Penyerahan Dua Satwa di Ujung Kota Surabaya

Senin, 28 April 2025 BBKSDA Jawa Timur

Surabaya, 23 April 2025. Surabaya belum sepenuhnya terjaga saat dua kisah liar menyeruak dari sudut kota yang padat, kisah tentang kebebasan yang terenggut, dan upaya manusia untuk menebusnya. Di tengah riuhnya kawasan permukiman padat, seekor Ular Sanca Kembang (Malayopython reticulatus) ditemukan bersembunyi di celah bangunan oleh warga.

Reptil berukuran besar ini kemudian dievakuasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya. Dengan panjang tubuh yang bisa mencapai lebih dari 6 meter, ular ini adalah salah satu ular terpanjang di dunia, dikenal karena kekuatan lilitannya yang mematikan. Meski tidak tergolong satwa yang dilindungi, sanca kembang memiliki peran penting sebagai pengendali populasi hewan pengerat di alam liar. Perjumpaan dengan manusia, yang makin sering terjadi akibat penyusutan habitat, kian mengaburkan batas antara dunia liar dan kota.

Sementara itu, di kawasan Jambangan, seekor Elang Tikus (Elanus caeruleus), burung pemangsa mungil namun lincah, ditemukan oleh seorang warga. Baskoro, menyadari bahwa satwa ini termasuk satwa liar yang dilindungi berdasarkanperaturan perundang-undangan di Indonesia. Burung ini memiliki ciri khas bulu putih keperakan, mata merah menyala, dan gaya terbang melayang yang anggun. Dikenal sebagai predator udara yang ulung, elang tikus memegang peranan vital dalam menjaga keseimbangan populasi tikus dan serangga di habitat terbuka seperti savana, lahan pertanian, dan padang rumput.

Burung itu memiliki gelang identitas di kakinya, tanda bahwa ia pernah berada dalam genggaman manusia. Melalui Call Center BBKSDA Jatim, laporan diteruskan ke Resort Konservasi Wilayah 07 Surabaya, Seksi KSDA Wilayah III Surabaya. Tim Matawali Segera meluncur dan mengevakuasi satwa yang kemungkinan telah kehilangan orientasi tersebut.

Kini, kedua satwa tersebut berada dalam perlindungan dan rehabilitasi di Kandang Transit Wildlife Rescue Unit (WRU) BBKSDA Jatim. Mereka sedang dalam proses observasi dan perawatan. Di tempat ini, luka yang terlihat dan yang tak kasat mata dirawat dengan hati-hati. Harapannya, suatu hari mereka bisa kembali ke alam, ke pangkuan hutan dan langit yang menanti mereka pulang. Dua satwa. Dua kisah. Satu harapan yang sama yaitu untuk kembali ke alam, ke tempat yang seharusnya mereka sebut rumah. (dna)


Sumber: Bidang KSDA Wilayah 2 Gresik – BBKSDA Jatim

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 4.9

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini