Jumat, 11 April 2025 BBKSDA Jawa Timur
Gresik, 9 April 2025. Di antara nisan tua dan lantai pabrik yang berdebu, dua makhluk asing dari rimba jauh terdampar. Seekor siamang jantan, primata bersuara nyaring dari hutan hujan Sumatera, ditemukan lemas di pemakaman Driyorejo. Tak jauh dari sana, seekor kakaktua koki, burung putih berjambul kuning dari KepulauanAru tergeletak di sudut pabrik.
Keduanya tak berasal dari Jawa Timur. Mereka bukan bagian dari hutan-hutan jati atau semak belukar pesisir utara Jawa Timur. Tapi justru itulah yang membuat kisah ini menyesakkan. Mereka hadir di tempat yang bukan rumahnya.
Menapaki hari pertama aktifitas pasca liburan nyepi dan Idulfitri 1446 H, pada Selasa (08/04/25) Tim Matawali Resort Konservasi Wilayah 09 Mojokerto menerima total 22 ekor satwa liar yang berhasil diselamatkan dalam sebulan terakhir. Sebagian besar ular—termasuk 16 ekor ular Sanca Kembang (Malayopython reticulatus), satu Sanca Bodo (Python bivittatus), dan seekor ular beludak (Trimeresurus insularis) serta sepasang monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) diselamatkan oleh Tim Pemadam Kebakaran Gresik dari pemukiman sekitar. Sisanya adalah primata dan burung langka hasil penyerahan warga secara sukarela.
Siamang itu ditemukan oleh Firman Bagus Cahya Putra. Hampir sepuluh bulan ia merawatnya di rumah, mencoba menyambung hidup si makhluk bergelantungan itu, hingga akhirnya melapor ke BBKSDA Jatim. Kakaktua koki datang dari cerita yang serupa, Dani Guntara menemukannya dalam kondisi lemah, tak mampu terbang, di area pabrik Wing Surya. Ia tahu burung itu bukan miliknya dan lebih dari itu, bukan milik siapa pun. Maka ia menyerahkannya untuk kembali ke alam.
Kini, semua satwa tersebut ditranslokasi ke Kandang Transit Unit MATAWALI BBKSDA Jatim. Di sana mereka akan ditangani, dinilai kondisinya, dan bila mungkin, dipulangkan ke habitat asalnya. Harapan terindah semua bisa kembali ke rumahnya, namun beberapa kisah, mereka tidak mampu karena terlalu lama terlepas dari dunia liarnya.
Kisah ini bukan hanya tentang penyelamatan. Ia adalah potret retakan yang menganga di antara ruang hidup manusia dan satwa. Di Gresik, sebuah kota industry yang terus bertumbuh, kehidupan liar menemukan cara untuk muncul, terkadang di tempat yang paling tak terduga. Dan ketika seekor siamang berseru di antara batu nisan, atau kakaktua koki menggeliat di bawah atap pabrik, alam sedang berbisik, kebebasannya telah rampas atau mungkin rumah mereka telah hilang, atau mungkin telah dicuri. (dna)
Sumber : Bidang KSDA Wilayah 2 Gresik
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 4.7