Tak Henti Melangkah Mendukung Terlaksananya SRAK Orangutan

Selasa, 31 Oktober 2017

Pontianak, 31 Oktober 2017. “Bukan kandang rehabilitasi, orangutan butuh hutan sebagai tempat hidupnya”. Kalimat tersebut menggambarkan betapa kehidupan orangutan saat ini dalam tekanan berat. Capaian Strategi dan Rencana Aksi Konservasi (SRAK) Orangutan periode 2007 - 2017 belum bisa mencapai target semua orangutan kembali ke habitatnya. Terkait dengan hal tersebut,  maka dalam kesempatan belum lama ini di Pontianak, telah dilakukan pertemuan para pihak untuk kembali mendiskusikan keberlanjutan dari SRAK Orangutan.

Penyelamatan dan rehabilitasi orangutan yang dilakukan Balai KSDA Kalimantan Barat bekerjasama dengan Pusat Rehabilitasi yang ada di Provinsi Kalbar, belum sepenuhnya dapat menjalankan Strategi Rencana Aksi Konservasi Orangutan. Namun demikian, berbagai upaya dilakukan agar orangutan yang ada di pusat rehabilitasi dapat dilepasliarkan, sedangkan orangutan yang tidak memungkinkan untuk dilepasliarkan mendapat perawatan dengan baik di pusat rehabilitasi.

Belum lama ini, Kepala Balai KSDA Kalbar, Sadtata Noor Adirahmanta, S.Hut, M.T berkesempatan melakukan kunjungan ke Pusat Penyelamatan Orangutan di Kabupaten Sintang/ Sintang Orangutan Center (SOC). Saat ini jumlah orangutan yang dirawat di SOC sebanyak 38 individu yang terbagi dalam beberapa tempat, di antaranya di kandang transit sintang, di lokasi sekolah orangutan di Desa Jelora Dua serta di Desa Tembak. Orangutan yang berada di pusat perawatan SOC merupakan orangutan hasil penyerahan masyarakat baik secara sukarela maupun dari sitaan BKSDA Kalbar.

Seperti dilaporkan pihak SOC melalui Hasundungan Pakpahan sebagai Manajer Operasional, SOC tidak hanya berfokus pada kegiatan penyelamatan, rehabilitasi dan pelepasliaran orangutan ke alam, namun juga fokus pada peningkatkan kepedulian masyarakat dengan memberikan pendidikan dan sosialisasi di antara penduduk tempatan untuk menjaga orangutan dari perusakan habitat yang terus berlangsung, perburuan dan menjadikan orangutan sebagai hewan peliharaan. "Kerja konservasi, termasuk konservasi orangutan, memang tidak mudah, tapi kita tidak boleh berhenti” demikian disampaikan oleh Bapak Sadtata. Melindungi orangutan secara tidak langsung melindungi spesies lain yang membentuk satu kesatuan ekologi. Dengan melakukan konservasi orangutan, berarti membantu proses perbaikan iklim atau dengan kata lain sebagai salah satu upaya mencegah perubahan iklim karena orangutan memiliki fungsi ekologi sebagai penyebar biji tanaman buah di hutan. Kelestarian orangutan harus dijaga demi keberlangsungan hutan itu sendiri.

Sumber : Balai KSDA Kalimantan Barat

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini