Mengasah Kaum Muda, Menyikapi Perubahan Iklim

Selasa, 10 Oktober 2023 BBKSDA Sumatera Utara

Medan, 10 Oktober 2023. Dunia saat ini sedang menghadapi perubahan iklim yang signifikan. Di beberapa negara di belahan dunia, ada yang mengalami kekeringan akibat musim kemarau yang diluar dari kebiasaan. Tetapi sebaliknya di bagian negara lain justru terjadi bencana banjir dan longsor akibat curah hujan yang juga melebihi dari yang biasanya terjadi. Peristiwa anomali iklim ini menjadi menarik perhatian berbagai pihak untuk dicermati serta disikapi, termasuk di dalamnya kaum muda.

Adalah Institut Hijau Indonesia yang merupakan organisasi berfokus dalam merancang program pendidikan bagi generasi muda agar memiliki keberpihakkan terhadap perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup. Institut Hijau Indonesia bersama para Green Leaders (alumni program pendidikan Green Leadership Indonesia) melahirkan inisatif Penggerak Perubahan Indonesai dan Dunia 2050, sebagai upaya merespon ancaman multi krisis sebagai dampak dari perubahan iklim di masa depan.

Untuk mendengar serta menampung pandangan-pandangan  dan inisatif anak muda, khususnya di Kota Medan, Institut Hijau Indonesia bersama para Green Leaders menggelar diskusi dengan tema “Diskusi Kaum Pemuda dan Perubahan Iklim untuk Indonesia dan Dunia Tahun 2050”, pada Kamis 5 Oktober 2023, di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara Rudianto Saragih Napitu, S.Si., M.Si., mendapat kehormatan sebagai pemantik diskusi yang membahas terkait dampak perubahan iklim terhadap dinamika keanekaragaman hayati di Sumatera Utara menuju Indonesia 2050.

Dalam paparannya dihadapan peserta yang berasal dari mahasiswa, pelajar dan akademisi, Rudianto mengingatkan seluruh  peserta diskusi, yang didominasi oleh  kaum muda, bahwa apa yang  dilakukan hari ini menjadi tanggung jawab bagi kehidupan selanjutnya. Peran anak muda sebagai cluster influencer memiliki potensi besar dalam berbagi pemikiran dan pandangan, dapat menginspirasi, memotivasi, dan membawa perubahan positif dalam masyarakat. Sehingga dapat mengatasi masalah serta memperjuangkan isu-isu yang dianggap penting. Generasi muda sebagai influencer, juga memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain melalui konten yang dibagikan di platform media sosial, sehingga  memiliki kekuatan untuk membentuk opini, perilaku, dan tren di antara pengikut mereka.

Diskusi yang menarik dan atraktif ini  tidak membatasi hanya wacana dan ide, namun membangun kesepakatan untuk melakukan aksi-aksi nyata, baik secara pribadi/individu maupun melalui kolaborasi dalam berbagai kelompok/organisasi/ lembaga  untuk menyelamatkan lingkungan hidup. Kaum muda diajak untuk respon terhadap pembangunan yang berbasis resiko dan membawa dampak terhadap aspek perlindungan dan kelestarian satwa liar.  “Masyarakat boleh memanfaatkan  sumber daya alam, namun tentunya harus dilakukan secara bijaksana dan  tetap memperhatikan  kehidupan satwa liar agar tetap terjaga, sehingga pada akhirnya  nanti akan tercipta harmoni kehidupan antara satwa liar dan manusia,” ujar Rudianto mengakhiri paparannya.

Sumber : Samuel Siahaan, SP.  (Pengendali Ekosistem Pertama) – Balai Besar KSDA Sumatera Utara


Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini