Observasi Tingkah Laku Monyet Ekor Panjang Di Lembah Loh Buaya

Jumat, 29 Juli 2022

Labuan Bajo, 21 Juni 2022. Mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana Kupang, telah selesai melakukan magang di Loh Buaya selama 20 Hari. Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu mengamati terkait tingkah laku serta morfologi komodo (Varanus komodoensis), nutrisi dari satwa mangsa yaitu rusa (Rusa timorensis), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), serta manajemen konservasi medis. Selama kegiatan magang berlangsung, mahasiswa atas nama Skolastika D. Yosenda, tertarik melakukan pengamatan mengenai tingkah laku monyet ekor panjang di lembah Loh Buaya.

Loh Buaya merupakan salah satu destinasi wisata yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Komodo. Terdapat beberapa fauna yang ada di Loh Buaya dan menjadi fokus mahasiswa untuk memahami lebih dalam mengenai monyet ekor panjang. Monyet ekor panjang merupakan salah satu fauna yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Loh Buaya. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara bersama jagawana (ranger) di Resort Loh Buaya, diketahui setidaknya terdapat empat koloni monyet ekor panjang. Monyet ekor panjang merupakan salah satu hewan primata non-human yang memiliki tingkat keberhasilan adaptasi yang tinggi, sehingga tersebar di berbagai tipe habitat. Monyet ekor panjang juga merupakan primata yang hidup secara berkelompok sehingga tidak terlepas dari interaksi sosial antar sesamanya. Interaksi sosial yang dilakukan monyet ekor panjang menimbulkan munculnya aktivitas yang berbeda antar individu dengan individu lainnya dalam satu populasi. Interaksi sosial tersebut diantaranya yaitu social affiliation, agonism, non-social activities.

Monyet ekor panjang memiliki aktivitas rutin harian seperti mengambil makanan, memasukan makanan ke dalam mulut, menyimpan makanan ke dalam kantung pipi, serta mengunyah dan menelan makanan. Perilaku makan pada monyet ekor panjang memiliki kebiasaan yang unik, dimana dalam memilih makanan, monyet ekor panjang memiliki kriteria tersendiri. Awalnya, monyet ekor panjang akan melakukan penciuman sebagai deteksi untuk memilih bahan pakan dengan kandungan nilai gizi tinggi, tidak membahayakan kesehatan, dan beraroma. Monyet ekor panjang akan memakan buah yang warnanya tidak terlalu mencolok dan memiliki rasa yang manis. Beberapa jenis buah tersebut rata rata adalah buah dengan warna kulit mencolok seperti merah, hijau, jingga, dan hijau kekuningan. Loh Buaya merupakan habitat dimana monyet ekor panjang menemukan berbagai jenis makanan seperti buah asam (Tamarindus indica) dan buah bidara (Ziziphus mauritiana) yang menjadi buah paling sering dikonsumsi monyet ekor panjang.

Monyet ekor panjang yang berada di labuan bajo memakan daun muda dengan melakukan pemilihan daun seperti daun asam, daun kesambi, daun mangrove (Sonneratia alba dan Lumnitzera racemosa) sebagai pakan yang dilihat dari kandungan nutrisinya. Biasanya, monyet akan memilih daun muda yang masih segar dan memiliki kadar toksin yang lebih sedikit dibandingkan dengan daun tua. Selain itu, daun muda mengandung protein yang lebih tinggi dan sedikit serat. Karakteristik daun yang dipilih merupakan daun muda yang berwarna hijau tanpa bulu halus, tidak memiliki getah, dan tidak berbau. Hal tersebut menyebabkan monyet ekor panjang lebih menyukai daun muda dibandingkan dengan daun tua. Pemilihan daun muda juga memiliki hubungan dengan kondisi lambung dari monyet ekor panjang yang dapat mencerna serat daun muda dengan baik.

Hal unik lainnya, mahasiswa juga menemukan monyet ekor panjang yang memakan kepiting bakau. Kepiting bukan merupakan makanan utama monyet ekor panjang, namun termasuk pakan penting bagi koloni primate tersebut. Menurut pandangan pribadi mahasiswa selama pengamatan di tingkat tapak, ketersediaan pakan bagi koloni monyet ekor panjang di Loh Buaya cukup melimpah. Pasalnya, koloni monyet memiliki rerata postur tubuh bagus dan sehat. Kedepannya, mahasiswa berharap agar kegiatan pendidikan dan penelitian tentang monyet ekor panjang dapat lebih mendapat perhatian para ranger Balai Taman Nasional Komodo dan akademi perguruan tinggi dalam negeri di Indonesia.

Sumber : Balai Taman Nasional Komodo

Penanggung Jawab Berita:

Kepala Balai Taman Nasional Komodo

Lukita Awang Nistyantara, S.Hut., M.Si. (+6285215959862)

 

Penulis Berita:

Mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana

Skolastika D. Yosenda

 

Penyunting Berita:

  1. 1. Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Pertama

Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S. (+6281310300678)

  1. 2. Mahasiswa Magang Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

Salma Noer Aulia (+6285155456100)

 

Informasi Lebih Lanjut:

Call Center Balai Taman Nasional Komodo

+6282145675612

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini