Pengembara Langit Paya Papua Selatan di Hari Lahan Basah Sedunia

Senin, 03 Februari 2025 BTN Wasur

Landscape Rawa Biru, SPTN Wilayah III Wasur, (Foto : Anugrah Dwi Widyanto)

Merauke, Papua - Setiap tanggal 2 Februari, dunia memperingati Hari Lahan Basah Sedunia, sebuah momen penting untuk meningkatkan kesadaran akan peran vital lahan basah bagi kehidupan manusia dan keanekaragaman hayati. Pada tahun 2025, peringatan ini mengusung tema “Lahan Basah untuk Masa Depan Kita Bersama”, yang mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan ekosistem lahan basah sebagai warisan berharga bagi generasi mendatang. Di Taman Nasional Wasur, Merauke, Papua, peringatan ini diwarnai dengan kegiatan pemantauan burung migran dan burung air, yang dilakukan bersamaan dengan Asian Waterbird Census (AWC).


Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan Burung Air dan Migran di TN Wasur, (Foto : Musmulyadi S.P)

Taman Nasional Wasur, dengan ekosistem lahan basahnya yang luas dan kaya, menjadi salah satu lokasi penting bagi burung migran dari berbagai belahan dunia. Setiap tahun, ribuan burung dari Australia, Selandia Baru, dan wilayah Palearktik (belahan bumi utara) melakukan perjalanan panjang melintasi benua. Mereka mencari tempat yang aman dan subur untuk mencari makan, beristirahat, atau bahkan berkembang biak. Kawasan ini merupakan bagian dari jalur terbang Asia Timur-Australasia (East Asia-Australasia Flyway), yang menjadikan Taman Nasional Wasur sebagai situs penting dalam East Asia-Australasia Flyway Partnership (EAAFP).

Berdasarkan data pengamatan sebelumnya, tercatat 74 spesies burung air yang telah teridentifikasi di kawasan ini. Di antaranya, 2 spesies merupakan endemik Papua, 8 spesies burung migran yang sebagian populasinya menjadi penetap, dan 37 spesies merupakan burung migran atau pengunjung musiman dari Australia, Selandia Baru, dan wilayah Palearktik. Keberagaman ini menunjukkan betapa pentingnya Taman Nasional Wasur sebagai habitat bagi burung-burung migran dan burung air.

 

Gambar 2. Sekelompok Burung Saat Mencari Makanan, SPTN II Ndalir

(Foto : Anugrah Dwi Widyanto A.Md)

Taman Nasional Wasur tidak hanya menjadi rumah bagi burung migran dan burung air, tetapi juga ditetapkan sebagai Situs Ramsar, sebuah pengakuan internasional atas pentingnya ekosistem lahan basah di kawasan ini. Situs Ramsar merupakan penunjukan global yang diberikan kepada lahan basah yang memiliki nilai ekologis tinggi, baik bagi keanekaragaman hayati maupun bagi keseimbangan ekosistem secara global.

Lahan basah di Taman Nasional Wasur memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem, menyediakan sumber air bersih, mencegah banjir, dan menjadi habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna. Selain itu, lahan basah juga berperan dalam mitigasi perubahan iklim dengan menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Oleh karena itu, menjaga kelestarian lahan basah tidak hanya penting bagi keanekaragaman hayati, tetapi juga bagi masa depan bui kita.

Peringatan Hari Lahan Basah Sedunia 2025 mengingatkan kita akan tanggung jawab bersama untuk menjaga dan melestarikan lahan basah. Dengan menjaga lahan basah, kita tidak hanya melindungi keanekaragaman hayati, tetapi juga turut menjaga masa depan bumi kita. Mari kita bersama-sama mengambil langkah nyata untuk melestarikan Taman Nasional Wasur dan ekosistem lahan basah lainnya, demi masa depan yang lebih baik bagi semua makhluk hidup.

Lahan basah adalah warisan berharga yang harus kita jaga bersama. Dengan semangat kolaborasi dan kepedulian, kita dapat memastikan bahwa lahan basah tetap menjadi sumber kehidupan bagi generasi mendatang. Selamat Hari Lahan Basah Sedunia 2025!

Sumber: Anugrah Dwi Widyanto A.Md - Balai Taman Nasional Wasur

    

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini