BBKSDA Papua Canangkan Dua Desa Binaan sebagai Destinasi Unggulan Wisata Minat Khusus di Jayapura

Jumat, 04 Agustus 2023 BBKSDA Papua

Jayapura, 4 Agustus 2023 – Pada beberapa waktu terakhir, perkembangan wisata di Kota dan Kabupaten Jayapura berlangsung cukup pesat. Banyak jenis wisata dapat menjadi pilihan destinasi bagi para pengunjung, mulai dari wisata alam, budaya, kuliner, sejarah, sampai wisata minat khusus. Jayapura dengan segala kekayaannya memang sanggup dan layak menjadi destinasi wisata, baik bagi turis domestik maupun manca negara.

Di tengah pertumbuhan wisata Jayapura itu, Desa Binaan Maribu Kwantemey Bonya dan Desa Binaan Dambu Kahbrai mencoba hadir dengan sajian wisata minat khusus anggrek Papua. Kedua desa binaan tersebut dibentuk oleh Balai Besar KSDA Papua pada tahun 2017 dan 2021. Keduanya berfokus pada kegiatan budidaya anggrek, terutama spesies di sekitar kawasan Cagar Alam Pegunungan Cyloop. 

Sampai tahun 2023, anggota dua desa binaan tersebut telah berhasil membudidayakan lebih dari 30 jenis anggrek di pekarangan rumah masing-masing. Anggrek merupakan tanaman hias yang memiliki keunikan tersendiri, terutama anggrek khas Papua yang hanya dapat ditemukan di wilayah Papua. Semua jenisnya memiliki tempat khusus di hati para pencinta anggrek. 

Pada Senin (31/7) Pemerintah Kabupaten Jayapura mengunjungi galeri anggrek milik Desa Binaan Maribu Kwantemey Bonya di Kampung Maribu dan Desa Binaan Dambu Kahbrai di Kampung Dosay. Kunjungan tersebut bertema ‘Wisata Pulang Kampung’ yang dihadiri oleh PJ Bupati Kabupaten Jayapura, Ketua DPRD Kabupaten Jayapura, Sekretaris Daerah Kabupaten Jayapura, serta seluruh Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Jayapura.

Triwarno Purnomo selaku PJ Bupati Jayapura menyampaikan bahwa kunjungan tersebut bertujuan untuk mendukung Kampung Maribu dan Kampung Dosay sebagai destinasi unggulan wisata Kabupaten Jayapura. Dengan demikian, kekayaan potensi anggrek di wilayah Lembah Moy, Kabupaten Jayapura, dapat dikenal secara lebih luas lagi.

Pada kesempatan tersebut, Triwarno juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat dan daerah, serta para pihak terkait lainnya yang telah mendukung upaya pemberdayaan masyarakat di Kampung Maribu dan Dosay. 

Sementara itu, pendamping Desa Binaan Dambu Kahbrai, Zsa Zsa Fairuztania, menyampaikan bahwa salah satu bentuk upaya pengelolaan kawasan konservasi adalah dengan memberikan perhatian kepada masyarakat di sekitar kawasan penyangga. Melalui program pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan konservasi, Balai Besar KSDA Papua telah membentuk desa binaan berjumlah 40 kelompok. Berbagai upaya pemberdayaan masyarakat telah dilakukan oleh para pendamping kelompok untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, kelembagaan, juga kepedulian mereka terhadap kawasan konservasi. 

“Kami mengharapkan pemerintah daerah dapat memberikan perhatian khusus kepada kelompok desa binaan yang telah kami bentuk, agar dapat berkembang dan lebih maju di masa mendatang. Lebih dari itu, kami juga mengupayakan secara maksimal agar Desa Binaan Maribu Kwantemey Bonya dan Dambu Kahbrai benar-benar menjadi destinasi unggulan wisata di Kabupaten Jayapura,” ujar Zsa Zsa.

Penyuluh Kehutanan pada BBKSDA Papua itu mengungkapkan, upaya-upaya tersebut telah dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, seperti pelatihan kultur jaringan, praktik aklimatisasi anggrek, terlibat dalam berbagai pameran anggrek, juga promosi anggrek melalui berbagai media.

Di sisi lain, Kepala BBKSDA Papua, A.G. Martana, terus memberikan dukungan terhadap berbagai program di desa binaan. “Kami bangga terhadap kinerja para generasi muda dalam berbagai upaya konservasi alam, termasuk peningkatan kapasitas pada kelompok-kelompok desa binaan. Kami memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada para pendamping kelompok desa binaan, juga terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan,” ungkap Martana.

Menurut Martana, apabila Desa Binaan Maribu Kwantemey Bonya dan Dambu Kahbrai terwujud menjadi destinasi unggulan wisata di Jayapura, tentu kesejahteraan masyarakatnya akan semakin meningkat. Dengan demikian, tekanan atau ketergantungan mereka terhadap kawasan cagar alam akan semakin berkurang, atau bahkan tidak ada sama sekali. Inilah bagian dari keberhasilan pengelelolaan kawasan konservasi melalui pemberdayaan masyarakat.(dd)

Sumber: BBKSDA Papua

Call Center BBKSDA Papua: 0823 9770 9728   



Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini