Cerita HCPSN Tahun 2024 dari BKSDA Kalsel

Kamis, 07 November 2024 BKSDA Kalsel

Banjarbaru, 7 Oktober 2024. Di Indonesia ada peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) yang dirayakan pada tanggal 5 November. Peringatan ini menyoroti tentang peningkatan perlindungan dan upaya pelestarian flora dan fauna khas Indonesia. Peringatan HCPSN bertujuan untuk meningkatkan kepedulian, perlindungan, pelestarian puspa dan satwa nasional serta menumbuhkan dan mengingatkan akan pentingnya puspa dan satwa dalam kehidupan kita. Kalimantan Selatan memiliki beberapa flora dan fauna yang endemik seperti Si Putih dari Puncak Maratus dan maskot Kalimantan Selatan Si Hidung Panjang yaitu Bekantan.

Flora yang diangkat yaitu Si Putih dari Puncak Maratus Rhododendron berasal dari bahasa Yunani kuno (rhodon = rose dan dendron = tree), yang berarti pohon mawar atau mawar hutan. Ada yang mengartikan Rhododendron berarti tumbuhan yang mempunyai bunga seperti terompet. Rhododendron berbentuk semak dengan tinggi rata-rata di bawah satu meter, meskipun terdapat spesies yang mampu tumbuh hingga 30 meter. Daunnya kecil berwarna hijau.

Bunganya yang mempunyai aneka warna sesuai dengan spesiesnya adalah yang paling menawan dari Rhododendron. Kesemua spesies Rhododendron hidup di daerah bercuaca sejuk utamanya di puncak gunung dengan ketinggian di atas 1000-an meter dpl. Bunga ini menjadi perhiasan puncak-pucak gunung yang selalu memukau para pendaki gunung.

Di seluruh dunia terdapat sekitar 900 jenis Rhododendron. Dari jumlah ini, terdapat 1 jenis yang hanya dapat dijumpai di Pegunungan Meratus, yaitu Rhododendron alborugosum.

Pada Tahun 1997, BKSDA Kalimantan Selatan pernah melakukan kegiatan Penilaian Potensi Calon Kawasan Konservasi Meratus Hulu, di mana dalam laporannya disebutkan bahwa terdapat 12 jenis tumbuhan endemik Kalimantan, yang salah satunya adalah Rhododendron alborugosum. Menurut Royal Botanical Garden  Edinburgh (Inggris), jenis tanaman herba ini bahkan hanya ada di  Gunung Halau-halau (Gunung Besar). Pada Tahun 2014, Tim BKSDA Kalsel berhasil melakukan inventarisasi jenis ini dan menemukannya sedang berbunga di Puncak Meratus.


Sedangkan Fauna yang menjadi maskot Kalimantan Selatan yaitu Bekantan (Nasalis larvatus) merupakan spesies primata yang tergolong langka dan endemik Borneo yang merupakan maskot Provinsi Kalimantan Selatan. Jenis satwa ini termasuk satwa dilindungi, dikategorikan spesies “terancam punah”(endangered) oleh IUCN Red List dan masuk dalam Appendiks I CITES.

Ciri utama yang membedakan bekantan dari monyet lainnya adalah hidung panjang dan besar yang hanya ditemukan di spesies jantan. Bekantan juga dapat berenang dengan baik, kadang-kadang terlihat berenang dari satu pulau ke pulau lain.

Umumnya bekantan menyukai habitat hutan lahan basah yang mencakup hutan mangrove, hutan campuran di pantai, rawa gambut, dan hutan rawa yang didominasi oleh galam (Melaleuca cajuputi). Selain itu bekantan ditemukan di hutan bukit kapur dan hutan karet. Hampir semua kawasan konservasi di Kalimantan Selatan merupakan habitat bekantan.

Spesies ini menghabiskan sebagian waktunya di atas pohon dan hidup dalam kelompok-kelompok yang berjumlah antara 10 sampai 32 individu, bergerak di antara pohon untuk mencari makan  berupa daun, buah maupun bunga. Pakan favoritnya di habitat mangrove adalah pucuk daun rambai (Sonneratia caseolaris). Mereka bergerak dari pohon satu ke pohon lainnya, sehingga kondisi vegetasi di habitatnya sangat menentukan kelangsungan pergerakan harian jenis proboscis ini. Kerusakan habitat menjadi ancaman yang serius bagi spesies ini. Melalui HCPSN Tahun 2024, marilah kita menumbuhkan dan meningkatkan kepedulian kita terhadap lingkungan demi keseimbangan ekosistem yang lebih baik.

Melalui HCPSN Tahun 2024, marilah kita jaga kelestarian flora dan fauna di sekitar kita dengan tidak merusak keindahan yang ditampilakan olehnya. (Ryn)

Sumber: Titik Sundari, S.Hut - PEH Balai KSDA Kalimantan Selatan 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Belum terdapat komentar pada berita ini