Pengabdian Lingkungan GENETIKA Fakultas Pertanian UISU Dengan Alumni GLI Sumatera Utara

Jumat, 05 Juli 2024 BBKSDA Sumatera Utara

Pantai Cermin, 5 Juli 2024. Sekelompok anak muda yang tergabung dalam komunitas mahasiswa pencinta alam GENETIKA Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) menyelenggarakan kegiatan mulia pengabdian masyarakat peduli lingkungan melalui gerakan “Penanaman Mangrove” yang dilaksanakan pada Senin – Selasa, 1-2 Juli 2024, di pantai 88 Dusun III, Desa Kota Pari, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai.

Kegiatan ini didahului dengan aksi bersih sampah di areal yang akan ditanami pada Senin (1/7). Beragam jenis sampah, baik sampah organik maupun non organik (seperti sampah plastik) berhasil dikumpulkan. Melalui gerakan aksi bersih ini, mahasiswa/mahasiwi ini juga memberi edukasi kepada masyarakat sekitar untuk peduli menjaga lingkungannya. 

 

Aksi bersih pungut sampah

Usai aksi bersih, keesokan harinya, Selasa (2/7) dilanjutkan dengan kegiatan sosialisasi dan penyuluhan yang dihadiri : unsur pimpinan perguruan tinggi yang diwakili Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan Fakultas Pertanian UISU bapak Wan Bahroni Jiwar Barus, SP., M.Si, Wakil Dekan 2 Bidang Sumber Daya  dan Tata Kelola bapak Surya Dharma, SP., MP., Camat, Kepala Desa, Kapolsek, Danramil, Kelompok Nelayan, siswa pencinta alam PALH SMA Negeri 2 Medan, masyarakat lokal/sekitar, Himpunan Mahasiswa Jurusan Fakultas Pertanian UISU Medan dan senioran GENETIKA Fakultas Pertanian UISU Medan. 

Dalam kegiatan sosialisasi dan penyuluhan hadir sebagai pemateri/narasumber  dari WALHI Sumatera Utara membawakan materi “Manfaat Pohon Mangrove dan Perlindungan”, serta  Nurhabli Ridwan alumni pendidikan Green Leadership Indonesia (GLI) Bacth 1  sekaligus  Anggota Kehormatan GENETIKA FP UISU Medan  yang membawakan materi “Zero Waste For The Beach” sekaligus mempraktekkan pembuatan ecobrick. 

Nurhabli Ridwan, yang telah mendapatkan pendidikan GLI dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dalam paparannya menekankan bahwa peran serta masyarakat sangat diharapkan dalam menjaga lingkungan pantai. Nurhabli juga  mengajak masyarakat untuk mewujudkan pantai yang bersih dan teduh. Dalam upaya menjaga lingkungan dikenalkan pula konsep Bank Sampah sebagai turunan dari konsep 3R (Reduce,Reuse dan Recycle). Sehingga diharapkan dapat mendukung penerapan system dan tehnologi pengolahan sampah secara terpadu yang meninggalkan volume sampah sesedikit mungkin (zero waste). Zero Waste adalah gaya hidup dimana kita dituntut untuk melakukan perubahan besar dalam hidup. singkatnya, Zero waste adalah program mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. 

Selanjutnya Nurhabli menghimbau untuk mengurangi penggunaan plastik sebagai bentuk kecintaan terhadap lingkungan. Mengingat sampah plastik merupakan jenis limbah yang membutuhkan waktu cukup lama untuk dapat terurai. Sampah botol plastik misalnya, butuh 450 tahun untuk bisa terurai; limbah kaleng 200 tahun; bungkus mie instan perlu waktu 100 tahun; dan kantong plastik 20 tahun. “Apalagi styrofoam, itu sampah abadi yang tidak bisa terurai sama sekali,“ ujar Nurhabli.

Nurhabli Ridwan juga menjelaskan tentang ecobrick. Ecobrick merupakan sebuah terobosan baru yang dapat mengurangi berbagai macam sampah anorganik dan pencemaran tanah. Ecobrick adalah teknik pengelolaan sampah plastik yang terbuat dari botol-botol plastik bekas yang di dalamnya telah diisi berbagai sampah plastik hingga penuh kemudian dipadatkan sampai menjadi keras. Setelah botol penuh dan keras, botol-botol tersebut bisa dirangkai dengan lem dan dirangkai menjadi meja, kursi sederhana, bahan bangunan dinding, menara, panggung kecil, bahkan berpotensi untuk dirangkai menjadi pagar dan fondasi taman bermain sederhana bahkan rumah. 

Manfaat dari Ecobrick  adalah ketika plastik dibuang, dibakar atau ditimbun, akan meracuni bumi, udara dan air. Ketika kita menyimpan, memilah, dan membungkus dalam botol, kita bisa membuat bata ecobrick yang bisa digunakan kembali. Bersama kita bisa membangun kawasan hijau yang akan menyuburkan lingkungan dan masyarakat. 


Nurhabli Ridwan, alumni GLI Bacth 1 mempraktekkan ecobrick

Disesi akhir pembuatan ecobrick Nurhabli Ridwan memberikan suvenir tempat makan, sebagai hadiah untuk audiens atau peserta yang berhasil membuat ecobrick. Kegiatan ini sekaligus sebagai bentuk pengabdian alumni GLI bagi upaya pelestarian alam dan lingkungan hidup, khususnya di Sumatera Utara melalui kegiatan edukasi dan awareness.

Sumber : Nurhabli Ridwan (Alumni GLI Batch 1) – Balai Besar KSDA Sumatera Utara


Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini