kantor Lurah Jambangan, peserta diajak berjalan menyusuri lorong menuju kantor kelurahan untuk melihat dan belajar penataan lingkungan yang hijau dan tentunya bersih sesuai julukan Kelurahan Jambangan sebagai Kampung Green and Clean. Kegiatan dipandu oleh kader-kader lingkungan Kelurahan Jambangan yang menjelaskan bagaimana menjadikan lingkungan bersih dan dapat memanfaatkan lahan sempit yang difungsikan untuk berbagai macam tujuan, seperti kolam ikan, kebun sayur serta tanaman obat dan sebagai taman hijau. Peserta juga diajarkan bagaimana cara memanfaatkan berbagai macam sampah plastik untuk dijadikan hiasan yang dapat memperindah lingkungan. Agenda kegiatan dilanjutkan dengan penyambutan oleh Camat Jambangan dan Lurah Jambangan bersama fasilitator dan para kader lingkungan. Dalam sambutannya, Camat Jambangan, Anna Fajriatin, AP, MM, mengucapkan terima kasih dan merasa terhormat atas kunjungan masyarakat yang difasilitasi oleh Balai TNBB. Selain itu, Camat Jambangan juga menyatakan pentingnya keterlibatan pemerintah desa/kelurahan, kecamatan hingga pemerintah kota, serta partisipasi masyarakat dan para pihak (LSM & swasta) dalam mewujudkan lingkungan yang hijau dan bersih dari sampah.
Selesai seremonial penyambutan, peserta diarahkan menuju Pusat Daur Ulang (PDU) Jambangan untuk melakukan simulasi dan praktek memilah sampah serta pembuatan kompos. Peserta belajar secara langsung cara memilah sampah organik dan anorganik hingga memilah berbagai jenis sampah anorganik (plastik, kaca, karet). Selain itu, peserta juga mendapatkan materi tambahan tentang pengolahan sampah organik menjadi kompos dengan menggunakan lalat hitam ( _black fly soldier_) untuk menghasilkan belatung yang dapat digunakan sebagai pakan ternak dengan kandungan protein tinggi. Hari kedua pelatihan diawali dengan penyampaian materi oleh Adi Candra, S.Si, M.Si, selaku fasilitator lingkungan Dinas Kebersihan dan RTH Kota Surabaya dengan materi pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Mas Adi juga berdiskusi dengan peserta mengenai permasalahan sampah di daerahnya masing-masing, sehingga diharapkan dapat menemukan solusi yang nantinya dapat diterapkan. Setelah penyampaian materi, peserta mengikuti simulasi dan praktek membuat kerajinan tangan yang berbahan baku sampah plastik. Peserta mendapat keterampilan untuk mengubah sampah plastik menjadi hasil kerajinan yang memiliki nilai ekonomi.
Kegiatan peningkatan kapasitas SDM pengelola sampah anorganik diakhiri dengan Focus Group Discussion (FGD) dan reviu pasca pelatihan yang dipimpin oleh Hendra Gunawan, SP, MP, Kepala SPTN Wilayah III Labuan Lalang selaku ketua rombongan dan Rossa Bjork (Volunter Friends of Menjangan-Biosphere Foundation). Dalam FGD tersebut, peserta dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan clusternya yang didampingi oleh fasilitator Balai TNBB untuk berdiskusi dan berkoordinasi mengenai rencana aksi penanganan sampah anorganik yang akan dilaksanakan setelah mereka tiba di daerahnya masing-masing. Hasil diskusi dipaparkan di depan peserta lainnya dengan suasana santai dalam perjalanan pulang menuju Bali. Salah satu peserta, I Made Putera Astawa (Perbekel Desa Pejarakan) dalam paparannya menerangkan bahwa cluster Banyumandi-Pejarakan telah merancang rencana aksi pengelolaan sampah, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek, kegiatan yang akan dilaksanakan sosialisasi penanganan sampah, mulai dari pengumpulan, pengangkutan, pemilahan dan pendaur ulangan di setiap banjar. Sementara dalam jangka panjang, desa dinas akan membangun Tempat Penampungan Sampah Terpadu (TPST) untuk mengoptimalkan proses pemilahan dan daur ulang sehingga dapat meningkatkan nilai ekonominya. Pada kesempatan tersebut, Made Astawa juga menyampaikan apresiasiasinya kepada Balai TNBB yang telah memfasilitasi dilaksanakannya kegiatan pelatihan, sehingga masyarakat termasuk perbekel mendapat pengetahuan, keterampilan dan inspirasi dalam pengelolaan sampah di wilayahnya masing-masing. Pelaksanaan kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan kolaborasi para pihak dalam pengendalian sampah di TNBB. Hal ini sesuai dengan arahan Kepala Balai TNBB, Drh. Agus Ngurah Krisna, M.Si, dalam monitoring dan evaluasi role model pengendalian sampah di TNBB, yaitu hendaknya implementasi program role model diawali dengan tahapan kordinasi, komunikasi dan kolaborasi dengan masyarakat dan para pihak terkait.
Sumber : Balai TN Bali Barat
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0