Memperkuat Pelibatan Masyarakat Lokal Sekitar TN Moyo Satonda

Kamis, 14 September 2023 BKSDA NTB

Sumbawa, 14 September 2023. Balai Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Barat (BKSDA NTB) sebagai pengelola Taman Nasional Moyo Satonda dan melalui Proyek CONSERVE membentuk Cacatua Ranger Community dan pelatihan pemantauan partisipatif kakatua dalam upaya peningkatan kapasitas, membangun perencanaan partisipatif dan kesadaran kolektif sebagai langkah strategis untuk konservasi Kakatua Kecil Jambul Kuning di lanskap Moyo Satonda, pada tanggal 29-30 Agustus 2023.


Upaya ini dilakukan untuk melestarikan dan memperkuat pelibatan masyarakat lokal serta eksistensi kawasan konservasi (taman nasional) yang berhubungan erat dengan partisipasi masyarakat sekitar kawasan. Sebagai penyangga, peran masyarakat sekitar sedikit banyak akan sangat berdampak dalam membantu petugas melindungi, menjaga dan mengamankan kawasan dari segala pelanggaran kehutanan, termasuk terhadap keanekaragaman hayati Cacatua sulphurea

Kepala dusun, kepala desa dan kelompok masyarkat dari 2 (dua) desa penyangga Taman Nasional Moyo Satonda turut hadir, yakni Desa Labuan Aji (Barat dan Timur) dan Desa Sebotok dengan total 73 peserta. Pelatihan dan Pembentukan Cacatua Ranger Community ini bertujuan untuk membangun dan meningkatkan kapasitas masyarakat tentang peta dan navigasi (avenza maps), teknik pemantauan kakatua pastisipatif, pemantauan dan peran masyarakat dalam tindak kejahatan kehutanan, penanganan konflik manusia dan satwa liar (paruh bengkok), penggunaan tools SMART patrol system, teknik pelaporan kasus pelanggaran kehutanan serta persatuan dan wawasan kebangsaan. Seluruh peserta juga diminta untuk menyusun rencana aksi partisipatif seperti patroli reguler, kampaye penjangkauan masyarakat sekitar, penanaman kesadaran mengenai isu lingkungan hidup serta sosialisasi Taman Nasional Moyo Satonda.

Selain masyarkat, kegiatan juga mengundang para stakeholder yang juga bertindak sebagai pemateri/narasumber yakni PEH dan Polhut BKSDA NTBSeksi Konservasi Wilayah (SKW) II Sumbawa, Wildlife Conservation Society Indonesia Program (WCS-IP), Yayasan Paruh Bengkok Indonesia (PBI), POLRES Sumbawa, PEMDA Kabupaten Sumbawa, KODIM 1607 Sumbawa dan perangkat desa.


Sebagai informasi, Catalyzing Optimum Management of Natural Heritage for Sustainability of Ecosystem, Resources and Viability of Endangered Wildlife Species (CONSERVE) adalah sebuah proyek kerjasama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Global Environment Facility (GEF) dan United Nations Development Programme (UNDP) yang memiliki tujuan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan lanskap multiguna untuk meningkatkan konservasi keanekaragaman hayati, mewujudkan praktek-praktek baik dalam penggunaan lahan dan penghidupan berkelanjutan serta mengatasi perdagangan ilegal satwa liar. Proyek ini berlokasi di tiga habitat penting satwa terancam punah yaitu Gajah (Ulu Masen, BKSDA Aceh), Harimau (Seblat, BKSDA Bengkulu) dan Kakatua Kecil Jambul Kuning (Pulau Moyo, BKSDA NTB).

Sumber: Balai KSDA Nusa Tenggara Barat


Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini