Pelestarian Lutung Putih Bersama Para Pihak

Rabu, 09 Agustus 2023 BKSDA Kalimantan Selatan

Banjarbaru, 2 Agustus 2023 – Road to Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2023, BKSDA Kalimantan Selatan bekerja sama dengan Universitas Lambung Mangkurat dan PT Arutmin Indonesia menyelenggarakan Seminar Nasional Konservasi Primata Endemik Borneo dengan Tema “Pelestarian Lutung Dahi Putih (Presbytis frontata) Melalui Peran Para Pihak” di Q Dafam Hotel Banjarbaru dan juga live streaming melalui kanal youtube Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Selatan (BKSDA Kalsel).

Dalam sambutannya Kepala Balai KSDA Kalimantan Selatan Dr. Ir. Mahrus Aryadi, M.Sc. menyatakan bahwa dalam seminar nasional kali ini menghadirkan tiga pembicara utama, yaitu: Prof. Dr. Satyawan Pudyatmoko, S.Hut, M.Agr.Sc. (Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK); Prof.Dr.Ir. Hadi Alikodra, M.S (Guru Besar Institut Pertanian Bogor) dan Dr. Kissinger, S.Hut, M.Si (Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat).

 

Sebaran  peserta dan pemakalah  berasal  dari  beberapa UPT KSDAE, perguruan  tinggi,  perusahaan swasta, LSM, Lembaga Konservasi, dan masyarakat umum. Sub tema dalam seminar kali ini dibagi menjadi dua sub tema : Pelestarian Lutung Dahi Putih/ Konservasi Primata dan Peran Para Pihak Dalam Konservasi Flora Fauna. Kami selaku panitia sangat gembira atas antusiasme para peserta, dimana total peserta terdiri dari pemakalah oral (18 pemakalah) dan peserta non pemakalah (75 offline) dan sisanya mengikuti secara online melalui saluran live streaming kanal youtube BKSDA Kalsel yang mencapai 530 viewer.

Lutung Dahi Putih (Presbytis frontata) atau yang biasa masyarakat lokal menyebut cukakah merupakan salah satu primata dilindungi yang persebarannya terbatas di hanya di Pulau Borneo, yaitu Wilayah Indonesia dan Malaysia.  Sebaran lutung dahi putih di Kalimantan Selatan berada di Kabupaten Kotabaru, Tapin, Tanah Bumbu, dan Balangan.

 

Ciri khas yang dimiliki satwa ini adalah warna putih pada dahi yang tidak berbulu, dan jambul yang berbentuk kerucut di kepala, serta bulu coklat keabu-abuan yang tumbuh di bagian belakang dan coklat kekuningan di bagian depan. Monyet langka endemik Borneo ini memiliki status dilindungi berdasarkan PP No.7 Tahun 1999 jo Pemen LHK No.106 Tahun 2018 tentang perubahan kedua atas Permen LHK No.P.20 Tahun 2018 tentang Daftar Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar yang Dilindungi Undang-undang. Secara global, satwa ini masuk dalam kategori vulnerable (terancam) menurut IUCN (Badan Konservasi Dunia). Sementara Konvensi Perdagangan Tumbuhan dan Satwa Liar (CITES) mengelompokkan lutung dahi putih dalam Appendiks II CITES.

Dr. Ir. Mahrus Aryadi, M.Sc. berharap bahwa dengan diselenggarakan perhelatan ilmiah ini diharapkan dapat turut menggelorakan kembali semangat para pakar, akademisi, swasta, LSM, maupun masyarakat luas untuk berpartisipasi dan kontribusi aktif dalam menyebarkan ilmu pengetahuan dan pesan konservasi yang telah didapatkan. (Ryn)

Sumber: Titik Sundari, S.Hut - PEH BKSDA Kalimantan Selatan


Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini