Selasa, 15 April 2025 BBKSDA Jawa Timur
Mojokerto, 12 April 2025. Kabut pagi masih menggantung rendah di lereng Claket, Pacet, saat langkah-langkah kecil para rimbawan muda mulai menapaki jejak ilmu di balik pepohonan. Di sinilah, pada Sabtu, 12 April 2025, sebanyak 16 siswa SMK Walisongo Pacet diuji kemampuannya dalam menaklukkan ilmu Teknik Inventarisasi dan Pemetaan Hutan. Sebuah kompetensi teknis yang menjadi nadi dari perencanaan dan perlindungan hutan Indonesia.
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur (BBKSDA Jatim) melalui Surat Perintah Tugas Kepala Balai, telah menugaskan Fajar Dwi Nur Aji selaku Pengendali Ekosistem Hutan dari Resort Konservasi Wilayah 09 Mojokerto. Sebagai asesor eksternal dalam pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian (UKK) di bidang Teknik Inventarisasi dan Pemetaan Hutan.
Kegiatan ini terbagi dalam dua bagian, pengambilan data lapangan di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Indreng Genitri - Claket, serta pengolahan data di Laboratorium Komputer SMK Kehutanan Walisongo. Para siswa diajak untuk tidak sekedar menggambar peta, tetapi menyusun ulang cara pandang tentang bagaimana hutan dinilai, dijaga, dan diwariskan.
Dari pengambilan titik menggunakan receiver GPS, penyusunan deskripsi lokasi, hingga cetak akhir berupa peta kerja, seluruh peserta menunjukkan kemampuan yang sangat memuaskan. Mereka tidak hanya diuji secara teknis, namun juga secara etis, karena menjaga hutan bukan semata keahlian, tapi juga panggilan jiwa.
Pada sesi penutupan, Erni Dwi Astutik, S.E., Kepala Sekolah SMK Walisongo Pacet menyampaikan harapan besar kepada BBKSDA Jatim untuk hadir lebih dekat dalam proses pendidikan melalui program guru tamu dan sinkronisasi kurikulum. Kolaborasi ini diyakini akan menjembatani jurang antara teori di kelas dan realitas di lapangan, sehingga siswa dapat lebih siap menghadapi tantangan kehutanan modern yang dinamis.
"Ini bukan sekadar ujian, tapi ladang penempaan. Kami sedang menyiapkan garda depan masa depan hutan Indonesia," ujar Fajar, di tengah suasana hangat para siswa yang masih memegang peta hasil kerja keras mereka dengan bangga.
Uji kompetensi ini bukan hanya menguji sejauh mana pemahaman siswa terhadap alat ukur dan data spasial, tetapi juga menanamkan kesadaran bahwa setiap garis di peta adalah garis kehidupan hutan. Dan bahwa masa depan hutan Indonesia mungkin saja sedang duduk di bangku-bangku SMK Walisongo Jurusan Kehutanan seperti di Pacet ini, menunggu untuk dibentuk, dibina, dan diberi kepercayaan. (ak)
Sumber: Balai Besar KSDA Jawa Timur Bidang KSDA Wilayah 2 Gresik
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 4