Kamis, 08 Mei 2025 BTN Wasur
Bentang Alam Sungai Maro (Foto : Anugrah Dwi Widyanto A.Md)
Merauke, 8 Mei 2025. Di ujung timur Nusantara, tepatnya di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, mengalir sebuah sungai yang memiliki peran sangat penting bagi masyarakat setempat dan ekosistem sekitarnya. Sungai Maro atau yang lebih dikenal dengan nama Kali Maro merupakan aliran air besar yang membentang dari perbatasan timur laut dengan Papua Nugini hingga bermuara langsung ke Laut Arafura. Sungai ini bukan hanya berfungsi sebagai sumber air, tetapi juga sebagai sumber kehidupan, sejarah, dan identitas budaya yang melekat kuat bagi masyarakat.
Sungai Maro memiliki panjang aliran yang luas dan lingkungan yang masih relatif alami, menjadikannya salah satu ekosistem air tawar yang kaya dan vital di Papua Selatan. Selain menyediakan habitat alami bagi ribuan makhluk hidup, Sungai Maro juga berperan sebagai penyangga utama ekosistem yang mendukung kelangsungan berbagai spesies. Di antara kekayaan hayati ini, siluk irian (Scleropages jardini) ikan endemik Papua yang memiliki nilai ekologis dan menjadi salah satu spesies yang paling mencolok.
Siluk Irian Teridentifikasi di Wilayah Sungai Maro (Foto : Muhammad Yunus, S.AP)
Bagi masyarakat adat dan penduduk setempat, Sungai Maro lebih dari sekadar bentang alam, ia adalah sumber kehidupan yang tak terpisahkan dari keseharian. Aktivitas tradisional seperti menjala, memancing, dan menangkap ikan telah menjadi bagian dari budaya yang terus hidup.
Aktifitas Masyarakat sekitar Sungai Maro (Foto : Anugrah Dwi Widyanto A.Md)
Hubungan yang erat dengan Sungai Maro memperkuat identitas budaya masyarakat setempat dimana setiap generasi belajar untuk menjaga dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada dengan penuh rasa hormat, menjadikan sungai ini sebagai simbol kehidupan dan keberlanjutan budaya yang terus tumbuh dalam harmoni dengan alam. Bagi mereka, Sungai Maro adalah bagian dari kehidupan yang harus dilestarikan, bukan hanya untuk keberlanjutan ekonomi, tetapi juga untuk menjaga kelangsungan kearifan yang telah ada sejak lama.
Keunikan geografis Sungai Maro juga membuatnya memiliki peran penting dalam konservasi alam. Sungai ini berfungsi sebagai batas alam antara Taman Nasional Wasur dan kawasan pemukiman penduduk. Sebagai penghubung antara habitat alami dan kawasan konservasi, Sungai Maro berperan penting dalam menjaga integritas taman nasional dari intrusi dan perambahan. Akses yang sulit menyusuri aliran Sungai Maro secara tidak langsung membantu menjaga ekosistem tetap lestari dan mengurangi aktivitas yang berlebihan.
Landscape Sungai Maro dari Foto Udara (Foto : Anugrah Dwi Widyanto A.Md)
Meski terlihat utuh, Sungai Maro kini menghadapi beragam ancaman yang dapat merusak keseimbangan ekosistemnya, mulai dari pencemaran air yang berasal dari limbah rumah tangga, dan perubahan tata guna lahan, serta potensi pembangunan infrastruktur yang tidak berwawasan lingkungan dimana menjadi tantangan bagi kelestarian sungai dan kehidupan masyarakat disekitarnya.
Melihat betapa pentingnya peran Sungai Maro bagi kehidupan, budaya, dan kelestarian alam di wilayah Merauke, sudah sepatutnya kita semua bersama-sama menjaga dan merawatnya. Ekosistem Sungai Maro bukan hanya warisan alam yang tak ternilai, tetapi juga fondasi kehidupan bagi generasi sekarang dan yang akan datang. Mari kita tingkatkan kepedulian, mulai dari hal kecil seperti tidak membuang sampah ke sungai, mendukung kebijakan pelestarian, hingga menghormati kearifan lokal yang telah menjaga keseimbangan alam sejak lama.
Bersama, kita bisa menjadi penjaga alam yang bertanggung jawab demi masa depan yang berkelanjutan dan harmonis. Sungai Maro bukan ko punya, melainkan titipan bersama yang wajib kitong jaga.
Sumber : Anugrah Dwi Widyanto A.Md. - Balai Taman Nasional Wasur
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0