Minggu, 06 Agustus 2017
Pulau Pramuka, 6 Agustus 2017. Petugas Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu memberikan materi serta praktek langsung pembibitan tanaman SUKUN (Artocarpus atilis) kepada peserta “kelas iklim”.
Kelas Iklim adalah sebutan dari program Muatan Lokal Pendidikan Konservasi Tingkat Dasar yang disusun oleh Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu. Awalnya pendidikan konservasi tingkat dasar dalam bentuk Muatan Lokal ini sasarannya sekolah MIN 17 Kampus B Pulau Tidung di Pulau Panggang, pada Tahun 2015 berdasarkan inisiatif dan kerjasama dengan Sentra Penyuluh Konservasi Pedesaan (SPKP) Samo-samo dan Volunteer Variabel Bebas, maka dibuatlah program bersama dalam bentuk kelas Iklim dengan sasaran seluruh sekolah se-tingkat Sekolah Dasar (SD) atau sederajat yang terdapat di wilayah kerja SPTN Wilayah III Pulau Pramuka. Sasaran dari kelas Iklim ini adalah siswa/i kelas 4 dan 5 di SDN 01 di Pulau Panggang, SDN 02 di Pulau Pramuka, SDN 03 di Pulau Panggang dan MIN 17 kampus B pulau Tidung yang berada di Pulau Panggang.
Kurikulum yang digunakan, yaitu kurikulum muatan lokal yang berasal dari Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu dan diperkaya tambahan materi-materi praktis di bidang lingkungan dan pertanian. Metode pengajaran yang dilakukan, berupa teori dan lebih banyak praktek sambil bermain di alam bebas berlokasi di Hutan Eduwisata yang merupakan pengembangan SPKP Samo-samo dan Variabel Bebas.
Kelas iklim ini memiliki motto “belajar sambil bersenang-senang”. Kegiatan pada kelas iklim dilakukan rutin setiap hari Minggu pukul 09.00 sd 10.00 WIB, dengan para siswa/i nya membawa sendiri minuman nya serta makannya. Kelas iklim tidak dipungut biaya apapun. Para pengajar nya selain dari Staff Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu SPTN Wilayah III Pulau Pramuka, volunter Variabel Bebas, pengurus SPKP Samo-samo, dan Mahasiswa/i yang sedang melakukan KKN atau praktek kerja lapang di wilayah kerja SPTN Wilayah III Pulau Pramuka.
Kegiatan praktek pagi ini adalah praktek langsung pembibitan tanaman Sukun (Artocarpus atilis). Metode pembibitan yang dilakukan dengan cara stek akar. Siswa-siswi Kelas Iklim diajak untuk mengenal manfaat pohon sukun, mengetahui bagian-bagian dari pohon yang bisa dikembangkan menjadi tanaman baru serta melakukan sendiri pembibitan tersebut mulai dari pembuatan media tanam, sampai dengan cara pemotongan akar dan perendaman bibit pada zat peransang akar berbasis organik bukan kimiawi.
Setelah selesai melakukan pembibitan, siswa/i yang ikut kelas iklim mendengarkan materi dari mahasiswa/i Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNS) tentang bahaya gadget. Dipandu dengan gambar-gambar anak se-usia mereka, diharapkan melalui metode cerita sederhana siswa/i peserta kelas iklim dapat memahami bahayanya gadget,seperti: tidak ada interaksi sesama mereka dan menjadi malas belajar karena terlalu sibuk dengan gadget.
Diharapkan dengan Kelas Iklim Pulau Pramuka, siswa dan siswi dapat belajar dan saling berinterkasi berinteraksi untuk membangun masa depan Kepulauan Seribu ke arah yang lebih baik. Salam Konservasi.
Sumber : BTN Kepulauan Seribu
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0