Perdagangan Kayu Sonokeling Dan Sarang Walet Bojonegoro Tembus Pasar Dunia, Tapi Kini Terancam Gagal Ekspor!

Selasa, 10 Juni 2025 BBKSDA Jawa Timur

Bojonegoro, 6 Juni 2025. Di balik dinding pabrik dan gudang ekspor yang tampak biasa di Kabupaten Bojonegoro, tersimpan kisah perdagangan dua komoditas alam yang bernilai tinggi, kayu Sonokeling dan sarang burung walet. Komoditas ini bukan hanya sekadar barang dagangan, melainkan menjadi bagian dari jaringan global yang membawa nama Indonesia ke pasar ekspor internasional.

Namun, siapa sangka, meski sudah mengantongi izin resmi, dua perusahaan besar asal Bojonegoro ini kini terancam gagal ekspor!

Perdagangan Legal di Ambang Krisis

Dalam kegiatan monitoring pada Rabu (5/6), tim Seksi KSDA Wilayah II Bojonegoro - Balai Besar KSDA Jawa Timur (BBKSDA Jatim) menemukan fakta menarik, CV. Sono Prima dan UD. Delapan Seputnik adalah pelaku usaha yang sah dan memiliki izin lengkap. CV Sono Prima memegang izin pengedar luar negeri untuk kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia), kayu eksotis yang masuk dalam Appendix II CITES, sementara UD. Delapan Seputnik memiliki izin ekspor sarang burung walet (Collocalia fucipaga) dari Dirjen KSDAE.

Keduanya memiliki jejak ekspor yang membanggakan. CV. Sono Prima bahkan menyuplai bahan baku untuk perusahaan musik ternama Yamaha Jakarta, sementara sarang walet dari UD. Delapan Seputnik pernah terbang jauh hingga ke konsumen Asia Timur.

Masalah muncul saat kebijakan kenaikan tarif impor dari Presiden Amerika Serikat mulai berlaku. Imbasnya langsung terasa, ekspor mandek, neraca perdagangan menurun, dan aktivitas produksi jadi terancam stagnan. Menanggapi hal tersebut akhirnya mereka menunda kegiatan ekspor. 

Pelaku Usaha Desak Percepatan Layanan

Dalam pertemuan itu, para pelaku usaha menyampaikan uneg-uneg yang jarang terdengar publik, mereka butuh kecepatan pelayanan ekspor. Bukan hanya soal izin, tapi soal waktu, karena dalam bisnis ekspor, satu hari keterlambatan bisa berarti kehilangan pasar.

BBKSDA Jatim Hadir untuk Menjaga Keseimbangan

Melalui kegiatan monitoring ini, BBKSDA Jatim berupaya menjaga keseimbangan antara pengawasan konservasi dan dukungan terhadap ekonomi legal berbasis sumber daya alam hayati. Legal, terpantau, dan berkelanjutan, itulah yang menjadi tujuan utama.

Hadirnya petugas BBKSDA Jatim tidak hanya mengawasi, tapi juga mendengar dan mendorong solusi bersama dimana perlindungan dan pemanfaatan harus berjalan seimbang. 

Apakah perdagangan alam Indonesia mampu bertahan di tengah guncangan kebijakan global? Satu hal pasti, tanpa kecepatan layanan dan sinergi antar pihak, kayu dan walet bukan lagi komoditas unggulan, melainkan simbol peluang yang hilang.(dna)

Sumber: Bidang KSDA Wilayah 1 Madiun – Balai Besar KSDA Jawa Timur


Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini