Tacca chantrieri Si Hitam Yang Terlupakan

Rabu, 14 Juni 2017

Musi Rawas (14/6/2017). Indonesia adalah Salah satu jantung keanekaragaman flora dan fauna dunia (world biodiversity hot-spot) yang menduduki peringkat teratas dengan jumlah kekayaan species tertinggi dunia. Sumatra adalah salah satu pulau di Indonesia yang memeliki keanekaragaman hayati yang sangat beragam baik flora dan Fauna. Membahas tentang keanekaragaman flora Sumatra, banyak dari kita sudah sangat mengenal Rafflesia arnoldii ataupun Bunga Bangkai Raksasa Amorphophallu titanum namun pada kesempatan ini saya akan membahas mengenai salah satu bunga Langka yaitu Bunga Kalelawar Hitam (Bat Flower) dengan nama latin Tacca chantrieri. Hanya ada dua species dari genus Tacca ini yang ada di dunia salah satunya Tacca chantrieri dan Tacca Integrifolia yang memiliki ukuran jauh lebih besar dibandingkan T.chantrieri yang memiliki bunga berwarna putih.

Tacca chantrieri atau Bunga Kalelawar hitam ini merupakan tanaman dari keluarga Dioscoreaceae yang merupakan tanaman asli Asia Tenggara mulai Thailand, Semenanjung Malaysia hingga Sumatra Indonesia. Tanaman ini memiliki dua brachtea yang menyerupai bunga dengan bentuk seperti sayap kalelawar dengan warna hitam disertai rambut rambut yang menjuntai pada pangkal bunganya. Sebenarnya tanaman ini memilki bungan yang memiliki ukuran kecil terdiri dari 8 – 10 kuntum bungan yang menggantung dibawah bractea. Taman ini akan mulai memproduksi bunga setelah minimal telah memiliki minimal dua lembar daun dan akan berbunga sebanyak delapan kali pada satu kali musim berbunga. merupakan tanaman yang menyukai tumbuh di habitat dengan jenis tanah subur, kelembapan tinggi dengan sedikit intensitas matahari. Bunga kalelawar ini dapat berkembangbiak dengan melalui biji tanaman maupun umbi rhizhoma. Di Sumatra selatan masih sering ditemukan tanaman ini tumbuh didalam maupun diluar kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. Foto diatas merupakan tanaman Tacca yang tumbuh diarea perkebunan tua masyarakat diwilayah Desa Karang Panggung Kecamatan Musi Rawas Sumatra Selatan dan saat ini tanaman tersebut sudah musnah karena habitatnya telah dibersihkan sebagai area baru perkebunan kopi. Hal ini merupakan kejadian yang tragis ketika keanekaragam hayati harus musnah sebelum mendapat perhatian dari kita sendiri.

Sebagian besar orang indonesia tidak pernah tahu, mendengar maupun menyadari bahwa bunga kalelawar tersebut tumbuh di Indonesia khususnya di Sumatra, keberadaanya sudah semakin langka akibat kerusakan habitat yang masive pada akhir dekade ini namun berbanding terbalik dengan yang dialami tanam ini di tempat aslinya, Tacca telah lama dibudidayakan diluar negeri sebagai tanaman hias koleksi kolektor tanaman tropis dunia dan ini merupakan aset berharga bagi Indonesia yang berpotensi mendatangkan devisa dan bisa menjadi komoditi unggulan tanaman hias tropis. Namun di negaranya sendiri tidak pernah ada perhatian dan sampai kapan kita akan acuh dengan harta yang berharga ini. Jangan sampai dari kelalaian kita, tanaman ini musnah dialamnya dan kita wajib melindungi serta menjaga keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna yang kita miliki sebagai aset berharga Negara.

Penulis: Pungky Nanda Pratama

Sumber: BKSDA Sumatera Selatan

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Belum terdapat komentar pada berita ini