Rabu, 14 Agustus 2024 BKSDA Kalimantan Selatan
Mandiangin, 11 Agustus 2024 – Sebagai salah satu rangkaian kegiatan Road to HKAN 2024, Balai KSDA Kalimantan Selatan telah sukses melaksanakan kegiatan Pembinaan /Penyegaran Kader Konservasi. Kegiatan dilaksanakan di Tahura Sultan Adam dan diikuti oleh peserta yang merupakan Green Ambassador Angkatan 1 Simpul Belajar BKSDA Kalimantan Selatan.
Pembinaan Kader Konservasi kali ini mengusung tema “Yang Muda Yang Berkarya Untuk Konservasi Alam” dimana tema yang diusung sangat sesuai dengan tema peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2024 yaitu “Aktualisasi Konservasi Alam Pada Generasi Muda”.
Adapun rangkaian kegiatan yang dilaksanakan yaitu Pengenalan Geopark Meratus oleh Bapak Yanuar F., Pengenalan Flora dan Fauna serta Pengenalan Budidaya Madu Kelulut oleh Bapak Isrodin dan Bapak Maryoto, penyampaian success story Pengelolaan Tahura Sultan Adam oleh Bapak Khairullah, S.Hut kemudian dilanjutkan dengan Workshop Eco Candle yang dipandu oleh Ibu Istiqomah Nuzula dari Komunitas Putik Bersih.
Pengenalan Geopark Meratus bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para peserta bahwa Pegunungan Meratus yang berada di Kalimantan Selatan telah ditetapkan secara Nasional menjadi Geopark Meratus yang memiliki keanekaragaman geologi, biodiversity, warisan budaya, ekonomi sosial dan lainnya.
Pengenalan flora dan fauna diawali dengan pembelajaran terkait spesies-spesies anggrek langka dan beberapa diantaranya termasuk endemik Kalimantan. Selanjutnya peserta belajar mengenal beberapa fauna dilindungi seperti beruang madu (Helarctos malayanus) dan rusa sambar (Rusa unicolor).
Selain belajar mengenai konservasi anggrek dan mengenal flora serta fauna, peserta juga belajar terkait dengan budidaya madu kelulut (Trigona sp). Madu kelulut (Trigona sp) merupakan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang memiliki peluang pasar yang cukup menjanjikan dikarenakan kandungan kompleks madu kelulut memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Dengan adanya pengenalan terkait budidaya madu kelulut, diharapkan peserta mampu memahami bahwa terdapat potensi hutan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar hutan namun kelestarian hutan tetap terjaga karena tidak adanya aktivitas penebangan pohon.
Selanjutnya peserta menyimak materi terkait Success story pemulihan ekosistem, rehabilitasi DAS dan pengembangan kegiatan wisata alam di Tahura Sultan Adam.
Sesi berikutnya diisi oleh narasumber dari Komunitas Putik Bersih yaitu Workshop Eco Candle. Pembuatan Eco Candle atau biasa disebut lilin aromaterapi menggunakan bahan utama berupa limbah minyak (jelantah) dan pewarna dari limbah kosmetik. Penggunan bahan-bahan dari limbah tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kepedulian generasi muda terhadap pencemaran lingkungan serta menambah kreativitas. Selain menguntungkan dari sisi ekologi, produk yang dihasilkan juga bernilai jual secara komersil sehingga mampu menambah nilai ekonomi.
Generasi muda merupakan aset keberhasilan bangsa sehingga diharapkan mampu menjadi kader konservasi untuk keberlanjutan konservasi alam di Indonesia. (Ryn)
Generasi Muda Hebat, Generasi Muda Peduli Konservasi
Sumber : Siti Sofiatun Nafiah, S.Hut. - Penyuluh SKW II Banjarbaru Balai KSDA Kalimantan Selatan
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 5