Menjaga Harmoni Kerja, Fleksibilitas Kerja di BBKSDA Jatim dalam Bayang-Bayang Hidupan Liar

Senin, 24 Maret 2025 BBKSDA Jawa Timur

Gedangan, 24 Maret 2025. Di tengah dinamika konservasi alam yang tak kenal jeda, Balai Besar KSDA Jawa Timur (BBKSDA Jatim) menerapkan Flexible Working Arrangement (FWA) sebagai strategi adaptif bagi para penjaga ekosistem hutan. Sebuah mekanisme yang tidak hanya menjaga produktivitas, tetapi juga memastikan bahwa tugas perlindungan terhadap flora dan fauna tetap berjalan tanpa gangguan.

Arahan Implementasi FWA di Balai Besar KSDA Jawa Timur

Sebagai langkah awal penerapan sistem kerja fleksibel ini, BBKSDA Jatim telah menggelar arahan resmi pada tanggal 21 Maret 2025 di kantor Balai Besar KSDA Jawa Timur. Dalam kesempatan tersebut, Kepala Balai Besar KSDA Jawa Timur Nur Patria Kurniawan, S.Hut., M.Sc., menegaskan bahwa penerapan FWA harus tetap menjamin efektivitas pelaksanaan tugas konservasi dan pelayanan publik.

Arahan ini bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh pegawai memahami mekanisme Work From Office (WFO) dan Work From Home (WFH) atau Work Form Anywhere (WFA), termasuk tanggung jawab masing-masing dalam menjalankan tugas. Dengan adanya pertemuan ini, diharapkan seluruh pegawai dapat menjalankan skema kerja fleksibel ini tanpa mengurangi efektivitas pengawasan dan perlindungan keanekaragaman hayati.

FWA: Fleksibilitas yang Mendukung Konservasi

Flexible Working Arrangement (FWA) adalah sistem kerja yang memberikan fleksibilitas bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam menjalankan tugasnya, baik melalui WFO maupun WFH/WFA. Penerapan sistem ini mengacu pada Surat Edaran Menteri PAN-RB dan Sekjen Kementerian Kehutanan, yang menyesuaikan pelaksanaan tugas kedinasan dengan kondisi tertentu, termasuk periode libur nasional dan cuti bersama.

Dalam konteks konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, FWA memberikan beberapa dampak positif, antara lain:

  1. Efisiensi dan Optimalisasi Sumber Daya; Dengan pengaturan WFH/WFA dan WFO yang seimbang, ASN yang bekerja dari rumah atau dari mana saja tetap bisa berkontribusi dalam pengelolaan data, penyusunan kebijakan, serta pengawasan administrasi konservasi. Hal ini memungkinkan sumber daya manusia dialokasikan lebih efektif, tanpa mengabaikan tugas lapangan yang bersifat mendesak.
  2. Peningkatan Monitoring Berbasis Digital Melalui pemanfaatan teknologi, pegawai yang bekerja dari rumah atau dari mana saja tetap dapat melakukan pengawasan terhadap perdagangan tumbuhan dan satwa liar (TSL), memantau laporan dari masyarakat, serta melakukan analisis data keanekaragaman hayati. Hal ini mendukung respons cepat terhadap potensi ancaman lingkungan.
  3. Dukungan bagi Tim Lapangan Pegawai yang bertugas di lapangan, seperti Pengendali Ekosistem Hutan dan Polisi Kehutanan, Penyuluh Kehutanan tetap siaga dalam mengawal kawasan konservasi, memantau aktivitas ilegal, serta memastikan habitat alami tetap terjaga. Dengan adanya tim administrasi yang tetap aktif dari manapun, mereka dapat lebih fokus menjalankan tugas di lapangan tanpa terkendala aspek administratif.
  4. Pengurangan Jejak Karbon Dengan lebih banyak pegawai yang bekerja dari manapun, penggunaan kendaraan dinas dan emisi karbon dapat dikurangi. Ini sejalan dengan upaya pengurangan dampak perubahan iklim yang menjadi salah satu agenda penting dalam konservasi lingkungan.

Pelayanan Publik Tetap Terjaga

Masyarakat tidak perlu khawatir akan menurunnya kualitas layanan selama penerapan FWA ini. Balai Besar KSDA Jawa Timur telah memastikan bahwa seluruh layanan tetap berjalan normal dengan beberapa mekanisme berikut: 

Sistem Digital yang Siap 24/7 Laporan masyarakat mengenai konflik satwa liar, perizinan konservasi, serta pengaduan terkait perdagangan ilegal tetap dapat diproses melalui sistem online dan call center yang tersedia.

  1. Sistem Digital yang Siap 24/7 Laporan masyarakat mengenai konflik satwa liar, perizinan konservasi, serta pengaduan terkait perdagangan ilegal tetap dapat diproses melalui sistem online dan call center yang tersedia.
  2. Petugas Lapangan Tetap Siaga ASN yang bertugas dalam patroli hutan, pemantauan perdagangan satwa, serta pengawasan lembaga konservasi tetap bekerja secara langsung sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
  3. Koordinasi dan Supervisi Berjalan Lancar Dengan dukungan aplikasi manajemen kepegawaian, para pegawai tetap melakukan koordinasi melalui rapat daring dan laporan harian yang dipantau oleh pimpinan.
  4. Pengaduan Masyarakat Direspons Cepat Layanan pengaduan dan konsultasi tetap berjalan melalui media sosial resmi, email, serta call center Balai Besar KSDA Jawa Timur.

Menjaga Harmoni Antara Kerja dan Alam

Selama periode 24-27 Maret 2025, skema WFH dan WFO diterapkan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Mereka yang bertugas di lapangan tetap melakukan patroli hutan, inspeksi perdagangan satwa liar, serta pengawasan terhadap lembaga konservasi. Sementara itu, tim yang bekerja dari rumah atau dari mana saja tetap terkoneksi melalui sistem digital, memastikan setiap laporan, koordinasi, dan kebijakan berjalan tanpa hambatan.

Dengan keseimbangan antara kehadiran fisik dan pemanfaatan teknologi, model kerja ini menjadi cerminan adaptasi ASN dalam menjawab tantangan zaman. Di balik layar, mereka tetap menjaga ritme konservasi, memastikan bahwa suara hutan, gemericik air, dan gerak liar satwa tetap harmonis dalam pelukan alam.

Sebuah transformasi kerja yang tak sekadar administratif, tetapi juga menjadi bagian dari strategi perlindungan ekosistem yang lebih berkelanjutan, tanpa mengurangi kualitas pelayanan bagi masyarakat.

Sumber: Fajar Dwi Nur Aji, Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Muda Balai Besar KSDA Jawa Timur


Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Belum terdapat komentar pada berita ini