Aksi Nyata Gemuruh Hari Konservasi Alam di SM Pulau Rambut

Jumat, 11 Agustus 2023 BKSDA Jakarta

Jakarta, 10 Agustus 2023. Bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) tanggal 10 Agustus 2023, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta bersama Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu memperingatinya dengan mengadakan beberapa kegiatan konservasi bersama mitra terkait di Suaka Margasatwa (SM)     Pulau Rambut. Peringatan HKAN ini merupakan upaya memasyarakatkan konservasi secara nasional sebagai sikap hidup dan budaya bangsa. HKAN juga menjaga semangat kesinambungan konservasi alam sebagai upaya perlindungan sumber daya alam dan ekosistemnya sebagai penyangga kehidupan.

Mengangkat tema “Hapungkal Himba Kalingu” yang berarti “Jiwa yang Damai dalam Harmoni Rimba Belantara”, peringatan HKAN Tahun 2023 di Suaka Margasatwa Pulau Rambut mengingatkan kembali pada warga Ibukota Jakarta bahwa di tengah hiruk pikuk kota yang tak pernah mati ini, masih ada oase-oase hijau yang memiliki fungsi dan peranan penting bagi penyangga kehidupan manusia serta mampu menghadirkan kedamaian dalam jiwa.  Tak hanya itu, hutan di Jakarta mengembalikan kita semua pada filosofi bahwa manusia tak bisa hidup tanpa alam dan harmoni antara manusia dan alam hanya tercipta bila kita saling menjaga.

Dalam peringatan HKAN di Suaka Margasatwa Pulau Rambut yang dihadiri perwakilan Direktorat Teknis lingkup Ditjen KSDAE; perwakilan dinas terkait di Provinsi DKI Jakarta (Dinas Perhubungan, Dinas LH, dan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota); Perwakilan Pemerintah Adm. Kepulauan Seribu (Lurah Untung Jawa, Tanjung Pasir, dan Pulau Pari); Kepolisian Resor Kepulauan Seribu; Kepala Pos TNI AL, mitra Kerjasama Balai KSDA Jakarta dan Taman Nasional Kepulauan Seribu; kelompok masyarakat binaan Balai KSDA Jakarta serta struktural dan staf lingkup Balai KSDA Jakarta dan Taman Nasional Kepulauan Seribu, prinsip saling menjaga diwujudkan dalam berbagai aksi nyata yaitu:

a. Pelepasliaran 150 ekor tukik penyu sisik (Eretmochelys imbricata) sebagai upaya peningkatan populasi penyu sisik di perairan Kepulauan Seribu;

  b. Penanaman 250 bibit mangrove dengan system bedeng berjarak (modifikasi metode rumpun berjarak) untuk meningkatkan tutupan vegetasi mangrove sebagai bagian dari pemulihan ekosistem yang telah dilakukan Balai KSDA Jakarta dan mitra yang memiliki kepedulian terhadap kelestarian hutan mangrove di kawasan ini;

c. Pengendalian sampah anorganik untuk mengurangi volume akumulasi sampah laut yang berpotensi menganggu pertumbuhan mangrove dan aktivitas pendaratan penyu sisik. Kegiatan ini menghasilkan 360 karung sampah yang terdiri atas 230 karung styrofoam,  90 karung karet,  dan 40 karung sampah plastik serta kaca;


d. Pemberian bantuan ekonomi produktif secara simbolis dari BKSDA Jakarta kepada kelompok binaan yaitu Pokdawis Puja Berhias Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kelompok Lancang Mania Fish Kelurahan Pulau Pari, Kapuk Muara Animal Rescue Kelurahan Kapuk Muara, dan Kelompok Tapas Adi Daya Kelurahan Tanjung Pasir. Bantuan sebesar Rp27.500.000.00 ini diberikan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar kawasan konservasi agar masyarakat sejahtera dan kawasan konservasi terjaga.

Dalam acara yang diikuti oleh sekitar 150 peserta ini juga dilakukan peletakan batu pertama pembangunan monumen bluwok sebagai landmark Suaka Margasatwa Pulau Rambut.  Suaka Margasatwa Pulau Rambut merupakan pusat perkembangbiakan bangau bluwok, bahkan Pulau Rambut pernah tercatat sebagai satu-satunya tempat berbiak burung air yang terancam punah ini di Pulau Jawa. Menyandang gelar surga burung, Suaka Margasatwa Pulau Rambut merupakan kawasan konservasi bernilai konservasi tinggi, baik di tingkat nasional maupun internasional, sehingga kawasan ini ditetapkan sebagai Ramsar Site ke-6 di Indonesia atau ke-1987 di dunia.    

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan harmoni sebagai pernyataan rasa, aksi, gagasan, dan minat; keselarasan; keserasian atau kelipatan dari frekuensi dasar. Implementasi harmoni dalam konservasi adalah melakukan aksi-aksi nyata untuk mewariskan bumi yang lebih baik untuk anak cucu kita.  Aksi nyata pada tingkat tapak bila diakumulasikan akan menjadi kekuatan berlipat ganda. Oleh karena itu, konservasi hanya akan berhasil jika kita menyatukan langkah dan bergandengan tangan, saling mjenjaga agar harmoni bersama alam dapat tercipta.

Selamat Hari Konservasi Alam Nasional Tahun 2023. Salam Konservasi……Salam Lestari………..

Sumber: Balai KSDA Jakarta


Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 3.3

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini